Setelah acara pemberkatan selesai para hadirin dipersilahkan untuk memakan sajian yang telah disiapkan keluarga pengantin. Walaupun pernikahan ini dilakukan di luar ruangan namun dekorasinya tak kalah cantik dengan acara yang diadakan di dalam ruangan. Halaman ini didominasi warna putih dan di dekat pelaminan terdapat bunga mawar putih dan merah. Sekarang Aleen telah bersiap-siap untuk melemparkan buket bunga yang ia pegang bersama Sean. Mereka berdua berdiri memunggungi para wanita yang telah siap sedia menangkap buket tersebut.
“Baiklah. 3, 2, 1!” setelah MC berteriak Aleen melemparkan buket itu sambil berteriak. Wanita-wanita itu histeris dan berebutan untuk menangkap buket itu. Hingga pekikan terdengar dari salah satu mereka.
“Aku yang mendapatkannya!” ternyata yang mendapatkannya adalah Chloe, sahabat Aleen sendiri. Tak lama kemudian Chloe dirangkul oleh seorang pria yang mirip dengan Sean, yang tak lain tak bukan adalah Tian. Tian memiliki kebiasaan yang sama seperti sang adik, yaitu suka mengecup bibir pasangannya tanpa memerdulikan keadaan disekitar mereka. Dan itu berhasil membuat Chloe menyikutnya dengan keras.
“Menjauhlah dariku, Tian!” teriaknya dan meninggalkan Tian yang tengah mengacungkan jempolnya pada kedua mempelai. Sean dan Aleen tertawa melihat interaksi Tian dengan Chloe yang tak jauh berbeda sejak pertama kali mereka jumpa. Yah, walaupun status mereka berdua sepasang kekasih sekarang. Kini giliran Sean yang mengecup bibir yang dipoles lipstik merah itu sekilas dan sukses membuat rona merah di pipi Aleen muncul.
“Berhentilah melakukan itu, Sean. Banyak yang memperhatikan kita sekarang” pintanya malu. Sean terkekeh dan merangkul pinggang Aleen dengan posesif.
“You’re mine, Aleen. And always be mine” Aleen mengangguk dan tersenyum bahagia.
Ternyata Tuhan masih mengizinkanku untuk bahagia. Pikirnya.Setelah berpikir demikian Sean mengajak sang istri untuk berbaur dengan para tamu. Tentu saja Aleen menyetujuinya dan mengajak Sean untuk bertemu langsung dengan keluarga Maya. Mereka saling berpelukan untuk melepas rindu satu sama lain dan bercerita banyak hal. Lalu muncul pula Nabila, Sri dan kepala sekolah SMAN 1 Widyatama. Aleen tersenyum lebar dan memeluk para guru yang dekat dengannya selama 2 tahun ia sekolah disana. Tak jarang ketika mereka saling bercerita Aleen tertawa lepas dan membuat hati Sean menghangat.
Aku ingin kau selalu tertawa seperti ini, Sayangku.
Sean juga tak lupa memperkenalkan dirinya dihadapan orang-orang yang dekat dengan Aleen. Setelah bercerita cukup lama mereka berdua pun pergi mengunjungi tamu-tamu yang lain.
Siangnya, Aleen diajak Laura dan Lily untuk kembali ke kamar riasnya. Ia akan mengenakan gaun keduanya. Mereka bertiga sengaja merahasiakan hal ini karena ingin membuat yang lainnya terkejut. Setelah memakan waktu setengah jam keduanya tersenyum senang karena Aleen tampak kecantikannya bertambah berkali-kali lipat.“Oh Tuhan! Pasti Sean aka langsung membawamu menuju kamarnya ketika melihatmu, Sayang” pekik Lily dan memeluk menantunya. Aleen menunduk malu dan melihat pantulan dirinya di depan cermin. Apa yang dikatakan Lily memang benar. Gaun merah ini terasa sangat pas ditubuhnya. Tanpa sadar ia tersenyum membayangkan ucapan Lily tadi dan rona merah itu kembali muncul.
Ya Tuhan, dia sangat malu jika hal itu memang terjadi!
“Sudah-sudah, ayo kita turun. Nanti Sean bisa mendobrak pintu ini dan mengacaukan rencana kita” ajak Laura. Mereka pun turun dan kembali ke halaman belakang.
*****
“Ya ampun, lihatlah! Pengantin perempuannya sangat cantik dengan gaunnya itu”
“Aku tak menyangka anak terakhir keluarga Maddison bisa menemukan gadis yang sangat cantik sepertinya”
“Ah, andai saja putraku yang menemukan gadis itu pasti akan langsung kunikahkan”
![](https://img.wattpad.com/cover/142307798-288-k680642.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
What's wrong with me?
Ficção GeralCerita #1 Broken home -Anggiana Georgiana Adrian a.k.a Aleen Cheveryl Azryl- "Perbedaanku membuat semua keluargaku menjauhiku. Hanya Mama dan kak Bryan yang berada di sisiku ketika mereka mengabaikanku. Mereka menjauhiku hanya karena aku berbeda. Sa...