Tak terasa sudah 1 bulan Aleen bekerja bersama Sean di M'Son Corp. Selama bekerja ia kembali menjadi seseorang yang dingin, tak ingin campur urusan orang lain, seperti dirinya pada masa lalu. Namun ketika berada diluar jam kantor ia kembali menjadi Aleen yang dikenal orang banyak. Kinerja Aleen juga baik, mungkin sangat baik sehingga banyak pengacara yang sering mengajaknya bekerja dengan mereka. Namun Aleen menolaknya dengan halus. Dan hal itu membuatnya semakin dibenci oleh sesama sekretaris di perusahaan itu. Dan sekali lagi ia tak peduli. Ketika Aleen sedang bekerja seseorang mengunjungi meja kerjanya.
"Permisi, apa Sean ada diruangannya?" Aleen menengadah dan terlihat seorang wanita seksi yang kelihatan sebaya dengan Sean.
Siapa wanita ini? Dia kelihatan seorang bitch. Batin Aleen.
"Ada, Miss. Tapi apakah anda sudah membuat janji temu dengannya?" Tanya Aleen berusaha ramah walaupun tatapannya tak bisa berdusta. Ia memiliki firasat buruk dengan kedatangan wanita ini. Dan yang lebih membuatnya takut adalah semua firasatnya tak pernah meleset. Wanita itu terkikik manja -namun Aleen jijik mendengarnya- dan memandang Aleen seperti mereka tak sederajat.
Memang kita tak sederajat, bitch. Kau lebih hina dan terlihat murahan.
"Hal-hal seperti itu tak ada dalam kamusku, Miss. Sampai jumpa" ucapnya dan berlalu begitu saja. Aleen yang geram mengikuti langkah wanita tadi. Wanita itu terlebih dahulu masuk ke dalam ruangan Sean dibandingkan dirinya.
"Maafkan saya, Sir. Tapi wanita ini tetap masuk padahal saya belum memberitahu anda" ucap Aleen sopan. Bagaimana pun Sean adalah bossnya. Sean memandang Aleen dan berarti memandang wanita tadi juga. Sejenak Aleen bisa menangkap bola mata hazel itu membulat sebelum kembali normal.
"Tak apa, Aleen. Lagi pula saya tidak terlalu sibuk. Dan Carla, silahkan duduk" wanita tadi tersenyum meremehkan ke arah Aleen dan membuat Aleen mengepalkan tangannya.
"Sudah dengar, bukan? Jadi lebih baik kamu pergi kerja sana!" Pintanya. Dan kata-kata itu berhasil membuat amarah Sean tersulut karena Carla berani memerintah Aleen seperti seorang pelayan. Namun ia bisa melihat geraka mata dan tangan Aleen yang menyuruhnya untuk diam.
"Baiklah, Miss, Sir. Saya permisi" pamit Aleen datar dan keluar begitu saja.
"Ada apa kau kemari, Carla?" Tanya Sean datar. Carla tersenyum genit dan berjalan menuju Sean dengan sedikit menggoyangkan panggulnya.
"Aku hanya ingin berbicara denganmu, Sean"
*****
Sudah hampir 1 jam Carla tak keluar dari ruangan Sean dan itu membuat Aleen dilanda rasa khawatir. Ia tak bisa membuka pintu itu begitu saja karena ia masih berpikiran jika mereka membahas sesuatu yang penting. Namun instingnya mengatakan ada yang salah. Jadi akhirnya ia mengalah dan meraih i-Pad miliknya dan mencoba membajak kamera pengawas di perusahaan ini. Setelah berhasil ia mencari kamera CCTV yang berada di ruangan Sean. Betapa terkejutnya Aleen ketika ia melihat Sean tengah berciuman dengan Carla dengan panas. Darah di dalam tubuhnya mendidih dan tangannya sudah terkepal dengan kuat. Ia tak menyangka jika Sean yang dicintainya akan melakukan hal ini padanya. Raut wajahnya tak terbaca, namun sorot matanya dan mata sapphirenya yang berkaca-kaca bisa membuat orang lain mengetahui kalau ia tengah merasa sedih dan kecewa. Dengan gerakan cepat ia menyimpan semua barangnya ke dalam tasnya dan turun menuju lantai 2. Banyak yang melihatnya hanya bertanya-tanya.
Apa yang membuat aura Aleen yang biasanya sudah kelam menjadi semakin kelam?
*****
Masih dengan setelan kantornya, Aleen berada di bandara. Ia akhirnya mendapat surat izin cuti dari pihak perusahaan setelah membujuk kepala HRD dengan berbagai cara. Ia pun menelepon seseorang yang bisa membantunya kali ini. Yang jelas bukan orang tuanya. Tak ada satu pun keluarganya ataupun keluarga Sean yang tahu hal ini. Mengingat nama Sean membuat amarah dan rasa kecewanya kembali memuncak. Ia menghela nafasnya pelan dan mulai menelepon seseorang.

KAMU SEDANG MEMBACA
What's wrong with me?
General FictionCerita #1 Broken home -Anggiana Georgiana Adrian a.k.a Aleen Cheveryl Azryl- "Perbedaanku membuat semua keluargaku menjauhiku. Hanya Mama dan kak Bryan yang berada di sisiku ketika mereka mengabaikanku. Mereka menjauhiku hanya karena aku berbeda. Sa...