Lima Puluh Tiga

347 30 2
                                    

Nao kelihatan murung banget. Padahal udah pulang sekolah, udah dijajanin Miku, udah di'ehem' sama Miku, tapi raut wajahnya tetap aja enggak berubah.

Sekarang Nao lagi pantengin layar ponselnya, berharap ada chat atau panggilan dari kedua orang tuanya, tapi.. mengingat kondisi terakhir sebelum dia 'terpaksa' berangkat sekolah, Miyu sama Dani masih betah bertengkar.

Matanya boleh aja fokus ke layar ponsel, tapi dia bisa ngerasain Miku lagi ngendus rambutnya dari belakang.

"Kamu ngapaiiiiiin...." Tanya Nao dengan nada datar.

"Kamu kenapa? Dari tadi banyak diamnya. Ya, emang sih tadi ada desah.. tapi ya... enggak seenak biasanya. Lagi ada masalah?"

Enggak enak juga sih lama-lama ditahan, Nao akhirnya mutar badan. Tidur hadap-hadapan sama Miku. Ngelus pipinya Miku, "Kalau nanti... mama sama kaa-san pisah. Aku tinggal disini ya, sama kamu"

"Haaaa? Maksudnya?"

Nao enggak jelasin lebih lanjut. Ada semacam rasa sesak di dadanya. Kedua orang tuanya bukan bertengkar seperti biasa, mereka berdua terlihat serius dan telinga Nao sempat menangkap kata-kata 'pisah' keluar dari mulut Dani.

Nao memilih diam, menyandarkan kepalanya di ceruk leher Miku dan berusaha untuk tidur. Sambil menghirup aroma tubuh polos vampirenya,

***

"KAAAAAK.... ITU COKLAT AKUUUU"

"Bagi sedikit. Enggak boleh pelit deeek"

"Mooonaa.. balikin coklatnya Katsutaaa.."

"Aduh Rikaa... biarin aja. Mau sampai kapan kamu manjain Katsuta"

"Ini bukan dimanjain Manaka. Aku juga mau coklatnya.."

Tau kan, ini keluarga siapa?

Perkara awalnya karena Katsuta dikirimin coklat, dan itu dari Neru yang jarak rumahnya cuma beda beberapa blok aja. Katanya sih, coklat homemade gitu, tapi Neru ngirimnya satu kardus.

"Kaaaaak!! Balikin kotaknya..."

"Kamu enggak sanggup habisin semuanya dek.. makanya kakak bantuin"

"Monaaa... mama juga mauuuu..."

Sebenarnya, Mona lagi mengurung dirinya di kamar. Sedangkan Rika sama Katsuta teriak-teriak di luar kamar, minta bukain pintu sekalian merebut kembali kotak coklat punya Katsuta.

"Gila nih Neru. Kapan dia bikin coklat sebanyak ini. Niat banget. Bentuk dan rasanya enggak ada yang sama pula, jadi bingung milihnya..."

*Cklek
Pintu kamar Mona berhasil dibuka. Pakai apa? Pakai kunci cadangan.

"Kaaaak!!!"

Mona noleh, "Loh, kok bisa kebuka?!"

Katsuta lari, ngambil kotak yang seharusnya dialamatkan ke dia. Katsuta langsung nutup lagi bagian atas kotak yang udah dibukain sama Mona.

"Sini kotaknya. Mama juga mau!"

"T-Tapi maaa... ini kan.."

"Katsuta..."

Katsuta ngalah. Yang di hadapannya sekarang bukan Mona yang kadang bisa dia bantah, tapi RIKA!

Katsuta enggak langsung kasih kotaknya, dia cuma bukain tutup atasnya dan lihatin isi dalamnya yang penuh sama bungkusan plastik bening diikat pakai pita. Coklat semua itu isinya.

Rika udah kayak milih-milih barang sama tukang jualan. Dia lihatin satu-satu isian plastik tapi dikasih macam-macam label, ada kacang, buah-buahan kering, biskuit, dark chocolate... mungkin maksudnya isian coklat itu kali ya.

Our Story (2) [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang