Sebelas

475 35 11
                                    

(+ Mona sketch)

Ryu POV

"Aku pulaang.."

Aku melepas sepatuku di genkan, melewati ruang tamu, enggak ada orang. Mungkin papa sama mama di toko. Tapi tadi aku lihat di lemari sepatu, sepatu mereka ada. Mungkin lagi di kamar. Aku langsung saja ke kamarku. Capek, karena cewek-cewek di kelasku terus-terusan bertanya tentang luka yang ada di wajahku.

Haaaaah... sialan... Katsuta sialan... dia pikir dengan memukul seperti itu akan terasa olehku? Apa dia lupa kalau aku ini vampire? Bodohnya.

*Tok Tok Tok
"Ryu.. bisa bicara sebentar? Mama sama papa tunggu di ruang keluarga ya nak"

"Iya ma"

Bicarain apa ya? Nilaiku enggak ada yang turun. Aku juga enggak ada mencari keributan di sekolah. Nanti saja deh pikirnya. Aku tukar baju dulu.

***

Papa sama mama duduk di sofa, tapi arahnya membelakangi jadi aku cuma bisa lihat punggung mereka aja. "Kenapa ma?", papa sama mama langsung lihat ke belakang.

"Papa dapat telpon dari pihak sekolah, katanya kamu sering bolos"

Waktu aku mau duduk, mama langsung tarik tanganku. "Eh itu mukanya kenapa?!"

"Enggak kok ma. Biasa, anak cowok"

"Kamu berantem? Sama siapa? Sini mama lihat"

"Enggak usah ma. Aku enggak apa-apa kok"

Tapi mama tetap penasaran, "Sini mama lihat dulu!"

Ya, mau enggak mau, aku pindah duduk di sebelah mama atau bisa dibilang aku duduk di tengah, antara papa sama mama.

Mama megangin wajahku, di gerak gerakin ke kanan terus ke kiri buat lihat semua lukanya."Parah loh ini. Kita ke dokter ya, nanti infeksi. Nanti kamu kenapa-kenapa lagi"

"Ma, aku itu vampire. Enggak bakal mati juga kalau di gebukin sama manusia. Aneh aneh aja"

"Kalau gitu mama obatin ya, bentar" Mama langsung nyari obat yang dia maksud, obat yang dibikinin sama tante Mii-chan. Katanya bisa langsung sembuhin luka sih. Aku enggak pernah coba soalnya.

"Kamu tawuran?" Papa nanyanya sambil towel pundakku. Kuat banget.

"Enggaklah. Enggak guna banget ikut begituan"

"Kirain kayak Mona. Heran, cewek kok suka tawuran. Itu Manaka enggak becus banget jagain anak"

"Heh, kok kamu malah nyalahin Manaka sih, kak Rika dong yang salah. Anak cewek bukannya di suruh anteng di rumah, malah dibiarin keluyuran sama teman-temannya tiap pulang sekolah" Mama muncul sambil ngomel-ngomel, bawain botol kecil sama kapas.

"Kok mama tau kak Mona sering pergi sama teman-temannya?"

"Dia sendiri yang cerita waktu baito di toko. Katanya, kak Rika enggak masalah Mona kemana aja, selagi Mona pulangnya enggak telat"

"Kok malah nyalahin Rika-sama? Kelihatan kalau kamu itu belum maafin dia Yui"

Kok jadi berantem sih mereka ini? Hawanya juga udah mulai enggak enak. Enggak bakal selesai kalau aku enggak menengahi. "Oke oke stop!!! Tadi papa nanya kan kenapa aku sering bolos?"

"Ah iya. Kenapa? Kamu itu di sekolahin malah main-main"

"Bosan pa, sama pelajarannya. Lebih enak kalau mama yang ngajarin, cepat ngerti"

"Yaudah, besok kamu engga usah sekolah aja. Jagain rumah sampai teman-teman kamu udah lulus semua"

"Eh jangan pa...."

Our Story (2) [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang