Sepulangnya dari mall, Aleen dan Sean menuju rumah mereka selama berada di Indonesia. Rumah yang bisa dibilang sederhana bagi keduanya namun akan dibilang mewah bagi kalangan biasa. Aleen menghempaskan badannya ke atas ranjang dan mengistirahatkan badannya sambil menunggu Sean selesai mandi. Ia meraih ponselnya yang terletak di atas meja nakas dan menghidupkannya. Ia mecari foto-fotonya bersama Myscha tadi. Ia tersenyum kecil dan menghela nafasnya.
Kegiatannya terhenti ketika mendengar bunyi pintu terbuka. Terlihatlah Sean yang melilitkan handuk pada pinggangnya. Pemandangan yang sangat menyegarkan bagi Aleen yang tengah kelelahan sekarang. Namun Aleen dengan cepat mengalihkan pandangannya dengan menyembunyikan wajahnya menggunakan bantal.
Sean yang melihat tingkah istrinya yang masih sama seperti sebelumnya hanya bia tersenyum geli. Ia tak menyangka istrinya itu masih saja malu melihatnya half naked. Ia pun berjalan mendekati ranjang dan mengambil bantal yang menutupi wajah merah Aleen.
“Kenapa wajahmu memerah, Sayang?” tanyanya plus dengan seringaian nakalnya. Sudah pasti Aleen yang melihat seringaian itu bertambah malu dan memilih membelakangi Sean dan menutupi wajahnya dengan tangannya. Seringaian Sean semakin melebar melihatnya. Ia pun memposisikan badannya di atas Aleen dan terdengar pekikan kecil.
“Apa yang kau lakukan, Sean?!” pekik Aleen.
“Aku hanya ingin melihat pemandangan indah dari sini. Apa aku salah, Sayang?” tanya Sean dengan seringaian yang masih terpatri di wajahnya. Wajah Aleen yang sudah memerah kian merah mendengar jawaban sang suami.
Apalagi dengan posisi yang seperti ini.
“Um... aku mau mandi, Sean. Jadi... menjauhlah” ujarnya sambil mendorong dada Sean yang sungguh menggoda. Sean tersenyum misterius sebelum mencium bibir yang sudah menggodanya dari tadi siang. Ia tak mungkin melepaskan hasratnya di depan mertua dan kakak iparnya, bukan?
Aleen yang mendapat serangan dadakan itu kelabakan awalnya hingga akhirnya bisa mengimbangi permainan lidah Sean. Keduanya terhenti karena telah kehabisan nafas. Sean baru saja hendak melepaskan seluruh pakaian Aleen sebelum mendengar ponselnya berdering. Ia mengumpat dengan kasar dan meraih benda pipih itu dengan gerakan yang cepat.
“Apa?!” bentaknya tanpa melihat ID Caller yang tertera di ponselnya.
”Wow, dude. Ada apa? Kenapa kau sangat marah?” tanya orang di seberang sana. Alis tebal Sean bertaut dan melihat nama yang tertera di layar ponselnya.
“Kau sangat mengganggu, Tian. Sangat mengganggu” desisnya. Orang yang meneleponnya ternyata adalah Tian yang kini tengah terkekeh.“Aku mengganggu kegiatan panasmu dengan Aleen, ya?” goda Tian.
“Fuck you, Tian! Cepat apa yang ingin kau katakan atau aku akan mematikannya!”
“Okay okay, kami sudah berada di bandara dan akan segera berangkat menuju markas kami selama disini. Dan kami akan mulai melakukan pekerjaan kami, Sean” Sean mendengus kasar dan hendak mengeluarkan umpatan-umpatan lagi namun Aleen berhasil menggagalkannya dengan mengelus rahang Sean.
“Jadi pergilah dan jangan ganggu diriku, Tian!” bentak Sean dan memutuskan telepon secara sepihak. Aleen tertawa pelan dan dihadiahi tatapan yang cukup mengerikan dari sang suami.
“Apa yang kau tertawakan, Aleen?” tanyanya pelan.
“Ekspresimu” jawab Aleen enteng. Seringaian Sean terbit setelah itu dan berhasil membuat bulu kuduk Aleen meremang.
“Mari kita lanjutkan kegiatan kita yang tertunda, Sayang. Kau harus bertanggung jawab menenangkannya karena kau sudah sukses membangunkannya” katanya sambil menunjuk sesuatu yang telah berdiri dengan mantap. Pipi Aleen sukses mengeluarkan rona merah dan itu sukses membangkitkan gairah Sean yang sudah berada di puncak.
![](https://img.wattpad.com/cover/142307798-288-k680642.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
What's wrong with me?
General FictionCerita #1 Broken home -Anggiana Georgiana Adrian a.k.a Aleen Cheveryl Azryl- "Perbedaanku membuat semua keluargaku menjauhiku. Hanya Mama dan kak Bryan yang berada di sisiku ketika mereka mengabaikanku. Mereka menjauhiku hanya karena aku berbeda. Sa...