Kartu Ramalan (Chapter 41)

264 34 1
                                    

Mingyu menyodorkan buku miliknya pada Zaria, membiarkan gadis itu untuk melihatnya terlebih dahulu. Dari semua orang, hanya Zaria yang sedikitnya tau tentang tulisan aneh pada bukunya tersebut.

Saat ini keduanya sedang ada di perpustakaan, sengaja untuk mengisi waktu luang sambil mempersiapkan apa saja yang akan menjadi materi ujian.

"Aku tidak mengerti sebagian besar dari kalimat ini, tapi kurasa halaman ini memberitaukan tentang penyesalan."

Mingyu hanya bisa mendengus, ia tidak tau buku apa yang harus ia baca untuk mempelajari tulisan ini. Semua buku tentang bahasa mungkin sudah ia lihat semua.

Zaria masih terus berusaha untuk mengerti setiap arti, tetapi percuma, otaknya sudah tidak sampai. Gadis itu menutup buku tersebut dan kembali menyodorkannya kepada Mingyu.

Ia sedikit melihat wajah lelah pada lelaki tersebut, Mingyu tampak banyak sekali pikiran apalagi sekarang Tessa sedang bersama Seonho. Mungkin itu juga yang membuat mood Mingyu sedikit naik turun karena hanya Tessa yang mungkin bisa membuat moodnya menjadi lebih baik.

Mingyu mendengus sambil menyandarkan diri pada bangku, ia hanya bisa mengacak-acak rambutnya.

"Bahasa Indonesia dengan aksara kuno."

Keduanya menoleh pada seorang laki-laki yang muncul diantara rak-rak buku dengan sebuah buku tebal yang sedang ia baca. Bibirnya tersenyum tipis sedangkan alisnya terangkat naik turun, ia berjalan menghampiri keduanya lalu meletakkan buku itu di atas meja.

Mingyu dan Zaria menatap buku berwarna coklat tua dari bahan kulit yang diletakkan oleh lelaki dihadapan mereka.

Buku itu hanyalah sebuah buku sejarah Dimensi Sihir.

"Apa maksudmu, Samuel?" tanya Zaria, bingung.

Samuel mengayunkan tongkatnya, membuat halaman buku terbuka begitu saja, setelah itu ia melipat kedua tangannya persis seperti ketika Wonwoo mengawasi sambi menatap tajam pada para murid saat mengajar.

Mingyu dan Zaria melongok, melihat halaman itu terbuka pada gambar mirip seperti lukisan potret yang mirip seperti foto. Gambar itu dapat bergerak layaknya sebuah foto berformat gif.

"Zircon adalah orang Indonesia. Dia dikenal sebagai anggota 12 penyihir yang paling ramah dan paling pandai dalam membuat kode, menulis buku dan mempelajari banyak bahasa. Dia ambil andil dalam menciptakan sihir penerjemah bahasa yang menyelubungi seluruh Dimensi Sihir."

"Pada Anima siklus pertama, seluruh buku dibuat olehnya, barulah buku berikutnya dibuat oleh orang lain berdasarkan penemuan dan kajian baru."

Samuel mendekat sebanyak dua langkah, berdiri tepat di depan meja keduanya, lalu ia menunjuk sebuah kalimat yang bertuliskan 'Pandai dalam menggunakan tulisan aksara kuno dalam bahasa Indonesia'.

Ia membuka halaman berikutnya, barulah berbagai macam bentuk aksara yang mereka anggap aneh tampak jelas di kedua mata mereka.

Ia membuka halaman berikutnya, barulah berbagai macam bentuk aksara yang mereka anggap aneh tampak jelas di kedua mata mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[Book 2] Anima : Beyond Fantasy [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang