Enam Puluh Satu

310 26 5
                                    

Neru baru keluar dari kamar orang tuanya. Habis tidurin adek kecilnya. Yuuka sama Akane lagi keluar, katanya sih makan malam romantis gitu. Sempat-sempatnya ya..

"Adek udah tidur?" Tanya Techi yang ngeliat Neru baru masuk ke kamar.

"Udah. Haaah... mama sama papa lama banget"

"Pfft! Capek yaa, jagain adek keciiil.."

"Enggak juga sih. Dia-nya lucu, makanya enggak jadi kesal"

"Terserah deh"

Neru yang tadinya baringan di dekat Techi, langsung duduk karena pengen ikut main ps juga.

"Neru mau main jugaaa"

"Bentar. Aku selesain yang satu ini dulu"

Neru enggak salah dengar kan? Barusan Techi bilang 'aku' ke dirinya. Sejak hubungannya makin serius sama Ryu, 'tabiat buruk'nya Techi seolah perlahan luntur. Ryu beneran ngubah Techi pelan-pelan. Ibarat pepatah ya, batu karang yang keras aja bisa hancur kena air laut.

"ng... kak.."

"Apa..."

"Ryu waktu ciuman, pakai apa sih? Kok kakak berubah gini.."

"Lu enggak suka kalau gue berubah?!"

"Yaah.. balik lagi"

...

...

...

...

...

...

"AAAH!! BANGSAT!! Kalah kan..." Techi kesal. Udah 5x dia main game fighting sama Neru, tapi enggak pernah menang dari tadi.

"Yeeey.. Neru menaaang. Kakak harus dihukum.." Neru nunjuk wajahnya Techi.

"Ha?!" Techi langsung lihat ke arah Neru "Apaan. Tadi enggak ada perjanjian kayak gitu!!"

Neru meletakkan tangannya di bahu Techi. "Tatap mataku" katanya. Tatapan mereka mulai menyatu, hati Techi bergemuruh seketika.

Tatapan Neru beralih kebibir Techi, dia mulai memajukan wajahnya. Tangannya yang tadi dipundak Techi kini beralih ke rahang, Techi menelan ludah. Neru mulai menutup matanya sekarang.

Bibir mereka akhirnya bertemu. Perlahan Techi pun menutup rapat matanya. Techi bingung, enggak tau harus melakukan apalagi setelahnya. Neru melepaskan ciuman singkatnya "Santai aja kaaak, jangan tegang gitu.. Neru enggak bakal membunuh kok" katanya.

Techi mengangguk seperti orang bodoh. Menuruti perintah Neru yang sebenarnya udah salah kalau mereka lanjutin.

"Coba anggap Neru ini Ryu.. "

Lagi-lagi Techi menuruti kemauannya. Astaga sekuat ini kah sihir dari kelainan sister complex? hingga Techi enggak bisa menolaknya?

"Buka mulut kakak sedikit..." Pinta Neru dan segera dituruti oleh Techi. Ia membuka mulutnya sedikit, seperti yang perintahkan Neru.

Neru tersenyum, Neru langsung menarik tengkuk Techi, dipagutnya bibir Techi lembut. Bibirnya mulai menghisap bibir bagian atas Techi. Techi membalasnya, ia lakukan apa yang Neru lakukan, kakak beradik ini semakin menikmati satu sama lain.

Neru melepaskan ciumannya, nafasnya tersengal-sengal. "Pantas Ryu mau ngajakin kakak serius.. sepadan kok" katanya.

Techi tersenyum mendengar pujian dari Neru. Saat tangannya hendak menarik wajah Neru kembali..

*PRANG!!
Suara pecahan kaca terdengar dari arah dapur.

"Suara apa tuh?"

Neru mengangkat kedua bahunya dan memeluk lengan Techi dengan erat, dia mulai ketakutan.

Our Story (2) [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang