Happy reading guys! Jangan lupa vote&comments yaa😆 btw bantuin promosiin cerita ini juga ya biar update terus wkwk
••••••••
Setelah kejadian hari itu, hubungan Mentari dan Langit tidak kunjung membaik. Untunglah saat ini sedang libur kenaikan kelas, jadinya Mentari tidak perlu susah-susah menghindari Langit di sekolah.
Bima jadi kena imbasnya yaitu di maki Langit karena ia yang mengusulkan untuk membuat kejutan untuk Mentari waktu itu. Padahal, bukan karena kejutan itu Mentari marah, tapi karena Langit yang masih saja tidak mau jujur padanya. Angkasa pun begitu, tapi setidaknya Angkasa bisa memberikan penjelasan yang lebih logis daripada Langit.
Liburan kenaikan kelas bertepatan dengan bulan suci ramadan, jadilah banyak schedule bukber alias buka bersama. Tidak terkecuali dengan Mentari, hari ini ia berencana untuk bukber dengan ketiga sahabatnya di salah satu mall yang cukup terkenal di daerah Jakarta.
"Bang Fajar bangun!!!!"
Mentari menggedor pintu kamar Fajar. Sudah sejak setengah jam yang lalu, ia mondar mandir di depan pintu kamar Fajar, menggedor pintu bahkan saking kesalnya ia juga menendang pintu kamar Fajar.
Ini sudah pukul lima lewat lima belas menit, namun Fajar masih juga belum bangun dari hibernasi panjangnya. Kakak satu-satunya Mentari itu, memang punya kebiasaan tidur sebelum adzan magrib. Alasannya satu, katanya ia suka merasa lapar ketika jam-jam sebelum magrib.
"Aduh ade, kenapa sih. Dari tadi Mommy denger ribut mulu, emangnya Fajar belum bangun juga?" Kirana yang kebetulan sedang tidak pergi ke butik miliknya, menghampiri Mentari yang sedaritadi berteriak di depan kamar Fajar.
"Mom, gimana ini, Mentari ada janji bukber sama yang lain. Tapi Bang Fajar belum juga bangun, Pak Dadang kan lagi cuti, terus yang nganterin Mentari siapa dong, Mom?" Mentari cemberut kesal. Diliriknya jam yang bertengger manis di tangannya. Masih ada setengah jam sebelum adzan magrib.
"Yaudah Mommy yang antar aja ya?" tawar Kirana yang langsung ditolak oleh Mentari.
"Enggak. Nanti kalo Daddy pulang terus Mommy gak ada di rumah, yang ada aku malah kena omelan." tolak Mentari. Ia tahu betul bagaimana sifat Dave—Daddynya—itu. Ia seperti Langit, sangat protektif dengan orang yang ia cintai.
"Terus kamu sama siapa kalau Fajar belum juga bangun?"
Mentari mendesah panjang. "Ya, mau gak mau aku naik ojek online. Soalnya kalo naik taksi yang ada aku telat sampenya."
"Yaudah, tapi hati-hati ya. Kamu jangan lupa nyalain gps, dan kirimin screenshoot orderannya ke Mommy. Mommy gak mau kamu sampe kenapa-napa soalnya."
Sepertinya virus protektif Daddynya sudah menular pada Kirana. Buktinya sekarang Kirana ikutan lebay hanya karena Mentari naik ojek online.
"Iya.. Iya.. Nanti Mentari kirimin. Yaudah ya, Mentari berangkat dulu. Assalamualaikum.." Mentari menyalami Kirana. Tidak lupa ia juga mencium kedua pipi Kirana.
Kirana tersenyum melihat putrinya yang masih saja seperti anak kecil. Tak ayal, ia bersyukur, karena meski sudah remaja, Mentari masih sangat sayang pada Ibunya.
Kirana mengeluarkan ponselnya. Ia membuka inbox pada handphonenya. Dikirimnya pesan kepada Langit.
Me : Assalamualaikum, Nak Langit, tante boleh minta tolong gak?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possesive Badboy
Novela JuvenilHighest Rank : #5 in Fiksi Remaja #17 in Remaja #27 in Teen Fiction "Maksud lo apa, Lang?" "Gak maksud apa-apa." "Terus kenapa lo bilang ke Arga kalo gue pacar lo?" Mentari terlihat kesal. Namun Langit malah bersikap biasa saja. "Oh, itu.. Em...