Empat Puluh Satu

355 30 13
                                    

Pertemuan kedua Mona dengan Mugi alias Tsumugi setelah kejadian di toko bunga Yui yang lalu. Tsumugi kayaknya enggak mau bahas soal itu. Makanya Mona enggak mau mengarahkan pembicaraan kesana. Takut kalau Tsumugi badmood dan ninggalin dia jalan sendiri ke sekolah.

"Eh ya, nanti pulang sekolah. Ikut aku ya. Kita temuin seseorang. Biar kakak enggak kepikiran terus kenapa kemarin aku manggil pemilik toko bunga itu papa"

Mona berasa pikirannya dibaca sama Tsumugi. Karena ini ajakan langsung dari Tsumugi, yaudah Mona langsung ngangguk.

Di sekolah, Mona kepikiran sama hal itu terus. 'papa' jelas banget loh itu Tsumugi manggil Risa kayak gitu. Enggak mungkin salah dengar. Waktu di kantin juga gitu. Dikira teman-temannya Mona enggak nafsu makan, karena makanan yang dia beli cuma buat dia mainin.

Nao sampai kesal lihatnya, karena mainin makanan itu engga baik. Tukang buat kue marah coy.

Piring makanan Mona ditarik sama Nao "Heh!! Lu kalau enggak mau makan, seharusnya tadi enggak usah beli. Makanan jangan dimain-mainin"

"Tau nih Mona. Mending buat gue aja Mon" Manamo nambahin. Padahal dia itu lagi makan bekalnya, tapi masih lapar. Emang deh vampire, kalau makan makanan manusia itu enggak bikin kenyang.

"Gue balik ke kelas aja ya. Gue duluan" Mona udah berdiri, jalan ninggalin teman-temannya yang heran sama perubahan sikap Mona.

"Dia kenapa?" Tanya Nao

"Enggak tau. PMS mungkin" Manamo lanjut makan.

Miku muncul, mukanya kusut banget. Bukan karena olimpiade sih, tapi karena tadi papasan sama Mona dia nyapa dicuekin.

"Mona kenapa ih. Gue nyapa baik-baik, dicuekin"

"Enggak kamu aja say yang bingung. Kita juga. Tuh lihat, tadi dia beli makanan tapi cuma dimain-mainin"

"Apaan sih. Aku makan ya. Enggak apa-apa kan ini"

"Ih. Jorok banget sih. Udah diaduk-aduk gitu masih mau dimakan" Manamo nepuk bahunya Miku yang hampir nyendokin makanan itu ke mulutnya.

"Sayang kaak. Enggak lihat tuh, mereka nangis. Tuh lihat tuh. Nangis kan. Kasihan.."

Manamo agak menjarak, dan buang muka. Sekarang giliran Nao yang ngelamun. Kepikiran Mona.

***

Di depan gerbang sekolah, Tsumugi nungguin Mona seperti biasa. Yang ditungguin muncul. Pasang wajah seceria mungkin walau di hati masih penuh sama tanda tanya.

"Langsung temui orangnya, atau kita jalan dulu bentar? Hari ini lagi libur kerja"

"Ng... terserah sih. Kan kamu yang bawa"

"Oke kak"

"Berapa kali sih mau dibilangin, jangan panggil kakak"

"Disekolah harus gitu. Karena kakak kan kakak kelas aku"

"Kalau diluar sekolah, aku siapanya kamu..."

Pertanyaan jebakan yang sempat bikin Tsumugi mikir sejenak. Dikerjain boleh kali Mona-nya.

"Teman. Terus apa lagi?" Jawab Tsumugi cepat.

Wajah Mona langsung datar gitu aja setelah dengar jawaban dari Tsumugi. "Eh kita temui sekarang aja deh. Dia enggak bisa lama" Tsumugi balik badan sambil nahan ketawa karena udah sukses ngerjain Mona.

...

...

...

...

Our Story (2) [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang