Setelah seminggu berada di Bali, akhirnya APSN sudah berakhir. Cabang tari dimenangkan oleh Anna dan Maya. Betapa bahagia dan bangganya mereka atas prestasi yang mereka raih. Dan atas menangnya mereka di APSN tingkat Nasional maka akan membawa mereka menuju International Art Competition di London. Maya bahkan sampai menangis ketika mengetahui bahwa merekalah yang menang. Ryan mendekati mereka berdua.
"Congrats ya atas kemenangan kalian" Maya mengangguk keras sambil mengusap air matanya.
"Makasih, Ryan. Doakan kami sukses di London ya" Ryan mengangguk dan memandang Anna dengan kagum.
"Ternyata selain wajah yang cantik kau juga hebat dalam tari ya, Anna" pujinya.
"Kau berlebihan. Dan oh, lebih baik kau mengurus kekasihmu dibandingkan terus berusaha mendekatiku. Karena itu tak akan berhasil" tutur Anna dan berlalu. Ryan membeku sedangkan Maya bingung mendengar penuturan sahabatnya.
"Jadi kau sudah punya kekasih?!" Pekik Maya.
"Ya, aku memang sudah punya kekasih. Namun aku sangat penasaran dibalik sikap dinginnya. Jadi, ya.. aku mendekatinya. Ternyata dia sudah tahu" jawab Ryan santai. Maya memandang Ryan antara tak percaya dan marah.
"Aku tak percaya ini. Aku sudah mempercayaimu untuk meluluhkan hatintmya tapi apa ini? Oh, pasti Anna sudah lebih dulu mengecek semuanya tentangmu. Aku menyesal mempercayaimu" gerutu Maya dan pergi begitu saja.
*****
Anna dan Maya sudah sampai di Jakarta pukul 9 pagi. Maya langsung pulang sedangkan Anna menuju sekolah karena ada hal yang harus ia urus. Hampir seluruh siswa memandangnya seperti biasa. Kagum, terpesona, iri, dan lainnya. Namun Anna tetap tidak menggubrisnya dan memandang lurus ke depan. Kini ia sudah berada di depan kantor guru. Ia mengetuk pintu dan masuk ke dalam.
"Permisi, apa ada Bu Nabila?"tanyanya.
"Oh, Anna sayang. Selamat atas kemenangan kamu ya. Bu Nabila sedang berada di ruangannya. Kapan kamu akan ke London, Sayang?" Tanya salah satu guru .
"Terima kasih, Bu. Kami akan pergi ke sana sesudah Maya menerima rapornya. Saya permisi" pamit Anna dan meninggalkan ruang guru. Ia menuju ruangan Nabila yaitu ruang BK. Tak lama kemudian ia mengetuk pintu dan langsung masuk setelah mendapat izin dari dalam.
"Bu Nabila" panggil Anna. Nabila langsung berdiri dan memeluk Anna dengan erat.
"Selamat atas prestasimu, Sayang" Anna mengangguk dan menguraikan pelukannya.
"Ada yang ingin kutanyakan. Apa undangan perpisahan pada mama saya?" Nabila menatap Anna dengan lekat sebelum menjawab pertanyaan muridnya.
"Mereka terkejut" jawabnya menggantung.
-Flashback-
Nabila datang ke kediaman Adrian dengan maksud mengantar undangan perpisahan Anna. Karena Anna tak bisa mengantar langsung kepada orang tuanya. Nabila pun menekan bel dan tak lama keluar seorang pelayan.
"Ada yang bisa saya bantu, Bu?" Tanyanya.
"Apa Bu Myscha ada?" Tanya Nabila. Pelayan itu mengangguk dan mempersilahkan Nabila masuk. Tak lama kemudian ia melihat mama Anna berjalan dan menatapnya bingung.
"Um, anda guru di SMA Dharma Satya, kan? Ada yang bisa saya bantu?" Tanya Myscha.
"Saya datang kemari hanya ingin memberikan undangan ini, Bu Myscha" kerutan di dahi Myscha terlihat ketika ia mengambil surat itu. Ia membacanya dan matanya membulat sempurna.
KAMU SEDANG MEMBACA
What's wrong with me?
General FictionCerita #1 Broken home -Anggiana Georgiana Adrian a.k.a Aleen Cheveryl Azryl- "Perbedaanku membuat semua keluargaku menjauhiku. Hanya Mama dan kak Bryan yang berada di sisiku ketika mereka mengabaikanku. Mereka menjauhiku hanya karena aku berbeda. Sa...