Delapan

485 39 16
                                    

Yurina POV

Suapan terakhir masuk kedalam mulutku. Haru menyeka sudut bibirku setelahnya. "Manja banget kamu, minta disuapin". "Biarin, selagi Karin enggak ada".

Aku dan Haru sedang berada di taman dekat sekolahnya Karin. Sebentar lagi dia pulang sekolah. Sebenarnya tadi aku sama Haru jalan-jalan sebentar, mengingat jaman pacaran dulu. Haru membuang kotak sisa takoyaki ke tong sampah. Lalu ia melirik jam tangannya. "Kayaknya Karin udah pulang deh, kamu jemput dulu sana". "Masa sih?" Aku ikut melihat jam tanganku. Ah, sudah jam empat sore.

"Aku jemput dia dulu ya" Haru mengangguk. Dia duduk lagi di bangku, keluarin buku kecil dari dalam tasnya buat dibaca.

Aku menyebrang jalan, sampai didepan gerbang sekolahnya Karin. Anak-anak banyak yang keluar, tapi mudah untuk menemukan Karin diantara kerumunan anak-anak ini.

"Yaaaaah!!! Ayaaaaah!!" Aku mendengar suara dari teras depan sekolah. Karin berdiri bersama guru kelasnya. Melambaikan tangan ke arahku. "Hai sayang" Aku setengah jongkok untuk memeluk tubuh kecil Karin.

"Yah yah.. tau enggak, tadi kan.. aku bikin gambal hanbagu yang celing di buat ibu. Telus, bu gulu bilang gambal aku bagus. Iya kan bu guluuuu"

"Ahahaha.. Karin-chan belakangan hari suka gambar makanan. Mungkin besarnya mau jadi koki ya" Karin tersenyum lalu pamit ke gurunya.

Selagi jalan kembali ke taman, Karin mutar badan terus melambaikan tangan ke gurunya, "Sensei cayonalaa". Dan dibalas lambaian tangan sama gurunya. Aku membungkuk untuk megucapkan terima kasih.

"Ayo sayang, nanti ibu lama menunggu"

"Nanti sampai dilumah, aku mau minta cama ibu buat bikin hanbagu lagi"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nanti sampai dilumah, aku mau minta cama ibu buat bikin hanbagu lagi"

"Suka banget ya sama hanbagu bikinan ibu?"

"Iyaaa!! Kalau bica ibu bikinnya cebanyak iiiiiini" Karin membuat lingkaran besar dengan kedua tangannya. "Kita mau menyebrang sayang, sini ayah gendong". Karin mengadahkan kedua tangannya dan aku menggendongnya. Aku menyebrang, kembali ke taman. Di bangku taman, Haru tertidur sambil duduk, tangannya masih memegang buku kecil yang tadi ia baca.

"Ibu tidur tuh, tolong bangunin ya"

Aku menurunkan Karin dan Karin berlari ke bangku taman. Dengan lincahnya, ia memanjati bangku taman dan duduk di pangkuan Haru, berhadapan. Karin mencubit dan menarik kedua pipi Haru, "Jaaaangan tidul dicini buuuu. Nanti macuk angiiiiin". "Aduh aduh aduh" Karin melepas cubitannya lalu memeluk leher Haru. "Eh, udah pulang ya. Maaf, ibu mengantuk". "Yaudah, kita langsung pulang aja"

Aku menarik tubuh Karin lagi, kasihan kalau Haru yang gendong. Kayaknya dia ngantuk banget. Aku meletakkan Karin di belakang kepalaku. Dulu, aku suka menggendong Techi seperti ini. Tapi sekarang udah enggak bisa. Hahaha..

Saat perjalanan pulang, aku berpapasan dengan Mona dan Katsuta, pulang sekolah juga. Baru kali ini aku lihat seragam Mona kusut banget, baju keluar, dasinya agak longgar. Biasanya rapi meski pakai cardigan.

Our Story (2) [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang