[8] Pacar

49.5K 3K 31
                                    

Langit menatap sengit sosok dihadapannya. Namanya Agam, siswa kelas dua belas yang merupakan musuhnya, sama seperti Langit, Agam juga termasuk siswa badboy. Sebenarnya, Langit tidak menganggap Agam musuh, jika saja Agam tidak mengganggu Langit dan teman-temannya. Terlebih alasan Agam menggangu Langit dan teman-temannya hanyalah karena cewek. Pacar Agam, menyukai Langit.

  "Mau lo apa?" tantang Langit. Dilihatnya Agam tersenyum miring.

  "Balik sekolah, gue tantang lo duel di tempat biasa. Bawa sekalian temen-temen lo yang cupu itu."

Langit mendengus, "Mulut lo minta di bogem ya, Gam? Gak sadar diri lo?" Ia memandang remeh ke arah Agam. "oke gue terima tantangan lo. Tapi kalo lo beneran cowok, hadepin gue pake tangan kosong."

  "Deal. Gue tunggu kekalahan lo." Agam beranjak meninggalkan Langit. Sementara itu Langit mengeluarkan handphone dari saku celananya.

Daniel

Siap-siap hari ini di tempat biasa.
.

Langit mengalihkan pandangannya, matanya mencari sosok yang ingin ia temui sedari kemarin. Ketika matanya menemukan sosok itu, ia berlari mendekat.

  "Mentari!" panggilnya ketika ia dan Mentari berada tidak terlalu jauh. Dilihatnya Mentari menengok sebentar, namun setelah itu ia malah berjalan cepat menghindarinya.

Langit berlari mengejar Mentari. Setelah dekat, ia menggenggam tangan Mentari dan menariknya pergi.

  "Lepasin, Lang." Mentari mencoba melepaskan genggaman tangan Langit. Dilihatnya Langit malah pura-pura tidak mendengar dan malah menariknya menjauh dari area lorong sekolah.

  "Langit, lepasin. Gue mau ke perpustakaan, Pak Bambang nungguin gue, ih!" ujar Mentari kesal. Mentari menarik paksa tangannya begitu ia dan Langit sampai di belakang sekolah. Langit membawa Mentari ke bangku, dekat danau yang berada di area taman belakang sekolah yang sangat asri.

  "Gue mau ngomong sama lo. Sebentar aja, kasih gue kesempatan buat ngomong sama lo."

Mentari menggeleng, "Gak, Lang. Please... kita cuma stranger yang kebetulan bertemu. Jadi tolong berhenti bersikap seolah-olah lo deket sama gue."

  "Kasih gue kesempatan, Tar. Gue bakalan buktiin kalo gue beneran sayang sama lo. Please, kali ini aja."

  "Gue suka sama orang lain, Lang. Harus berapa kali gue kasih tau lo, kalo gue suka sama orang lain dan itu bukan lo." Mentari menghela nafas, "perasaan gak bisa di paksa, Lang. Percuma. Yang ada, lo sama gue malah sama-sama sakit."

Langit malah menggeleng. Ditatapnya Mentari yang kini terlihat lelah menghadapinya. Ada sedikit rasa tidak suka ketika Mentari mengatakan kalau ia menyukai orang lain, namun Langit tidak bisa berbuat apa-apa, ia bukan siapa-siapa Mentari.

  "Kenapa kayaknya susah banget sih, nerima gue? Atau seengaknya biarin gue deket sama lo, Tar. Sekali aja, biarin gue berjuang. Soal perasaan lo, gue bakalan ngebuat lo ngerasa hal yang sama kayak gue. Kalo gue gak berhasil, gue bakal lepasin lo. Gue gak bakal muncul di depan lo lagi. Selamanya."

  "Lo yakin?" tanya Mentari, dilihatnya Langit mengganguk mantap. "Oke, sekali ini aja. Setelah ini kalo lo gagal, lo harus berhenti gangguin gue."

My Possesive BadboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang