08

1K 60 0
                                    

Anna terbangun pukul 5 pagi. Sudah 2 hari ia menginap di rumah Maya. Keluarga Maya sudah sangat baik karena mau menerima dirinya dikeluarga mereka. Papa Maya langsung setuju mendengar permintaan Maya. Adik Maya -Rangga- mengangguk dan sering mengganggu Anna dan Maya sampai membuat Maya mengejarnya. Ketika Anna melihat itu ia hanya bisa bergumam sungguh keluarga yang harmonis. Anna bangkit dari kasur queen size dan menuju dapur, karena kebiasaannya yaitu meminum teh dipagi hari. Ketika ia sampai di dapur ia melihat sebuah siluet wanita yang sedang memasak. Ia tak takut karena ia tahu itu mama Maya.

"Pagi, Tan" sapanya. Mama Maya membalik dan tersenyum.

"Pagi, Sayang. Kau bangun lebih awal dari kemarin" balasnya. Anna pun menyeduh teh dan duduk dimeja makan.

"Aku hanya gugup karena ini hari pertamaku ujian" ujarnya sambil meniup-niup tehnya.

"Ya itu wajar. Seharusnya kan ujianmu tahun depan. Tapi itu pertanda kamu mampu, bukan? Jadi kamu harus buktikan kalau kamu mampu untuk tamat tahun ini" Anna tersenyum dan mulai menyeruput tehnya.

"Apa kamu tahu berita terbaru, Sayang?" Tanya mama Maya. Anna mengernyit karena semalam ia sibuk belajar dan tak menghiraukan apapun.

"Tidak, Tan. Memangnya kenapa?" Mama Maya menggeleng pelan dan mengusap rambut Anna.

"Seandainya kamu tahu, jangan sampai mengganggu konsentrasi kamu ya. Tak baik, nanti nilai ujianmu jadi rendah" kerutan didahi Anna semakin tercetak.

"Apa maksud Tante?"

"Sudahlah, lupakan saja" jawab mama Maya dan kembali melanjutkan kegiatannya. Anna termenung sambil menyeruput tehnya lagi.

Apa yang disembunyikan Tante? Batinnya.

*****

Kini Anna sedang sarapan bersama keluarga Maya. Maya dan Rangga memang tak bersiap-siap karena mereka diliburkan.

"Maya, kenapa kamu tak ikut sistem akselerasi?" Tanya papa Maya setengah bercanda. Maya mencibir ke arah papanya.

"Jangan mengejekku, Papa. Aku tahu maksud pertanyaanmu itu" gelak tawa pun terdengar. Anna juga ikut terkekeh melihat wajah Maya yang lucu.

"Nanti waktu ujiannya jangan gegabah ya, Anna. Rileks aja. Ntar malah gak dapat kalau kamu gugup" nasehat papa Maya.

"Iya, Om. Akan aku ingat. Makasih sarannya" ujar Anna sambil tersenyum. Terlihat lesung pipinya yang membuatnya semakin cantik

"Ternyata kalau Kak Anna lagi senyum cantiknya nambah ya" goda Rangga dan mendapat jitakan dari Maya.

"Kamu ini, gak bisa lihat cewek cantik"

"Itu pertanda aku normal, Kak" gelak tawa kembali terdengar dan kali ini Anna hanya diam.

Andai keluarganya seperti ini. Batinnya.

"Semuanya, aku pamit ya. Takut terlambat" pamitnya. Semuanya menoleh dan Rangga memperhatikan jam dinding.

"Ya Tuhan, Kak Anna! Ini masih pukul 06.45. Mau jadi tukang satpam ya bukain gerbang?" Tanya Rangga sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Kamu aja yang kudet. Apa guru dikelasmu tak memberitahumu kalau Anna siswa terdisiplin disekolah?" Ejek Maya dan mengerlingkan matanya pada Anna.

What's wrong with me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang