Jangan lupa vote & comment guys!:)) btw happy reading, semoga suka sama ceritanya:)
Kalau bisa lebih dari 10 vote? Langsung aku up lagi deh lanjutannya hehe.••••••••
Bisakah dirinya menerima Langit?
Mentari memejamkan matanya. Sudah seminggu ia dan Langit menjadi dekat. Setiap berangkat maupun pulang sekolah, Mentari selalu bersama dengan Langit. Langit selalu menunggunya.
Tinggal delapan hari lagi, Langit berjuang. Setelah ini mungkin Mentari akan kehilangan sosok yang selalu ada untuknya. Sosok yang selalu saja menjaganya dimanapun itu.
Seminggu bersama Langit, membuatnya terbiasa dengan segala sikap posesif Langit. Ya, Langit itu posesifnya luar biasa! Mentari kadang merasa jengah dengan sikap posesif Langit, namun ia juga tidak bisa munafik. Kalau ia terkadang suka dengan sikap posesif itu. Mentari merasa dijaga dan sangat berharga saat dengan Langit.
"Mentari!"
Delia lari terpogoh-pogoh memasuki kelas. Ia menghampiri Mentari yang sedang duduk di kursinya.
"Ada apaan? Kok lo kayak dikejar setan gitu? Ify lagi ya?"
Delia menggeleng. "Bukan, Tar. Ini bener-bener gawat! Cowok lo lagi berantem di lapangan sama Kak Angkasa!"
Mentari melotot. "Seriusan? Kok bisa sih?"
"Gak tau. Tiba-tiba aja Langit nyamperin Angkasa terus langsung nonjok Angkasa di lapangan. Mending lo buruan samperin deh. Gue takutnya guru-guru keburu tau."
"Ayo temenin gue, Del."
Mentari langsung berlari menuju lapangan. Dilihatnya Langit tengah mencengkam seragam Angkasa.
"Langit!" seru Mentari sambil berlari masuk menerobos orang-orang yang sedang menonton Langit dan Angkasa.
"Lo gila ya?! Gimana kalo sampe guru-guru liat?!" Mentari melapaskan tangan Langit yang mencengkeram Angkasa. Ia berdiri diantara Langit dan Angkasa.
"Ini urusan gue sama dia, Tar. Lo jangan ikut campur!"
"Gue tau. Tapi gak gini caranya! Lo pikir berantem bisa nyelesain masalah? Bocah banget sih lo!" balas Mentari kesal. Dilihatnya Angkasa, wajahnya sedikit membiru. Sedangkan sudut bibirnya terluka.
Langit benar-benar keterlaluan!
"Lo mau jadi jagoan? Biar apa coba lo berantem kayak gini? Biar semua orang tahu kalo lo itu hebat? Lo itu jago nonjok orang gitu?!"
"Tar, udah jangan ke bawa emosi.." Delia yang berada di samping Mentari mencoba menahan Mentari agar tidak kelepasan. Ia tahu Mentari itu paling tidak suka melihat orang berkelahi, Mentari pasti akan meledak-ledak jika melihat orang berkelahi.
"Lo gak tahu alasannya, Tar. Gue ngelakuin ini bukan tanpa alasan!"
"Tetep aja lo salah. Berkelahi gak bakalan bikin lo kelihatan bener. Mau sampe kapan sih lo kayak gini? Gue capek, Lang. Sekali aja, berhenti buat masalah."
Mentari menghela nafas berat, ia menatap Angkasa. "Maafin Langit ya, Kak. Lain kali aku bakalan jagain Langit biar gak bersikap kayak gini ke Kak Angkasa."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possesive Badboy
Teen FictionHighest Rank : #5 in Fiksi Remaja #17 in Remaja #27 in Teen Fiction "Maksud lo apa, Lang?" "Gak maksud apa-apa." "Terus kenapa lo bilang ke Arga kalo gue pacar lo?" Mentari terlihat kesal. Namun Langit malah bersikap biasa saja. "Oh, itu.. Em...