“Apakah salah jika aku yang berasal dari jurusan IPA mengambil jurusan hukum ketika aku kuliah kelak?”
Ya, wanita di hadapan Bryan ini adalah adiknya. Bryan masih ingat pertanyaan yang sampai saat ini belum dapat dimengertinya. Kala itu ia ingin bertanya namun Aleen atau Anna ini memaksanya untuk keluar. Tubuh Bryan bergetar karena berusaha menahan semua perasaan yang dilandanya. Ia ingin sekali memeluk Aleen namun tubuhnya kaku seakan terpaku ke dalam bumi.
“Anna…” lirihnya. Aleen menangis sejadi-jadinya dan berlari menuju Bryan. Ia langsung memeluk tubuh kakaknya itu dengan erat seolah-olah tak ada hari esok. Runtuh sudah pertahanan Bryan ketika ia merasakan pelukan Aleen yang selama ini ia harapkan. Ia pun membalas dekapan itu tak kalah erat dan menciumi kepala adiknya berulang kali.
“Oh adikku…” lirihnya lagi dan mengecup dahi Aleen lama sekali. Aleen menangis tersedu-sedu dan kembali memeluk kakaknya.
“Maaf, maafkan aku. Maafkan atas semua kebohongan yang kulakukan padamu tempo hari. Aku… aku hanya tak ingin… semuanya berantakan, Kak” lirih Aleen sambil menangis hingga membuat kemeja yang dikenakan Bryan basah. Bryan tersenyum kecil dan mengelus punggung adiknya dan rambut panjang milik Aleen.
“Kau tidak salah, Anna sayang. Kau hanya tak ingin Papa tahu, kan?” ia bisa merasakan anggukan kecil dari Aleen. Bryan menguraikan pelukan mereka dan menatap adiknya lama.
“Kau tidak berubah, Anna. Sama sekali tidak berubah. Hanya saja model dan warna rambutmu yang berbeda kemarin” Aleen tersenyum kecil dan kembali memeluk Bryan. Sungguh ia merindukan kehangatan tubuh kakaknya ketika mereka berpelukan.
“Aku sengaja tidak merubahnya, apalagi mataku. Karena aku tahu kau menyukai warna mataku ini, kan?” Bryan terkekeh dan kembali mendaratkan kecupan pada kepala adiknya.
“Ya, aku tak akan pernah mengizinkanmu jika kau menggunakan softlens karena –“
“Matamu seperti mata Mama” kata Bryan dan Aleen serentak. Keduanya tertawa dan kembali berpelukan.
“Aku merindukanmu, Anna”
“Aku juga merindukanmu, Kak Bryan” deheman Sean membuat acara reunian keduanya sedikit terganggu. Bryan pun memandang Sean yang telah berdiri sambil melipat tangannya di dada pria itu.
“Oh iya, dia benar-benar suamimu, Anna? Bukankah harusnya kau masih –“
“Kuliah? Aku sudah wisuda setengah tahun yang lalu, Kak. Dan sekarang aku bekerja sebagai sekretaris Sean di perusahaan hukum milik keluarganya” Bryan sungguh terkejut mendengar ucapan Aleen. Ia tak menyangka adiknya bisa menyelesaikan kuliahnya selama 3 tahun saja.
“Bisakah kau menceritakan semua yang terjadi selama kau berada di London?” tanya Bryan penuh harap. Aleen mengangguk dan mengajak Bryan duduk. Sean juga ikut duduk di samping Aleen dan merangkulnya dengan mesra membuat Bryan memicingkan matanya.
“Jauhkan tanganmu dari pinggang adikku, Sean” ucapnya datar.
“Of course not, dude. Dia istriku, jadi aku bisa melakukan apapun yang aku inginkan” ucap Sean. Aleen tertawa melihat sifat sang kakak yang hampir sama dengan Sean.
Sama-sama posesif.
Aleen pun mulai menceritakan apa saja yang dialaminya semenjak ia melangkahkan kaki dari rumah Angga. Ia menceritakan secara singkat namun tepat. Perasaan Bryan sekarang campur aduk, ia tak menyangka adik kecilnya akan mengalami hal yang sungguh sulit di umurnya yang masih muda. Dan semua ini dikarenakan keegoisan Anggara Adrian!
“Dan apa yang membuatmu kembali, Anna? Oh, apakah aku juga harus memanggilmu Aleen?” tanya Bryan setengah bergurau. Bryan akan memanggil Anna dengan Aleen jika adiknya itu memintanya. Karena bagaimana pun nama Anggiana Georgiana mengandung banyak kenangan yang suram. Aleen tersenyum tipis dan mengangguk pelan.
“Aku tidak mengizinkan siapa pun memanggilku Anna mulai sekarang, Kak. Sekali pun itu adalah Mama. Karena bagiku Anggiana Georgiana Adrian sudah mati sekitar 4 tahun yang lalu. Awalnya aku bahagia mendengar nama itu keluar dari mulut Maya dan keluarganya, namun disaat yang bersamaan aku juga membenci nama itu karena nama itu diberikan oleh pria yang sangat kubenci”Aleen mengambil nafas dan kembali melanjutkan perkataannya.
“Aku kembali untuk membalas semuanya. Aku ingin membuktikan bahwa kegagalan yang ia hina, ia campakkan telah sukses tanpa bantuannya sedikit pun. Aku berhasil meraih apa yang kuinginkan dan kembali datang padanya untuk memperlihatkan kehancuran dirinya sendiri yang berada di dalam genggamanku” ucapnya dengan sorotan mata penuh dengan benci. Bryan terdiam. Ia tahu Aleen pantas membenci Angga, ayah mereka. Namun ia tak tahu kalau adiknya akan sedemikiannya membenci Angga.
“Aku juga tahu keadaan Mama, Kak. Bisakah aku bertemu dengannya?” pertanyaan itu sukses menarik Bryan kembali ke dunia nyata dan menatap adiknya penuh kaget.
Bagaimana Aleen bisa tahu?
“Bukan hanya keadaan Mama. Semuanya, termasuk semua yang dikerjakan Angga dibelakang kalian semua. Kau bahkan mengetahui sesuatu tentangnya, kan, Kak Bryan?” tanya Aleen serius. Lagi-lagi Bryan terpaku. Bagaimana bisa Aleen yang berada di belahan bumi yang sangat jauh letaknya dengan Indonesia mengetahui hal ini? Apakah ia meminta bantuan dari orang lain? Atau apa?
Bryan sama sekali tak mengerti.
“Adikmu ini adalah seorang hacker, Bryan. Jangan-jangan kau tak mengetahui hal ini?” jelas Sean. Sore ini adalah sore yang penuh dengan kejutan bagi Bryan. Adiknya, Anna yang dikenal pendiam dan tak peduli dengan apa pun seorang hacker?
“Jangan-jangan kaulah yang mengatakan pada keluarga Natalie tentang masalah waktu itu, An- Aleen?” tanyanya memastikan. Aleen mengangguk dan menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa.
“Ya, aku yang melakukannya. Bahkan akulah pelaku yang mengatakan pada Nick tentang semua perilaku Natalie di belakang kalian” Bryan sangat shock mendengar hal ini. Kini ia menyesal. Seharusnya ialah orang yang pertama kali mengetahui semua tentang Aleen, baik dari kegiatan sekolahnya dan diluar sekolahnya, apa-apa saja yang disukai adiknya selama ini, bakat apa yang terpendam di dalam tubuh mungil itu. Ia mengepal tangannya dengan erat berusaha menetralkan perasaan yang berlebihan ini. Tiba-tiba ia merasakan elusan tangan mungil.
“Kau tidak salah, Kak. Karena selama ini akulah yang menyimpan semua masalahku. Aku tak menginginkan kau terlibat di dalam masalahku dan membuat Angga juga membencimu. Coba kau pikirkan, seandainya dia juga membencimu siapa yang akan menemani hari Mama? Tidak ada, kan? Jadi aku tidak pernah bercerita tentang apa pun padamu” jelas Aleen sambil tersenyum. Bryan menatap mata biru itu dan menggeleng.
“Aku gagal menjadi seorang kakak, Aleen. Seharusnya akulah yang berdiri di depanmu untuk melindungimu, bukannya tak tahu tentang apa yang membuatmu kesulitan. Kau bahkan memikirkan hal itu jauh sebelum semuanya terjadi. Seharusnya Papa –“
“Dialah yang menjagamu? Untuk keluarga yang normal, iya. Tapi sayangnya keluarga kita jauh dari kata normal, Kak. Dan kau tahu itu. Tapi aku bersyukur akan hal itu. Karena apa? Karena jika ia tidak melakukan hal ini padaku maka aku tidak akan seperti ini dan tidak akan menemukan belahan jiwaku” kata Aleen sambil menatap Sean penuh kasih. Tentu saja Sean membalasnya dengan kecupan singkat tepat pada bibirnya dan membuat Bryan melotot.
“Hei! Apa-apaan kau itu?” bentaknya.
“Mencium adikmu dengan cepat. Untung saja kau tidak melihat ciuman panas yang kami lakukan ketika –“ ucapan vulgar Sean terputus karena Aleen lebih dulu membekapnya dengan tangan kecilnya.
“Kau harus merelakanku karena aku sudah milik orang lain, Kak” katanya sambil tersenyum geli. Bryan mendengus pelan dan menatap Sean dengan tajam.
“Aku baru saja menemukan adikku dan sekarang malah harus merelakannya? Oh Tuhan ini sangatlah sulit” Sean dan Aleen tertawa melihat wajah frustasi Bryan. Tak lama senyuma itu hilang dan digantikan dengan suasana serius dan mencekam.
“Jadi, katakan padaku, Kak. Apa yang kau ketahui tentang Angga?” tanya Aleen dengan wajah datar. Melihat raut wajah Aleen mengingatkan Bryan dengan sifat seorang Anggiana Georgiana. Dingin dan tak tersentuh. Ia pun menghela nafasnya dan membalas tatapan adiknya dengan datar pula.
“Papa juga bekerja di sebuah organisasi gelap dan dia adalah ketua organisasi tersebut”
Wah wah wah apa yg dikerjakan Anggara tuh? Apa dia seorang mafia gitu? Ikuti terus ya para penikmat rangkaian kalimat!
Dan jangan lupa vote and comment gengs!
KAMU SEDANG MEMBACA
What's wrong with me?
General FictionCerita #1 Broken home -Anggiana Georgiana Adrian a.k.a Aleen Cheveryl Azryl- "Perbedaanku membuat semua keluargaku menjauhiku. Hanya Mama dan kak Bryan yang berada di sisiku ketika mereka mengabaikanku. Mereka menjauhiku hanya karena aku berbeda. Sa...