04

1K 66 0
                                    

Hari ini hari perlombaan seni yang ditunggu oleh Anna dan kawan-kawan. Lomba itu diadakan di SMA Adriansyah, salah satu yayasan milik mereka. Anna tak takut, ia tak akan malu jika mendengar cemoohan dari siswa disana.

Mengapa salah satu keluarga Adrian bisa tidak bersekolah disana?

Itu bukan salahnya. Merekalah yang tak mau memasukkan Anna kesana. Tapi setidaknya Anna senang tak dimasukkan kesana, karena ia sudah bosan melihat mereka dirumah.

"Anna, kau gugup?" Tanya Maya membuyarkan lamunan Anna.

"Tidak, buat apa?"

"Karena selain kita akan tampil dihadapan banyak orang, mereka juga akan melihatmu tampil" Anna mengernyitkan keningnya dan menatap heran pada Maya.

"Oh, ayolah. Kau tak tahu kalau pemilik yayasan akan ikut melihat penampilan tari?" Tanya Maya gemas.

"Tidak, siapa yang mengatakannya padamu?"

"Bu Sri. Ada apa denganmu? Biasanya kau selalu tahu dengan cara itu?" Anna hanya mengedikkan bahunya.

"Aku bosan melihat mereka melalui itu"  Maya hanya menganggukkan kepalanya. Tak lama kemudian mereka sudah berada dilingkungan sekolah terpopuler di Jakarta, SMA Adriansyah. Yang lain memandang kagum, sedangkan Anna hanya menampilkan raut datar diwajahnya.

"Keren ya" kagum salah satu temannya.

"Kenapa kau tak sekolah disini, Anna? Bukankah ini yayasan keluargamu?" Tanya yang lainnya. Anna hanya melirik sekilas dan menjawab

"Karena aku tak ingin selalu berada dibawah ketiak mereka" Anna berlalu dan melangkah lebih dulu. Yang lain hanya melongo sebelum mengikuti langkah Anna.

*****

Anna dan Maya sedang duduk diruang aula karena untuk cabang tari diadakan disini. Banyak peserta yang ikut perlombaan ini. Bagaimana tidak, hadiahnya cukup besar. Disaat Maya sedang melihat-lihat dari kursinya, Anna mendapatkan sebuah pesan. Ia langsung menyeringai ketika mengetahui siapa pengirim pesan tersebut.

Temui aku di halaman belakang. Kau tahu, kan? Aku ingin mempertanyakan tentang pesan kau kemarin.

"Maya, aku pergi sebentar" pamitnya.

"Ya sudah, setidaknya sebelum jam 10 kau sudah disini" jawab Maya sambil melanjutkan kegiatannya. Anna melihat jam diponselnya. Jam 09.15. Cukup untuk memberitahu Nick tentang sesuatu yang akan membuatnya tercengang. Anna pun melangkah menjauhi kursi dan ruang aula.

*****

"Kau sangat penasaran sepertinya" ujar Anna ketika sampai di halaman belakang. Nick sedang menyandar pada sebuah pohon besar langsung berdiri tegak dan menatap tajam pada Anna, namun Anna tetap tenang. Seolah tak gentar melihat tatapan itu.

"Darimana kau mengetahuinya?" Tanya Nick datar. Semua keramahannya pada Anna lenyap begitu saja semenjak kejadian 2 hari lalu. Anna menyeringai kecil dan membuka ponselnya. Ia mengirimkan sebuah video pada Nick. Nick langsung melebarkan mata hijaunya.

"Darimana kau-"

"Aku selalu tahu apa yang kalian lakukan dan katakan, Nick" potong Anna dan seringaiannya melebar. Nick kembali menatap Anna antara kesal dan merasa bersalah.

"Apa kau mencurinya dari ruangan pengintai?" Anna terkekeh dan menggelengkan kepalanya.

"Aku tak sebodoh itu dengan menghabiskan para penjaga hanya demi video itu, Cousin" jawab Anna disela kekehannya.

"Lalu darimana kau mendapatkannya? Jawab aku, Anggiana!" Kekehan Anna semakin kuat dan itu membuat Nick mengepalkan tangannya.

"Aku mencari tahu sendiri, Nick. Bahkan aku mengetahui sesuatu yang akan mengguncangmu dengan begitu hebat" jawab Anna datar. Kepalan tangan Nick melonggar seiring meredanya kemarahannya.

"Apa itu?" Tanyanya. Anna kembali menyeringai dan berbalik.

"Jika kau ingin tahu, beritahu aku jika kau hendak pulang. Jangan bohongi aku, Nick. Karena aku akan tahu. Atau biar lebih menarik, beritahu aku jika kau sudah sampai dirumah" jawab Anna dan pergi begitu saja. Meninggalkan Nick dengan sebuah teka-teki yang membingungkannya.

*****

Anna kembali tepat pukul 10.00. Maya yang awalnya panik akhirnya menghela nafas lega melihat perawakan Anna dan memukul bahu Anna pelan.

"Aku kira kau tersesat" gerutu Maya.

"Aku tak akan tersesat disekolahku sendiri, Maya" balas Anna.

"Oh iya, aku lupa" cengir Maya. Anna hanya menggelengkan kepalanya dan mulai menyaksikan penampilan dari peserta.

"Undian ke-8 silahkan naik ke atas panggung" panggil MC dengan meriah. Anna dan Maya maju dengan tatapan datar. Apa yang dikatakan Maya memang benar, ia bisa melihat mereka duduk didepan panggung. Mereka tampak terkejut, namun mamanya langsung menampilkan wajah sumringah. Beda dengan yang lain hanya menampilkan raut datar. Anna menyeringai kecil. Setelah mengambil posisi mereka berdua langsung menggerakkan badan sesuai irama dan yang diajarkan pelatihnya. Gerakan mereka sungguh lincah, cepat, namun anggun. Semua penonton terpesona melihat penampilan mereka. Mama Anna bahkan sampai menitikkan airmata melihat perjuangan anaknya. Beda dengan yang lainnya. Datar. Seolah penampilan didepan mereka tak memukau. Tepat dimenit ke-7 musik berhenti dan mereka berhenti dengan anggun. Ramai yang memberikan tepukan, bahkan terdengar siulan dari sana sini. Anna dan Maya tersenyum puas dan memberi salam hormat pada semuanya sebelum turun dari panggung. Bu Sri -pembimbing- dan pelatih mereka langsung memeluk mereka dan mengucapkan kata selamat pada mereka berdua. Tak lama kemudian acara kembali dilanjutkan.

*****

Bagian yang ditunggu-tunggu telah tiba. Pengumuman juara. Anna dan Maya saling menggenggam tangan, saling memberi dukungan dan semangat. Begitu pula dengan peserta lainnya.

"Baiklah, juara pertama diraih oleh undian ke-8!" Maya langsung berteriak dan memeluk Anna dengan erat. Anna hanya tersenyum puas dan memeluk Maya dengan erat pula. Mereka maju dan bersalaman dengan para juri. Salah satu juri mengalungkan medali emas dileher keduanya. Tatapan Anna jatuh pada mamanya, memberikan senyuman indah yang memperlihatkan lesung pipinya. Namun senyumannya berubah menjadi senyuman mengejek ketika ia bertatapan dengan mereka, papa dan kakeknya. Ia begitu puas melihat wajah terkejut mereka. Tak lama kemudian mereka turun dari panggung dan langsung pulang ke sekolah mereka. Ketika mereka berada dimobil, Anna mendapatkan sebuah pesan. Ia mengabaikan ocehan Maya yang terdengar sangat senang

Aku sudah berada dirumah. Cepat katakan apa yang ingin kau katakan tadi.

Anna menyeringai dan melihat apakah Nick jujur atau tidak. Bagaimana caranya? Ia menghack kamera CCTV yang ada dirumahnya. Ya, dia seorang hacker. Hanya Maya yang mengetahui hal ini. Setelah selesai mengecek, ia mengirimkan sebuah video dan sebuah dokumen pada Nick. Ia menyeringai puas dan tak sabar untuk melihar reaksi seluruh keluarganya.

Vomentnya ditunggu ya!

What's wrong with me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang