Oke berhubung tangan udh gatel update cerita ini, jadinya update 2 hari sekalinya mulai dari besok aja deh ya wkwk
Jangan lupa vote&comments ya, plis banget seengaknya komen gitu/request adegan sweet versi kalian:(((•••••
Gudang yang sudah lama terbengkalai itu kini penuh dengan puluhan siswa SMA yang masih mengenakan seragam putih abu-abunya. Mereka semua berkumpul membentuk lingkaran dengan satu orang yang berdiri di tengah-tengah mereka. Dia adalah Langit. Pentolannya SMA Galaxy. Cowok itu kini sedang berdiri diatas sebuah meja sambil berteriak mengkoordinasikan teman-temannya.
"INGET KALI INI LAWAN KITA SMA ADIJAYA. GUE MAU KALIAN SEMUA HARUS HATI-HATI DAN INGET, PERJANJIAN KITA GAK PAKAI SENJATA APAPUN. KALAU SAMPAI ADIJAYA ADA YANG PAKE SENJATA USAHAIN BUAT NGEHIDAR SEBISA MUNGKIN DAN MUNDUR." teriak Langit mengintruksi. Ia menatap tajam teman-temannya yang baru saja ingin bersuara, menentang ucapannya.
"KALAU SAMPE ADA SALAH SATU DARI KALIAN YANG BAWA SENJATA, GUE GAK SEGAN-SEGAN BUAT NGEHAJAR KALIAN SELESAI TUBIR. NGERTI?"
"SIAP. NGERTI LANG!" sahut mereka serempak. Tidak ada lagi yang berani membantah Langit kalau Langit sudah berbicara seperti itu. Mereka semua kenal Langit, mereka tahu betul kau Langit tidak pernah main-main dengan ucapannya.
Setelah mendengar intruksi Langit, mereka semua langsung memberi Langit jalan untuk keluar dan memimpin pasukan. Langit berada di barisan paling depan bersama dengan keempat sahabatnya, ada Daniel, Bima, Alfian dan Dio yang mengapitnya. Wajah Langit terlihat garang bagai singa yang siap menerkam mangsanya.
Langit dan teman-temannya berjalan menuju sebuah tanah lapang yang di tumbuhi ilalang. Tempat yang sering digunakan setiap kali ada tubir. Mereka memang menghindari wilayah sekolah jika sedang tubir, berbeda dengan sekolah lain. SMA Galaxy dan Adijaya memang mempunyai prinsip untuk tidak merusak lingkungan sekolah saat tubir. Alasannya hanya satu, mereka tidak ingin berurusan dengan pihak sekolah ataupun polisi. Mereka lebih memilih tubir di tempat tersendiri yang jaraknya cukup jauh dari sekolah.
Ketika sampai di tempat tubir, Langit melihat anak-anak SMA Adijaya sudah berkumpul. Mereka semua terlihat sama banyaknya dengan pasukan yang dibawa Langit. Di barisan paling depan, ada Adit dan antek-anteknya. Cowok itu tersenyum miring begitu melihat Langit.
"Welcome loser. Gue pikir lo semua takut dan lebih milih kabur ke sekolah butut lo. Tapi ternyata lo semua cukup berani juga, tapi jangan mimpi kalo lo bakalan bisa ngalahin SMA Adijaya." ujar Adit sambil memandang remeh Langit.
Langit dengan ekspresi datarnya memasukkan tangannya di saku celana abu-abunya. "Gak usah kaya cewek. Langsung aja mulai."
Ucapan Langit membuat teman-temannya tertawa mengejek Adit dan pasukannya. Sementara itu Adit makin meradang, ia langsung menyuruh teman-temannya untuk menyerang Langit dan yang lainnya.
Mereka semua beradu, saling memukul dan menangkis. Beberapa dari mereka mulai menjatuhkan lawannya. Bunyi pukulan-pukulan mulai terdengar dimana-mana. Mereka semua tidak perduli dengan seragam yang kini mulai berubah warna, tidak lagi putih, melainkan merah, penuh dengan darah.
Langit memimpin pertempuran, cowok itu yang paling banyak menumbangkan anak Adijaya. Hanya terhitung sudah lebih dari dua puluh orang anak Adijaya yang ia tumbangkan. Sementara ia sendiri baru beberapa kali terkena pukulan. Cowok itu makin membabi buta begitu melihat ada anak Adijaya yang menggunakan senjata.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possesive Badboy
Fiksi RemajaHighest Rank : #5 in Fiksi Remaja #17 in Remaja #27 in Teen Fiction "Maksud lo apa, Lang?" "Gak maksud apa-apa." "Terus kenapa lo bilang ke Arga kalo gue pacar lo?" Mentari terlihat kesal. Namun Langit malah bersikap biasa saja. "Oh, itu.. Em...