Our Story (2) [Complete]

Enam Belas

Author POV

❤
Disukai oleh Manamoemoe, _sakanaO, MikuKane dan 567 lainnya

MikuKane "IKAN" Kesayangan 😚

Lihat semua 143 komentar

Mona lagi lihatin postingan ig-nya Miku. Dia senyum-senyum sendiri karena akhirnya Miku beneran jadian sama Nao. Dia baca satu-satu kolom komentar yang didominasi sama Manamo yang palakin Miku sama Nao minta pajak jadian. Itu komentar yang jumlahnya seratusan lebih, isinya hampir komen dari Manamo semua. Cuma beberapa komen dari orang lain, ngucapin selamat sama doain langgeng. Udah kayak habis nikahan.

*Drrrrrrrrrrt
Ponsel Mona getar panjang. Telpon dari Miho

*pip

"Halo?"

"Mon, kamu dirumah?"

"Dirumah kok kak. Kenapa?"

"Kakak dikit lagi nyampe rumah nih"

"Oh oke"

Sambungan telpon terputus. Mona langsung bangkit dari tempat tidurnya. Turun ke bawah mau nungguin Miho yang katanya bentar lagi nyampe.

"AAAAAANGH... AAAHH.... AAAHHHH.... NNNGHH... hmmhhhh..."

"rikahh.. rikaahh hmhhhh.."

"m-mona... hmhhhh... t-terushh hmmhhhh.... monaa...."

Mona yang kebetulan lewat depan kamar orang tuanya langsung bergidik ngeri. Baru kali ini dia dengar Rika teriak sekuat itu. Nama dia juga disebut padahal Rika lagi sama Manaka. Pengen rasanya dia ganti nama. Ngerasa aneh dia waktu namanya di desahin mamanya sendiri.

Mona jalan cepat-cepat buat lewati area 'berbahaya' di rumahnya, berasa masuk wahana rumah hantu, ambil ponsel dari kantong belakang celananya terus ngirim chat ke Katsuta yang lagi enggak dirumah, lagi ikut turnamen basket soalnya.

'Siap-siap menyambut adek baru' begitu isi chatnya. Masalah dibalasnya kapan Mona enggak pikirin itu. Dia masih kaget sama suara teriakan mamanya.

Malah dia sampai mikir, orang tuanya begituan ngapain aja. Perasaan waktu dia sama Miku enggak sampai sekuat itu dia teriak walau Miku pintar banget bikin dia 'enak'.

*Ting Tong

"Iya.."

Mona langsung bukain pintu. Ada Miho sama Hiyori.

"Hai.. gimana keadaan kamu?"

"Udah membaik kok kak"

"Hai kak.."

"Hai Hiyori. Makin tinggi aja perasaan"

"Ngikutin papa dia tu. Kasihan mama, kalau mau ngomong lehernya pegal, ngadah terus"