(+ Katsuta & Ryu sketch)
Author POV
Mona nenteng plastik besar yang isinya 'mood maker'nya. Ya taulah, isinya cemilan semua. Berbagai rasa, berbagai jenis, dan berbagai ukuran. Beda sama Katsuta yang nenteng plastik kecil, isinya koyo, balsem, sama plaster luka. Buat persediaan besok final turnamen basket.
Kenapa ada plaster luka? Jaga-jaga aja. Soalnya anak cowok kalau main suka kasar. Apalagi ini final, pasti mati-matian. Itu badannya Katsuta kalau enggak pakai obat dari Koike, udah banyak bekas cakar sama memarnya.
Tapi karena efek obatnya Koike itu udah yang paling oke, makanya badannya masih mulus aja. Enggak kalah mulus sama Mona.
Mona masukin stok 'mood maker'nya kedalam lemari makanan yang khusus buat nyimpan semua cemilannya, bahkan sampai dikasih label 'MONA'S PRIVATE' terus dibawahnya ada tulisan kecil "ambil satu = potong satu jari", dikunciin juga biar enggak ada yang ambil. Manaka sih biasanya yang suka ngambil tanpa izin, kadang Rika juga. Kalau Katsuta jangan ditanya, lihat labelnya aja udah ciut dia buat ngambil walau kadang Mona suka lupa ngunci lemarinya.
Makan malam......
Keempatnya lagi makan, anteng banget, kadang yang kedengaran suara sendok yang beradu sama piring, atau gelas yang baru aja dipakai minum terus di taruh keatas meja.
Selesai makan......
Lagi pada duduk dan tetap enggak ada yang mulai pembicaraan. Kayak lagi pada musuhan. Manaka sama Rika lirik-lirikan, rencananya malam ini mereka mau kasih tau kalau anggota keluarga bakal nambah, tapi Rika takut buat ngomong duluan. Apalagi Mona pernah bilang ke Manaka kalau Katsuta enggak mau punya adek lagi.
"Eh, coba lihat sini" Rika akhirnya memecah keheningan dengan menarik wajahnya Mona yang duduk disebelahnya.
Rika menatap wajah Mona lekat-lekat, "Udah mulai hilang bekas jahitannya. Kamu pakai terus obatnya?" Alasan aja biar ada topik pembicaraan.
"Iya. Padahal kalau dibiarin keren juga yang di dahi, tapi ya gitu. Masa anak cewek ada codetnya. Entar enggak ada yang mau sama aku"
"Kamu gimana-gimana juga cantik sayang..." Rika mindahin rambut Mona ke belakang telinga kirinya.
"Mau tanya dong" Manaka coba nimbrung
"Apa pa?" Katsuta yang jawab.
"Apa pi?" Mona yang jawab."Seandainya ya. Kan dirumah ini udah ada empat anggota keluarga nih. Kamu (nunjuk Mona), Kamu (nunjuk Katsuta), Mama (nunjuk Rika), sama vampir (nunjuk diri sendiri). Gimana kalau tiba-tiba, nambah lagi?"
Katsuta sama Mona saling pandang. Sempat bingung sama maksud perkataan Manaka, dan mereka enggak kepikiran kalau maksud omongan Manaka itu buat nyinggung kalau mereka berdua bakal punya adek lagi.
"Nenek mau kesini pa?" Jawaban Katsuta.
"Bukan..."
"Oma? Atau tante Reika?" Jawaban Mona.
"Hmph. Bukan sayang..." Entah apa alasannya Rika malah ngerasa lucu sama jawabannya Mona.
"Aduh, gimana ya.. pippi takut buat bilangnya ke kalian. Walau, yaah... kalian udah beberapa kali keganggu sama suara kami"
"Suara?" Tanya Katsuta sama Mona barengan. Dan lagi, mereka butuh waktu buat mencerna kata-kata Manaka yang dari tadi sebenarnya udah kena sasaran, cuman dua anaknya ini masih belum paham.
Saking konsentrasinya mikir, suara detak jam yang ada di dapur sampai kedengaran.
'Ya tuhan. Ini aku yang terlalu susah bikin kode atau emang mereka berdua yang......... kepintarannya standar?' Manaka membatin, lihatin raut muka kedua anaknya yang lagi mikir keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story (2) [Complete]
Fanfiction[ GxG Content Available ] [Adult Content] Season 2 ff "Should I, LOVE You?" Daily life kehidupan keluarga Manaka-Rika setelah menikah dan memiliki dua orang anak, Mona dan Katsuta. Suka dan duka keluarga mereka serta konflik yang terjadi dengan lin...