Keesokan harinya Bryan mengajak Myscha ke suatu tempat yang sangat berkesan bagi mereka bertiga. Bagi Bryan, Myscha, dan Anna. Siang ini Myscha kembali memperhatikan penampilannya dengan mengenakan dress casual yang menegaskan kecantikannya di usia yang sudah tak muda lagi. Bryan juga mengenakan kemeja warna dongker dan menggulung lengannya sampai siku. Ia juga mengenakan jeans warna putih.
Kini keduanya tengah berada di dalam mobil BMW milik Brynna“Sayang, kita mau kemana?” tanya Myscha dengan penuh heran. Bryan tersenyum dan mengelus tangan wanita yang paling berjasa dalam hidupnya dengan tangan kirinya.
“Kita akan ke mall tempat biasa kita dan Anna makan es krim, Ma. Entah mengapa aku merindukan tempat itu. Mama mau, kan? Kita udah lama gak ngumpul kayak dulu semenjak Papa…” Bryan tak bisa melanjutkan perkataannya ketika melihat raut wajah Myscha yang berubah sendu. Ia tahu Myscha pasti akan murung jika membahas tentang Anna atau Angga.
Tapi ia harus melakukannya demi kebahagiaan sang mama.
“Tak apa-apa, Sayang. Mama bisa-bisanya melupakan tempat yang penuh akan kenangan tentang kita bertiga” ujar Myscha dengan suara bergetar. Myscha tak menampik kalau ia sangat merindukan putri bungsunya itu. Ia menggenggam tangannya sendiri dan lebih memilih melihat pemandangan dari kaca mobil dibandingkan harus melanjutkan percakapan yang membuatnya sesak.
Sayang, Mama merindukanmu dengan sangat di sini. Kapan kau akan pulang? Pikirnya.
Bryan hanya bisa diam dan membiarkan Myscha menenangkan pikirannya. Ia melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang karena ia tak ingin terburu-buru. Walaupun hatinya menyuruhnya untuk sampai dengan cepat menuju tempat tujuan mereka.
Demi Myscha sendiri.
Tak terasa keduanya sampai di tempat tujuan. Bryan keluar terlebih dahulu dan berjalan ke kursi penumpang. Ia membukakan pintu untuk Myscha yang dihadiahi senyuman manis dari Myscha sendiri. Myscha menatap mall itu penuh rindu dan sekelebat memori tentangnya dan Anna berlalu dengan cepat.
-Flashback-
Myscha selalu menjemput anak-anaknya pulang dari sekolah. Kala itu Anna kelas 3 SD dan Bryan kelas 6 SD. Anna kecil menggenggam tangannya dan berlarian masuk ke dalam mall.
“Ayo, Mama. Kita makan es krim di tempat biasa!” ajaknya.
“Anna jangan berlarian” cegah Bryan dan mengikuti langkah adiknya. Anna tertawa melihat kakaknya juga ikut berlari. Myscha tersenyum bahagia melihat kedekatan putra-putrinya. Para pengunjung tak merasa terganggu dengan tawa Anna karena mereka tahu kalau Anna dan Bryan adalah anak dari pengusaha terkenal Anggara Adrian. Tawa Anna semakin terdengar ketika Bryan menangkapnya.
“Sudah, jangan lari-lari lagi, adik kecil. Nanti kamu jatuh atau ditabrak orang bagaimana? Kan Kakak juga yang susah sama Mama” larang Bryan dan mencubit pipi tembem Anna. Bukannya kesakitan tapi Anna malah tertawa lepas.
“Kalau aku jatuh kan Kakak akan mengobatiku dan menggendongku, kan? Kan Kakak sayang sama Anna” Myscha tersenyum kecil dan berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan anak-anaknya.
“Iya, Sayang. Kakakmu menyayangimu cuman nanti kalau kamu terjatuh kamu pasti akan nangis. Nanti yang ada kamu malah mempermalukan diri sendiri” Anna menggeleng dan memeluk Bryan.
“Kalau aku nangis Kak Bryan pasti akan mengusap air mataku dan mengatakan semuanya baik-baik saja. Iya kan, Kak?” celoteh Anna kecil. Bryan mengangguk dan meletakkan Anna di punggungnya.
“Kakak akan melakukan apa pun demi dirimu, Anna sayang”
-Flashback’s end-
“Ma?” lamunan Myscha buyar ketika Bryan menepuk bahunya pelan. Myscha bisa melihat anak sulungnya itu menatapnya khawatir. Ia pun tersenyum simpul dan menggenggam tangan yang dulunya kecil kini tangan itu lebih besar dari tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
What's wrong with me?
General FictionCerita #1 Broken home -Anggiana Georgiana Adrian a.k.a Aleen Cheveryl Azryl- "Perbedaanku membuat semua keluargaku menjauhiku. Hanya Mama dan kak Bryan yang berada di sisiku ketika mereka mengabaikanku. Mereka menjauhiku hanya karena aku berbeda. Sa...