[37] Reason

33.2K 2.1K 123
                                    

Langit-Mentari comeback wkwk maap updatenya ngaret buangettttttt😂😂 oke langsung dibaca aja deh ya wkwk
HAPPY READING GUYS!💗

•••••••

Langit menatap Mentari tanpa ekspresi. Tangannya yang tadi menggenggam tangan Mentari kini sudah dilepasnya.

  "Kenapa gak bilang dari awal?" tanyanya setengah kesal. Bagaimana bisa ia tidak tahu mengenai perjodohan Mentari dan Arga sementara yang lainnya sudah tahu sejak lama?

Mentari meraih tangan Langit. Ia memegang tangan Langit yang terlihat tegang. "Gue gak mau bikin lo tambah banyak masalah, Lang. Gue pikir semuanya bakalan cepet selesai kalo gue hadepin sendiri, tapi ternyata enggak. Justru sekarang semuanya makin rumit."

  "Lo harusnya percaya sama gue, Tar. Gue bakalan lakuin apapun asalkan Opa mau batalin pertunangan lo dan Arga. Gue rela megang perusahaan Opa yang di Berlin asalkan lo gak sama Arga." ujar Langit. Sejak dulu, Opanya memang menyuruh Langit untuk memegang salah satu perusahaan miliknya yang berada di Berlin, namun Langit menolak. Terlebih kejadian satu tahun lalu membuat Langit berseteru dengan Opa Gusti. Langit memilih untuk tidak lagi menjadi cucu dari Opa Gusti.

Mentari menggeleng. "Gak. Lo gak boleh ke Berlin. Gue tau semuanya, Lang. Lo bakalan menetap disana dan gak boleh berkomunikasi dengan keluarga lo disini, di Jakarta. Terus apa kabar dengan gue? Gimana bisa kita lanjutin hubungan kalo komunikasi aja kita gak bisa!" tolak Mentari dengan tegas. Ia sudah tahu semuanya, Angkasa sudah menjelaskan padanya mengenai aturan Opa Gusti jika Langit ingin perjodohan antara Mentari dan Arga batal dan salah satunya adalah itu tadi. Langit tidak boleh berkomunikasi dengan keluarganya. Termasuk dengan kedua orang tuanya.

  "Kita bisa, Tar. Gue pasti bakalan selalu setia sama lo. Sampe nanti semuanya udah selesai, gue bakalan balik lagi kesini. Kita bakalan sama-sama lagi."

Mentari bangkit dari duduknya. Ini yang membuatnya enggan bercerita dengan Langit, karena ia tahu Langit pasti akan memilih jalan ini untuk menyelesaikan masalahnya. Jalan yang menurut Mentari sama saja dengan membuat perpisahan diantara keduanya.

  "Ini yang bikin gue gak mau cerita sama lo. Lo pasti bakalan ngorbanin diri lo tanpa mikir gimana perasaan gue!" Mentari tidak bisa lagi menahan kekesalannya. Ia tidak percaya dengan hubungan jarak jauh atau yang biasa disebut LDR. Baginya semua itu adalah bullshit.

  "Tar, please. Ini satu-satunya jalan terbaik. Gue gak mungkin ngerelain lo sama Arga. Ini satu-satunya jalan supaya perjodohan lo dan Arga bisa batal."

  "Enggak, Lang. Gue gak mau. Kalau lo bener-bener ngambil keputusan ini, lebih baik kita udahan. Percuma juga pertahanin hubungan yang jelas-jelas gak bakalan bisa bertahan kalau lo menetap di Berlin." Mentari menatap Langit sendu. "Gue gak bisa, Lang. Gue gak percaya hubungan jarak jauh. Suatu saat nanti disaat kita udah mulai bosen dengan hubungan yang kayak gini, entah gue ataupun lo pasti bakalan nemuin orang baru yang ngebuat kita ngelupain satu sama lain. Jadi kalo lo lebih milih jalan itu, mendingan kita berhenti sampai disini. Sebelum semuanya semakin jauh dan gue semakin jatuh sama lo mendingan kita akhiri semuanya."

Langit mencoba meraih tangan Mentari namun Mentari menepisnya.

  "Tar, please, untuk kali ini coba ngertiin gue. Gue ngelakuin semua ini buat lo. Karena gue sayang sama lo."

  "Kalo lo sayang sama gue lo gak boleh pergi, Lang. Kita cari solusinya bereng-bereng, tapi enggak dengan lo pergi ke Berlin."

Langit terlihat frustasi. Ia mengacak rambutnya. "Sekarang solusi apa yang kita punya, Tar? Ngebiarin lo tunangan sama Arga, gitu? Itu mau lo kan?"

My Possesive BadboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang