Delapan Belas

430 33 9
                                    

Author POV

Manaka baru aja siap mandi. Handuk ngegantung gitu aja di kepalanya. Enggak niat dipakai buat ngeringin rambutnya yang masih basah. Rika jadi risih sendiri ngeliatnya. Ini salah satu dari kesekian kebiasaan buruknya Manaka. Padahal udah diomelin berkali-kali, Manaka cuma jawab 'hmm.. iya... hmm.... iya...' berulang-ulang tapi enggak juga diubah.

"Kamu itu ya! Kebiasaan! Susah banget ngeringin rambut sendiri! Lihat tuh, airnya kemana-mana. Kalau ada yang terpleset terus jatuh gimana?!"

"Iya iya..."

Manaka cuma dengarin omelan Rika sambil rambutnya dikeringin sama Rika. Manaka agak nunduk soalnya dia tinggi dikit dari Rika. Kuping Manaka sampai panas dengerin Rika ngomel enggak pakai berhenti.

Akal bulus Manaka muncul, dia sengaja lingkarin tangan di dalam bajunya Rika, pinggangnya Rika diusap-usap biar geli, pelan-pelan naik ke punggung. Rika yang tadinya ngomel tiba-tiba berhenti ngomelnya. Nafasnya mulai enggak beraturan tapi tangannya tetap gerak buat keringin rambut Manaka.

"K-Kamu itu ya.. hmhh....... kamu.. mmhhh... itu...."

"Iya? Aku kenapaaaa???"

"hnngghhh..." Tangan Manaka ternyata udah sampai didepan. Ngelus perut dan terus naik sampai ke buah dadanya Rika, diremas pelan dan 'puncaknya' ditekan sama Manaka, bikin tubuh Rika gemetar.

Tangan Rika jadi ngalung ditengkuknya Manaka. Kepalanya Rika ngadah, mulutnya ngeluarin desah yang bikin Manaka makin menjadi. Keduanya makin memanas, udah saling cium. Dari wajah dulu, leher, terakhir baru bibir. Lidah keduanya juga udah saling beradu, saling balas.

*Ting Tong

Rika yang lepas ciuman pertama kali karena dengar suara bel rumah.

"b-bentar sayang. ada yang datang"

"Tapi aku enggak mau berhenti.."

"Manakaaa..."

"Haaah.. iya iya"

Lepas sudah pelukan keduanya. Rika ngerapiin bajunya yang sempat kusut terus jalan ke pintu depan. Bingung juga siapa yang datang pagi-pagi.

*Cklek
"Pagi, Rika-sama..." Suara dari luar.

"Oh, hai Risa.."

"Nih, vitamin dari Minami-sama. Dia nitip soalnya enggak bisa kasih langsung dan kebetulan saya habis dari rumahnya. Antarin bunga" Risa kasih plastik transparan, yang kelihatan didalamnya ada tiga botol vitamin.

"Oooh.. makasih ya"

"Sama-sama.... oh hai Manaka"

Manaka cuma lihatin Risa pakai wajah datar. Entah kenapa, sejak kejadian Mona berantem sama Techi, Manaka mendadak jadi benci sama Risa. Padahal penyebab berantemnya itu karena Ryu. Tapi tetap aja. Like a mother like a son pikir Manaka, eh tapi Ryu manggil Risa 'papa', yaudah jadinya Like a father like a son.

"Saya balik dulu. Daah.."

"Daah... hati-hati...."

Risa ngangguk terus pakai helm dan mulai nyalain mesin motornya. Bunyiin klakson sekali dan baru benar-benar pergi. Rika nutup pintu dan Manaka masih masang muka datar.

Ngeliat Manaka yang masang muka datar gitu Rika malah bingung tapi cepat sadar kenapa Manaka kayak gitu. Rika naruh plastik transparan tadi keatas meja ruang tamu, terus balik lihat Manaka.

"Cemburu?"

"Menurut kamu?"

"Ya ampun Manaka... Risa cuma antarin vitamin aja dicemburuin"

Our Story (2) [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang