Our Story (2) [Complete]

Tiga Puluh Tujuh

(Selamat malam minggu MBLO!)

"Hai.. maaf lama. Macet tadi"

"Hmm.." Tsumugi cuma nanggapi dengan wajah datar.

Mona duduk disebelahnya. Mesan milkshake coklat. "Kamu mau apa?" Tanyanya ke Tsumugi.

"Aku enggak usah. Nanti aja"

"Oh yaudah"

Sambil nunggu, mereka ngobrol walau dominan Mona yang ngoceh. Kerongkongan Mona sampai kering rasanya karena ngomong terus. Tsumugi ngomongnya irit banget, ditanya satu jawab satu, enggak ada basa-basinya. Kalau udah dijawab, yaudah selesai. Enggak ada niat tanya balik.

Milkshake Mona udah datang. Dia pesan yang coklat, ada banyak cream diatasnya.

"Kamu beneran enggak mau pesan apa-apa?"

Tsumugi cuma menggeleng. Merhatiin Mona yang seruput milkshake yang ada didepannya.

Berhubung karena creamnya banyak, Mona sengaja makan creamnya dan membiarkan creamnya tinggal di bibir atasnya.

"Kayak anak kecil aja" Tsumugi lihatin bibir atas Mona yang belepotan sama cream.

"Ehe.. bersihin dong"

Tsumugi ngambil tisu, tapi bukannya bersihin bibir Mona, dia malah ngasih tisu tadi ke Mona. "Nih, bersihin sendiri"

Gagal sudah rencana mesra-mesraan Mona. Susah banget mancing Tsumugi ini. Karena kesel, akhirnya Mona hela nafas dan bersihin mulutnya sendiri. 'Bersihin bibir aku aja dia enggak mau. Gimana mau mancing buat ciuman. Haaaah' Mona ngebatin.

Merasa putus asa, Mona enggak sadar kalau Tsumugi juga minum milkshake punyanya. Padahal itu sedotannya ada dua, tapi Tsumugi pakai sedotan bekas Mona.

"Enak ternyata" Ucap Tsumugi.

Mona masih terdiam, enggak peduli sama milkshakenya yang hampir tinggal setengah gelas.

"K-Kalau enak. Kenapa enggak pesan satu lagi?"

"Tapi aku maunya yang punya kamu"

"Iiih.." Mona minum milkshakenya lagi. Pakai sedotan yang udah ada bekas Tsumugi. 'Eh tunggu... berarti ini...'

"Aku sebenarnya enggak tau cara ciuman itu gimana. Jadi ya... aku latihan dari yang enggak langsung aja" Ucap Tsumugi malu-malu.

"Tadi bukannya enggak mau bersihin bibir kamu. Aku takut nantinya malah jadi ciuman, aku takut ngecewain kamu"

Mona mendadak gemes sama Tsumugi dan badanya reflek meluk Tsumugi. Tangannya ngalung dileher Tsumugi.

"Iya. Yaudah. Nanti aku ajarin ya"

"Ah. Terus juga.. kalau... kamu susah nyebut Tsumugi... panggil Mugi juga enggak apa-apa"

"Enggak mau. Maunya manggil sayang aja"

"Terserah"

Mona seneng terus nyium pipinya Tsumugi. Yang dicium wajahnya langsung memerah dan berusaha buang muka.