[40] Alternatif

31.4K 2K 96
                                    

Thank you for 300+ vote nya guys!!!!!!💗💗💗💗💗
Di part ini 400+ vote bisa ga ya?
Kalo bisa langsung update lagi deh gak pake nunggu 2 hari sekali wkwk
Happy reading guys!

••••

L

angit hari ini sudah boleh pulang meskipun ia harus check up dua minggu sekali untuk memeriksakan perkembangan kakinya. Setelah seminggu lebih berada di rumah sakit, keadaan Langit sudah mulai membalik. Kakinya yang patah sudah mulai membaik meskipun ia masih harus duduk di kursi roda dan kemungkinan untuk bisa kembali berjalan sangat lah tipis.

Sore ini Langit ditemani oleh Mentari dan Arga merapikan barang-barang Langit yang ada di ruang inap ini. Sedangkan Angkasa sedang mengurus administrasi di lantai satu.

  "Tar, abis nganter Langit ikut gue ke EO ya? Orang suruhan Opa tadi bilang ke gue kalo kita harus segera ke EO-nya." bisik Arga ketika Mentari berada di sebelahnya, takut jika Langit mendengarnya.

Mentari menyerit bingung. "Kok mendadak sih? Tumben Opa gak telepon dulu?"

  "Opa udah tau kalo Langit hari ini keluar dari rumah sakit. Dia takut lo sama Langit."

Mentari menghela nafas lelah. Sepertinya Opa Gusti memang tidak pernah main-main dengan ucapannya.

  "Kalo lo gak mau, gue bakalan coba ngomong lagi sama Opa Gusti, Tar." ujar Arga saat melihat raut wajah Mentari yang terlihat sangat lesu.

Mentari menggeleng. Matanya sedikit melirik Langit yang kini sedang tertidur karena habis diberikan obat. Ada sedikit rasa sesak saat melihat Langit. Entah karena apa.

  "Kita bakalan ke Eo. Pertunangan kita harus berjalan sesuai kemauan Opa Gusti." ujar Mentari pelan. Ia sudah mengambil keputusan. Ia lebih memilih bertunangan dengan Arga daripada membiarkan Langit pergi ke Berlin.

Arga menatap Mentari tidak percaya. "Lo serius?"

  "Iya." sahut Mentari sambil tersenyum kecut. "Ini satu-satunya jalan terbaik. Gue gak mau Langit dijadikan boneka sama Opa Gusti."

Arga terdiam. Meski ada sedikit rasa senang dalam hatinya karena Mentari mau melanjutkan perjodohan mereka, namun tetap saja ada sebagian dari dirinya yang merasa tidak benar. Langit adalah sahabatnya dan ia tidak mungkin merebut kebahagian Langit.

Ada rahasia yang Mentari ketahui dibalik alasan Opa Gusti menjodohkan dirinya dengan Arga. Ini semua adalah rencana Opa Gusti. Rencana untuk membuat Langit menurut padanya. Opa Gusti sudah sejak lama menginginkan Langit untuk melanjutkan bisnisnya, namun bukan hanya Dirgantara Group, Opa Gusti juga menginginkan Langit melanjutkan bisnisnya dibidang lain dan ia menginginkan Langit mengendalikan perusahaan dengan caranya. Langit akan dilatih menjadi sosok yang berbeda, yang akan sangat berkuasa dan licik.

  "Opa bicara apa aja waktu terakhir telepon?" tanya Arga. Ia menatap Mentari meminta penjelasan.

Mentari terdiam. Sekelebat percakapan antara ia dan Opa Gusti terngiang-ngiang di telinganya. Bagaimana suara berwibawa itu memintanya untuk melepaskan Langit. Membiarkan Langit pergi ke Berlin dan hidup seperti apa yang Opa Gusti inginkan. Mentari tidak ingin. Sungguh, jika harus bersujud dibawah kaki Opa Gusti bisa membuat Opa Gusti puas, Mentari lebih memilih melakukan itu. Ia tidak ingin Langit-nya berubah. Ia tidak ingin Langitnya menjadi sosok yang lain dan berhati dingin.

My Possesive BadboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang