Empat Puluh Delapan

382 32 13
                                    

Risa masih berdiam diri, masih di rumah Rika. Dia lagi pulihin luka di kepalanya. Kebetulan ada Tsumugi, jadi Tsumugi yang obati pakai salep khusus. Mona mana mau berurusan sama Risa, dibilang juga dia itu fotocopy-nya Manaka.

Manaka duduk di sebelah Rika yang meluk tangannya. Masih sesegukan karena baru beneran selesai nangis. Manaka enggak lihat ke arah Rika sama sekali. Enggak ke satu pun yang ada di rumah ini, Manaka cuma fokus lihatin dinding sambil coba stabilin emosinya.

Kejadian sebenarnya itu begini....

Flashback

"Waah.. selesai juga. Capek niih.." Rika merenggangkan badannya.

Risa ngadah, menghadap ke langit yang udah berubah "Selesainya sore juga ya. Yui pasti marah nih"

"Ah iya! Maaf Risa.."

"Enggak masalah. Saya bisa jelaskan ke Yui nanti"

"Yaudah. Cuci tangan di dapur aja. Sini aku antarin"

Risa ikutin Rika masuk ke dalam rumah. Rika kunci pintu belakang, dan waktu dia mutar balek, dia lihat Risa yang jaraknya dekat banget sama dia. Hampir tabrakan mereka berdua.

"ng.. R-Risa... g-geser sedikit"

Mana mau nurut dia, momennya pas banget nih... buat....

*Cup
Bibir Risa lembut menyentuh dahi Rika. Perlahan bibirnya terus turun, menambahkan kecupan di wajah Rika yang membuat Rika tiba-tiba menggeliat.

"Ri-Risa.. j-jangan.."

Dengan tenaga segitu, Rika enggak berdaya nolak tubuh Risa yang seakan udah ngunci dia. Risa makin lanjutin hasrat terpendamnya. Antara nafsu sama kangen udah enggak bisa dibedain. Rasa sukanya ke Rika itu masih ada, walau enggak sebesar dulu. Keinginan dia buat bikin Rika balik ke pelukannya lagi itu masih ada, tapi.........

Tangan Risa udah di belakang telinga Rika, pelan jarinya menyentuh dan mengusap bagian itu sampai Rika benar-benar keenakan. Risa masih hafal semua itu.

"SIALAAAAN!!!!" Teriak Manaka saat dirinya melihat Risa nyaris mencumbui pasangan hidupnya.

"M-Manaka... a-aku bisa jelaskan..." Ucap Risa terbata-bata.

Manaka langsung memukul wajah Risa. Menariknya dan menyeretnya ke ruang tamu. Manaka mengambil vas besar dan berniat melemparnya ke arah Risa dan di saat itu Katsuta mencegah dan memegang tangan Manaka.

Flashback end

Manaka masih belum bisa mencerna permintaan maaf dan berbagai alasan yang ia dengar, sampai akhirnya ia beranjak dan masuk ke kamar. Meninggalkan Rika yang kembali mulai menangis.

"maaa..." Mona ngelus bahu Rika.

Risa merasa bersalah. Kalau dia enggak ikutin kata hatinya, kejadiannya enggak akan kayak gini. Risa enggak berani lihat wajah Rika. Bagaimana kalau Manaka tetap marah dan meninggalkan Rika. Jika Risa jahat, mungkin dia akan bahagia dan menggunakan kesempatan itu untuk merebut hati Rika lagi. Tapi dia enggak seberengsek itu. Mau dikemanakan Yui dan Ryu?

"Aku.. ng... s-saya pulang dulu. Maafkan saya Rika-sama"

"YA. Sebaiknya kau pulang saja!" Bentak Mona.

"Kaaak..."

"K-Kalau begitu. Aku juga pulang deh. Sekalian mau siap-siap buat kerja" Tsumugi ikutan pulang.

"Eeeh? Jangaaan.." Nada bicara Mona langsung berubah manja.

"Aku harus kerja Mona. Jangan lupa istirahat kalau panasnya belum turun" Tsumugi mendekati Mona. Mengelus kepala Mona sebagai ucapan perpisahan sebelum dia pulang.

Our Story (2) [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang