21+
Manaka POV
Tubuhnya bergerak karena pinggulnya sibuk tidak karuan. Sesekali mulutnya terbuka, entah itu mengeluarkan desahan atau hanya sekedar nafas yang tertahan karena kenikmatan yag dia dapat dari tubuhku.
Kepalanya mengadah, matanya tertutup erat, tubuhnya menegang hingga dua benda kenyal itu menonjol sempurna dan membuat tanganku reflek menyentuhnya.
Dia mengerang, menyambut tanganku yang sudah menampung dua benda itu dan ikut melakukan gerakan yang sama dengan tanganku lakukan diatas benda miliknnya.
Pinggulnya tetap bergerak, meski tubuhnya sudah bersandar sepenuhnya ke kedua tanganku hingga benda kenyal ini seolah balik menekan tanganku. Kedua tangannya membelai wajahku, membuat garis-garis abstrak dengan jari jemarinya yang panjang. Ia menarik kepalaku, dengan senyum yang sedikit tersungging di sudut bibirnya ia mengecup berkali-kali bibirku. Hanya mengecup, sepertinya ia tidak berniat untuk melakukan lumatan seperti biasanya.
Tanganku tidak lagi 'bermain' di bagian buah dadanya, aku sudah memeluk tubuhnya yang sekarang seakan sudah menyatu dengan tubuhku.
Ia menatapku, nafasnya tersengal, tidak ada lagi senyum di bibirnya.
"Manaka..."
*Plak!!
Tanganku melayang memberikan tamparan keras di pipinya."Hayooo.. lupa yaaa..."
Dengan sedikit meringis, Rika menggeleng. "M-Maaf kan saya..."
Rika kembali menegakkan tubuhnya, geraknya semakin cepat. Kepalanya tertunduk, ia mengarahkan sedikit rambutnya yang menutupi wajahnnya ke belakang telinga kanannya. Kedua tangannya mengepal sempurna diatas perutku. Sesekali ia mengehela nafas kasar dan seperti terisak.
"hnng... a-aaahhhh... haaaaahhhh... nngghhh......" racaunya tidak karuan. Aku mengambil alih kerja kerasnya, karena memang dari tadi aku yang menyuruhnya memuaskan dirinya sendiri diatas tubuhku.
Aku merebahkan tubuh Rika, aku mengecup perutnya, terus hingga ke paha kanannya. Rika mengerang. Sekarang aku memposisikan kepalaku diatara kedua pahanya, aku melihat wajah Rika, ia meletakkan kepalan tangan kanannya di dekat mulutnya, tidak sampai di gigit sih. Sedangkan tangan kirinya meremas sprei kasur yang sudah berantakan sedari tadi. Rika menggeleng saat aku semakin mendekati barang pribadinya yang sudah sangat... sangat basah ini.
Tapi terlambat, aku menginginkannya. Aku meniupnya perlahan, tubuh Rika sedikit terangkat. Kemudian aku mengecupnya.... dan....... aku melumatnya seperti aku melumat bibir Rika.
Tubuh Rika bergerak semakin tidak terkendali, tapi tidak menyulitkanku untuk menikmatinya. Tangan kananku mengenggam tangan kiri Rika, genggaman tangan Rika semakin kuat, bahkan rasanya kukunya yang lumayan panjang itu berusaha menembus kulit tanganku.
Aku menjilati bagian bawahnya dari bawah keatas untuk mengakhiri pertempuranku disana sampai akhirnya aku menggesekkan milikku ke milik Rika.
Sekarang giliranku nafasku yang tersengal, sungguh... tubuh Rika begitu nikmat. Entahlah bagaimana cara membandingkannya, tapi mungkin.. tidak bisa.
Mulut Rika begitu lancar mengeluarkan desahan yang membuatku mabuk dengan sendirinya, candu. Aku ingin terus mendengarnya. Aku tidak ingin kehilangan dia lagi, tidak lagi. Cukup waktu itu saja.
"R-Rika... hahhh... Rika.... bi-bicaralah......" Aku melepas Rika dari deritanya. Hanya karena ingin terus mendengar desahannya, aku sengaja melarangnya mengucapkan kata-kata selain dari desahan.
Rika merentangkan kedua tangannya, ia menyambut tubuhku dalam pelukkannya. Ia menyeka peluh yang memenuhi wajahku, sama seperti wajahnya. Dengan lidahnya, ia menjilati bibirku yang sedikit terbuka, membuat garis panjang sampai ke leher. Dia berhenti disana, melumat dan menggigit kulit leherku seolah ingin mencabiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story (2) [Complete]
Fanfiction[ GxG Content Available ] [Adult Content] Season 2 ff "Should I, LOVE You?" Daily life kehidupan keluarga Manaka-Rika setelah menikah dan memiliki dua orang anak, Mona dan Katsuta. Suka dan duka keluarga mereka serta konflik yang terjadi dengan lin...