Empat Puluh Enam

378 33 4
                                    

Yuuka pagi-pagi udah meringis. Padahal ini bukan kehamilan pertamanya, tapi dia ngeluh terus dari tadi. Akane dibuat pusing karena Yuuka sebelumnya enggak pernah kayak gini.

Jalan mesti papah, tiap melangkah selalu meringis, terus pegang pinggangnya. Usia kandungan juga baru masuk 3 bulan, belum besar-besar banget.

Si kembar udah bisa menerima kehamilan Yuuka, walau awalnya mereka kaget karena dikasih tau waktu kandungan Yuuka masuk 2 bulan. Keduanya sempat ngambek, Techi yang paling lama, soalnya paling keras hati kayak Akane. Neru sebentar doang. Enggak sampai 2 jam, dia udah manja-manjaan ke Yuuka. Emang dasar anak mama.

"Gimana? Kuat jalan ke kamar mandi?"

Yuuka mengangguk pelan. Dicobanya lagi melangkahkan kaki dengan suara ringisan yang terus saja ada disetiap gerakannya.

"Habis ini, kita ke dokter ya" Paksa Akane. Dia enggak mau kalau Yuuka sama bayi-nya kenapa-kenapa. Khawatir, JELAS!

"J-Jangan.. saya tidak apa-apa.. sakitnya masih bisa ditahan.... ADUH!" Barusan Yuuka merasakan seperti adanya tusukan dari dalam perutnya. Perih.. sakit...

"Tapi Yuuka. Dibiarin terus, sakitnya enggak hilang. Atau aku panggil Mii-chan saja?"

Yuuka enggak menjawab kali ini. Menahan sakit sudah merebut semua konsentrasinya.

Balik dari kamar mandi, Yuuka dibaringkan di atas kasur. Sekarang sakit itu menjalar ke seluruh perutnya. Akane sudah meminta Mii-chan untuk datang, meski butuh waktu karena Mii-chan sudah masuk kerja.

Melihat Yuuka yang terus kesakitan, Akane menggenggam tangannya dan mulai menitikkan airmata. Perasaan takut memenuhi hatinya. Nafas Yuuka yang mulai tersengal membuatnya semakin banyak mengeluarkan airmata. Akane melemah.

Yuuka mendengar isak tangis pelan Akane, "A-Akanen-sama... kenapaa???"

Berpura-pura kuat, Akane menghapus airmatanya. "Enggak. Enggak kenapa-kenapa. Kamu bikin aku takut Yuuka"

"Kan udah dibilang. S-Saya tidak apa-apa"

"Permisi... Akaneeeen..."

Suara Mii-chan terdengar dari luar. Akane menghapus sisa jejak airmatanya, dan segera bangkit menjemput Mii-chan yang masih diluar. Bagi Akane, berat meninggalkan Yuuka walau sebentar.

Selagi Akane menjemput Mii-chan, Yuuka menghela nafas kasar. Sakit yang teramat sangat yang terus dia tahan dari tadi. Raut wajahnya tidak seperti sebelumnya, ia sengaja menahan agar Akane tidak telalu khawatir.

Akane kembali bersama Mii-chan. Wajah Yuuka dipenuhi peluh, Akane menyeka-nya.

"Yuuka-chan. Apa yang kamu rasakan?"

"S-Sakit. Minami-sama. Semuanya..."

"Boleh aku periksa?"

Mii-chan meraba seluruh bagian tubuh Yuuka. Sampai pada titik terakhir, perut. Mii-chan sedikit mengangkat tangannya. Mulutnya bergerak, tapi enggak mengeluarkan suara.

"Mii-chan.... Bagaimana??"

"Ah.. ng... begini.. Akanen.... ng........ Yuuka..... dia....."

"Kenapa..."

"Rasa sakit yang dirasakan Yuuka itu, karena pergerakan bayinya"

Akane mengerutkan dahinya. "Pergerakan? Umurnya baru juga 3 bulan"

Mii-chan menggeleng. "3 bulan kalau berdasarkan usia kandungan manusia. Yuuka saat ini.... ng...... bayinya......."

"B-Bayimu yang sekarang ini, bukan seperti Techi dan Neru, Akanen"

Our Story (2) [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang