Cerita #1 Broken home
-Anggiana Georgiana Adrian a.k.a Aleen Cheveryl Azryl-
"Perbedaanku membuat semua keluargaku menjauhiku. Hanya Mama dan kak Bryan yang berada di sisiku ketika mereka mengabaikanku. Mereka menjauhiku hanya karena aku berbeda. Sa...
Dering ponsel yang mengganggu pagi Aleen membuatnya mengumpat pelan dan meraih ponselnya dengan kasar.
"Apa?!"
"Maafkan aku sebelumnya, Aleen. Tapi aku sangat membutuhkanmu sekarang. Biskah kau mengantarkan tugasku ke kampus? Aku meninggalkannya di meja belajarku" Aleen melihat ID callernya dan tertera nama Revan.
"Revan? Tak biasanya kau meninggalkan tugasmu"
"Setiap manusia juga pasti pernah melakukan kesalahan, adikku. Cepatlah, aku akan menunggumu di kanton fakultasku. Kau memiliki waktu 1 jam! Tak boleh telah!"
"Cih, kau hanya minta tolong padaku, tuan. Jadi tolong sopan sedikit"
"Nope. Bergeraklah karena waktu terus bergerak"
"Shit. Iya iya. Setelah ini kau harus membelikan apapun yang aku mau"
"Itu urusan gampang. Cepat!" Setelah itu Revan memutuskan teleponnya. Aleen yang sebenarnya sangat malas bergerak dengan terpaksa melangkahkan kaki jenjangnya menuju kamar mandi. Setelah selesai ia menuju walk in closetnya dan meraih sebuah dress.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah selesai merias diri dengan make up sederhana dan membiarkan rambutnya tergerai ia mengambil tasnya dan berjalan keluar. Ia juga tak lupa menuju kamar Revan untuk mengambil tugas sang kakak. Laura yang melihat anak perempuannya turun dari lantai dua memandang bingung ke arahnya.
"Sayang, bukankah kamu memiliki jam siang hari ini? Lalu mengapa kau pergi sepagi ini?" Aleen meraih sarapannya dengan kesal dan memandang sang Mommy.
"Salahkan Revan, Mommy. Ia yang ketinggalan tugasnya malah aku yang kena getahnya" Jonathan menggelengkan kepalanya pelan dan mengusap kepala Aleen.
"Sudahlah, mungkin semalan kakakmu itu bergadang jadinya ia lupa memasukkan tugasnya ke dalam tas. Kalau sudah selesai sarapan langsung berangkat ya, nak. Kan sayang kalau kita biarkan Rev menunggu lama" Aleen mengangguk kecil dan menghabiskan sarapannya dan mengecup pipi sang Mommy dan Daddy.
"Aku pergi dulu, Mommy, Daddy"
"Hati-hati di jalan, Sayang"
*****
Setelah memakirkan mobil sportnya, Aleen langsung menuju kantin fakultas ekonomi. Ia berjalan sedikit tergesa-gesa karena waktu yang dia punya tinggal 20 menit lagi dan fakultas ekonomi itu terletak lumayan jauh dari parkir. Tak lama kemudian ia mendengar ponselnya berdering. Setelah mengumpat baru ia mengangkat telepon dari Revan.
"Ya Tuhan, Revan. Jika kau ingin cepat tugas ini sampai ke tanganmu bergeraklah dan temui aku di depan fakultasmu. Apa kau tak tahu fakultasmu itu jauh dari parkiran?!"
"Hah.. baik-baik. Ini juga salah aku. Aku akan menunggumu disana"
"Kakak pintar. Tunggu aku ya" Aleen langsung melanjutkan perjalanannya. Berselang beberapa menit ponselnya kembali berdering. Ia mengheka nafasnya berat dan mengangkat telepon itu.