[46] Cuma sebentar

27.6K 1.9K 107
                                    

Happy reading!!! Dont forget to vote & comments guys:((( your vote&comment sangat berharga untukku wkwk

500 vote for update? Wkwk

•••••

"I love you. Jaga diri lo baik-baik ya..."

Mentari menangis. Setelah Langit keluar dari kamarnya, Mentari langsung terduduk dikasurnya. Ia langsung menangis kencang. Rasanya sesak mendengar Langit berbicara seperti itu. Sungguh, Mentari tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika ia tanpa Langit.

Mentari sebenarnya sudah bangun semenjak Langit berbicara dengan Fajar di depan kamarnya. Awalnya ia hanya berpura-pura tidur karena takut Langit akan mengomelinya karena pergi dengan Angkasa. Tapi ternyata ia salah. Langit justru ingin mengucapkan kalimat perpisahan untuknya.

Mentari mengambil ponselnya. Ia langsung menghubungi Langit yang mungkin masih berada di depan rumahnya.

"Halo, Tar?" ujar Langit diseberang line. Dari suaranya, Mentari tahu kalau Langit juga sedang tidak baik-baik saja, seperti dirinya.

Mentari berusaha menahan isak tangisnya. Ia tidak ingin Langit mendengarnya. "Lo... Dimana, Lang?"

Langit terdiam. Seperti bingung hendak menjawab apa.

"Lang?"

"Eh, iya? Kenapa, Tar?"

Mentari mengigit bibirnya demi menahan tangisnya. "Semuanya bakalan baik-baik aja kan?"

Mentari mati-matian menahan isak tangisnya ketika bertanya seperti itu. Ia hanya ingin mendengarnya langsung dari Langit. Ia ingin memastikan jika pilihan kali ini memang yang terbaik untuk mereka berdua.

Terdengar helaan nafas diseberang sana. Langit sepertinya sama frustasinya dengan Mentari. "Ya, semuanya akan baik-baik aja. Jangan khawatir."

"L-lo yakin....?" tanya Mentari sedikit sesenggukan.

"Iya sayang, everything gonna be okay. Kita bakalan baik-baik aja. Gue janji."

"I love you, Lang.."

Mentari yakin, ada sedikit senyum diwajah Langit sekarang meski ia tidak melihatnya.

"I love you too my sunshine... Jangan sedih lagi ya? Apapun yang terjadi aku gak bakalan ninggalin kamu."

Mentari membekap mulutnya. Ia menjauhkan ponselnya dari wajahnya setelah panggilan itu terputus.

"Hiks... Hiks... Langit..." ujar Mentari sambil terisak. Ia menenggelamkan wajahnya dilekukan kakinya. "Kenapa semuanya jadi kayak gini, Lang..."

Suara isak tangis Mentari memenuhi kamarnya. Ia tidak perduli jika Fajar ataupun Mommynya mendengar suara tangisnya, sebab ia tidak bisa lagi menahan kesedihannya. Semuanya terlalu menyakitkan untuknya.

My Possesive BadboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang