Dua Puluh Dua

395 35 7
                                    

Author POV

"Futari saison... futari saison... haru natsu de... koi wo sitte..." Miku gerak-gerakin tangannya Nao yang dia peluk dari belakang. Ngikutin koreo lagu dari idol grup kesukaannya.

"Duuh.. lagunya itu terus, enggak ada yang lain?"

"Tapi aku suka ay"

"Eh, kita enggak usah ngumpul ya hari ini. Pulang sekolah langsung kerja gue, eh aku"

"Loh, temannya kak Miho itu? Enggak bisa ganti shift apa?"

"Dia mau ngumpul sama gengnya. Dia kan enggak mau temen-temennya tau kalau dia baito"

"Ih, apaan. Santai aja lah" Miku mendadak emosi.

"Tau ah. Gengsi kayaknya"

"Oy~"

Mona teriak dari beranda seberang. Iya, dia nyapa teman-temannya yang lagi nongkrong di beranda sebelah. Tempat biasa. Kebetulan cuaca cerah, tanda-tanda hujan juga enggak ada. Makanya mereka berani nyebrang ke beranda sebelah.

Mona baru aja nyebrang sambil bawa kantong plastik, isinya roti sama susu. Kantin lagi rame, jadi dia cuma bisa beliin ini buat teman-temannya.

"Roti lagi?" Keluh Nao.

"Kantin rame tolol. Untung juga dibeliin"

"Iya deh iya...."

***

Sepulang sekolah, Mona nungguin Katsuta di samping pintu gerbang sekolah adeknya. Biar cepat ketemu.

"Eh, kak Mona"

Suara dari gadis cantik berkulit putih dengan potongan rambut hitam sebahu membuyarkan konsentrasi Mona.

"Hai.."

"Nungguin Katsuta ya kak?"

"Iya nih. Hehe.. pulang sendirian dek?"

"Iya. Soalnya Techi ke ruang guru dulu. Kan kemarin habis turnamen. Jadi nyerahin piala sama piagam gitu. Enggak ngerti juga Neru"

"Hooo..."

"Neru duluan ya kak"

"Iya. Hati-hati"

Neru ngangguk sambil senyum-senyum yang bikin matanya jadi tinggal segaris. Sekarang Mona sendirian lagi dan masih nungguin adeknya.

Capek lihatin murid-murid SMP yang dari tadi jalan keluar tapi Mona enggak nemuin adeknya, akhirnya Mona buka grup chat. Ngespam biar ada yang respon. Dia kirim macam-macam, chat dari pakai bahasa halus sampai kasar, cacian, screenshoot, sampai foto bugil teman satu geng-nya ini. Belum ada yang balas tapi Mona udah ngekeh duluan. Serasa puas dia ngespam semua itu.

"Wey..."

Mona merasa kepanggil, padahal belum tentu itu panggilan buat dia, tapi entah gimana dia pengen aja lihat siapa yang melakukan panggilan tersebut.

"Techi?"

Techi jalan kearah Mona. Wajahnya datar aja, kayak orang yang udah nyimpan dendam bertahun-tahun. Mereka udah saling hadap-hadapan, Techi lihatin wajahnya Mona, agak mengadah karena Mona lebih tinggi darinya.

"K-Kenapa?" Mona udah khawatir, takut dipukuli lagi. Apalagi karena kejadian Ryu kemarin di rumahnya.

Techi rentangin tangan kanannya ke Mona, "Gue mau nagih janji lu kak.."

"J-Janji?"

"Iya. Lu udah janji mau beliin gue game baru kan? Lupa??"

Sekilas Mona ingat sama janjinya itu. Janji yang enggak sengaja dibuat sebagai alasan biar Techi mau temani dia antrian di toko roti.

Our Story (2) [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang