30

946 51 0
                                    


Keesokan harinya Aleen kembali bekerja di perusahaan M'Son Corp setelah ia mengambil cuti panjang. Ia telah mengenakan setelan kantornya yang berwarna krem. Ia juga menyanggul rambut panjangnya dan mempoles wajahnya dengan make up natural. Setelah dirasa cukup ia pun turun untuk sarapan bersama keluarganya. Jonathan sudah duduk di meja makan. Laura tersenyum manis ke arah Aleen dan dibalas pula dengan senyuman manis Aleen yang memperlihatkan lesung pipinya.

"Pagi, Mommy, Daddy" sapanya dan mengecup pipi Laura dan Jonathan secara bergantian.

"Pagi juga, Sayang. Bagaimana tidurmu? Apakah nyenyak?" tanya Laura sambil menyajikan sarapan pagi.

"Nyenyak, Mommy. Aku sungguh merindukan suasana kamarku" jawab Aleen sambil mengoles roti bakar dengan selai kacang favoritnya.

"Apa kau yakin akan bekerja hari ini, honey?" tanya Jonathan memastikan.

"Aku yakin, Daddy. Aku sudah terlalu lama cuti. Ya, walaupun calon mertuaku yang punya perusahaan namun aku tetap merasa bersalah jika menambah cuti" Jonathan menganggukkan kepalanya mengerti dan menyeruput kopinya. Ketika Aleen hendak memasukkan roti selainya ke dalam mulutnya ia merasakan seseorang mengecup pipinya dan seseorang lainnya menepuk kepalanya pelan.

"Morning, little sister" sapa Kevan dan Revan setelah ber-high five. Aleen mendengus dan menepuk bahu saudara kembar itu dengan sedikit kuat yang membuat keduanya meringis kesakitan.

"Kau masih kasar, Al" keluh Kevan sambil mengelus bahunya yang menjadi korban pagi ini.

"Aku tak tahu kalau pukulanmu ternyata sakit juga, Aleen" komentar Revan karena selama ini ia belum mendapatkan pukulan dari Aleen. Aleen menyeringai senang dan menjulurkan lidahnya sebelum memakan rotinya.

"Salah kalian karena kalian yang mengangguku duluan" kedua kakaknya terkekeh dan menarik pipi Aleen. Aleen meringis kesakitan dibuatnya.

"Sudah hentikan, Kev, Rev. Kalian menyakiti adik kalian" lerai Laura. Saudara kembar itu akhirnya menyudahi kegiatan mereka dan tersenyum puas ketika melihat pipi Aleen yang memerah. Aleen memandang tajam ke arah keduanya dan memakan rotinya dengan cepat.

"Berada di dekat kalian sama saja dengan mempercepat penuaan" gerutunya dan meminum susu putihnya. Ia pun bangkit dan mengambil handbag-nya.

"Mommy, Daddy, aku berangkat ya" pamitnya dan tak lupa mengecup pipi orang yang berjasa selama 3 tahun terakhir ini. Laura dan Jonathan melakukan hal yang sama kepada Aleen.

"Apa kami tak mendapatkan kecupan dari adik kecil kami?" tanya Kevan penuh harap. Aleen kembali mendecih dan menjitak kepala Kevan dan Revan.

"Untuk pagi ini tidak karena kalian sudah jahat padaku" jawabnya dan berjalan menuju pintu utama. Disana ia bisa melihat sebuah mobil sport hitam terparkir cantik di depan mansionnya. Ia tersenyum ketika melihat seseorang yang mengisi hati dan pikirannya sedang menyandarkan dirinya pada mobil tadi dengan gaya yang membuat kaum hawa akan mimisan jika melihatnya. Orang tadi tersenyum dan menarik pelan tangan Aleen.

"Morning, honey" sapanya dan mengecup bibir Aleen sekilas. Aleen tersenyum dan mengecup pipi orang itu.

"Morning too, my sun" ternyata orang itu adalah Sean. Sean menjemputnya pagi ini dan mengajaknya berangkat ke kantor bersama. Setelah keduanya masuk ke dalam mobil sport tadi mereka langsung menuju kantor yang diisi dengan percakapan hangat keduanya.

*****

Banyak pasang mata yang memandang ke arah Sean dan Aleen ketika mereka memasuki lobi. Banyak kaum hawa yang iri melihat Aleen bergandengan tangan dengan salah satu pria yang paling diminati di London. Tidak sedikit pula kaum adam yang menatap Aleen dengan kagum yang membuat Sean risih. Ia pun merangkul pinggang Aleen dengan posesif yang menyatakan kepada semuanya kalau Aleen adalah miliknya seorang. Aleen menghela nafasnya ketika melihat sikap posesif Sean yang kembali timbul. Setelah keduanya masuk ke dalam lift Sean memeluk Aleen dari belakang dan menghirup aroma vanilla yang menyeruak dari tubuh Aleen.

"Aku cemburu melihat mereka memandangmu dengan kagum" gerutunya pelan. Aleen terkekeh dan mengelus tangan Sean yang melingkar di pinggangnya.

"Maka aku juga cemburu melihat mata para wanita yang memandangmu tanpa berkedip dan ada juga yang terang-terangan menggodamu lewat tatapan mereka" Sean terkekeh mendengarnya dan meletakkan dagunya di bahu kanan Aleen dan mengecup rahang Aleen.

"Tapi sayangnya aku tak tergoda dengan mereka semua. Karena yang bisa membuatku hilang kontrol hanyalah dirimu, Sayang" Aleen tersenyum bahagia mendengarnya. Pelukan mereka berakhir ketika bunyi dentingan lift terdengar. Sean kembali menggenggam tangan Aleen dengan erat seolah Aleen akan pergi jika ia tak memegangnya dengan erat. Aleen yang diperlakukan seperti itu hanya bisa mengulum senyum. Ia bahagia memiliki keluarga yang harmonis seperti yang dia harapkan selama ini dan memiliki tunangan yang mencintainya.
Aku harap semuanya berjalan dengan lancar dan Angga tak bisa melacak keberadaanku atau mengetahui siapa tunanganku.

*****

Sedangkan dilain tempat, tampak seseorang terlihat kacau. Meja kerjanya tampak berantakan.

"Aku tak menyangka mencari gadis itu sangatlah sulit. Bagaimana caranya ia menyembunyikan dirinya? Padahal sekitar sebulan lalu ia berada di London lalu ia menghilang begitu saja" gerutunya.

"Tapi sebulan lalu ada sebuah pesta pertunangan antara putra Maddison dengan putri Azryl" kata seseorang lainnya, yang terdengar lebih tua dari orang pertama.

"Lalu apa hubungannya, Ayah?" tanya orang pertama. Orang kedua yang dipanggil ayah itu menunjukkan beberapa foto kepada orang pertama. Orang pertama itu melihat fotonya dan dahinya mengerut.

"Dia mirip sekali dengan Anna"

"Tapi namanya bukan Anna, melainkan Aleen Cheveryl Azryl. Anak angkat Jonathan Azryl dengan Laura Azryl" ujar sang ayah. Orang tadi memperhatikan dengan jelas foto ditangannya.

"Dia sangat mirip dengan Anna. Hanya saja tak ada tatapan yang biasa ia berikan ketika ia masih tinggal disini. Ia juga tampak dewasa. Dan, ia tampak bercahaya" gumamnya lagi. Sang ayah menghela nafasnya.

"Tak ada data yang bisa didapatkan anak buahku tentang gadis itu. Seolah-olah ada yang melindunginya dengan ketat. Dan dari data yang bisa didapatkan mereka keluarga Azryl mengadopsi Aleen dari panti asuhan. Tapi ada pula yang mengatakan kalau Aleen diadopsi karena permintaan sahabat Jonathan. Terlalu banyak spekulasi tentang Aleen ini" orang pertama tadi menyandarkan tubuhnya pada kursinya dan mengusap wajahnya dengan kasar.

"Kita harus mencari Anna dan melenyapkannya langsung. Aku tak peduli jika Myscha dan Bryan akan marah besar padaku karena dia hanyalah sebuah kegagalan yang berusaha menghancurkanku. Jika aku mengetahui hal ini maka aku akan membunuhnya sebelum ia pergi mengikuti lomba itu" geramnya.

"Bahkan keluarga temannya, Dharmaya Cantika tidak mendapat kabar apapun dari Anna selama 3 tahun ini. Kegagalanmu sangat pandai menyembunyikan dirinya" kekeh sang ayah.

"Aku yakin ada seseorang yang berkuasa tengah menolongnya. Tapi kita bisa mencurigai 2 keluarga ini" ujar orang pertama dan mengeluarkan senyuman misterius.

Vomentnya ya!

What's wrong with me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang