Sorenya Sean menyerah dan menuju mansion Azryl. Tempat itu adalah satu-satunya harapannya sekaligus akan menjadi sebuah masalah yang besar jika harapannya tidak terkabulkan. Dan ternyata pilihan kedualah yang dikabulkan Tuhan. Aleen tak berada di mansionnya dan akhirnya menimbulkan kepanikan dari setiap anggota keluarganya.
"Kemana perginya anakku, Jo?!" Laura langsung histeris ketika Sean menanyakan keberadaan sang tunangannya. Kevan yang juga tengah dilanda risau akhirnya melampiaskannya dengan meninju Sean. Sean hanya diam karena ia tahu karenanyalah Aleen menghilang.
"Katakan padaku sialan, apa yang kau lakukan pada adikku, hah?!" Bentak Kevan. Revan yang biasanya tenang kelihatan seperti sedang menahan amarahnya. Sean memegang sudut bibirnya yang koyak dan mengatakan semuanya dan itu sukses membuat Revan menambahkan pukulan pada tubuh Sean. Semuanya terkejut karena baru melihat seorang Revan Azryl yang terkenal tenang meninju orang lain.
"Jika kau tak bisa menjaga perasaan adikku kenapa malah melamarnya, hah?! Lihat hasilnya! Aleen pergi tanpa sepengetahuan kita semua dan itu karena sikap bejatmu, sialan!" Bentak Revan. Sean yang merasa tersinggung dikatakan bejat menarik kerah kemeja Revan.
"Aku tak memulainya, Revan! Camkan itu! Aku mencintai Aleen melebihi aku mencintai diriku sendiri! Jadi jangan pernah kau ragukan perasaanku padanya! Asal kau tahu, aku tak pernah mendekati perempuan mana pun semenjak berkenalan dengan Aleen!" Kevan tak tinggal diam melihat kembarannya seperti itu dan menepis tangan Sean dari Revan.
"Jika kau benar-benar mencintai dia, lalu mengapa kau tak berusaha mengelak, bangsat?!"
"Sudah kukatakan gerakannya tiba-tiba!"
"Sudah, hentikan! Memangnya dengan kalian bertingkah seperti ini Aleen akan kembali, hah?" Lerai Jonathan marah. Sontak ketiganya diam namun tatapan mereka masih tajam.
"Bukannya aku membelamu, Sean. Jujur aku sangat marah padamu. Karenamulah putri satu-satunya kami pergi entah kemana. Dan supaya tidak ada yang saling memukul aku akan membuat kesepakatan" kata Jonathan. Ia sengaja menggantungkan kalimatnya karena ia ingin melihat respon dari semuanya. Dan mereka hanya diam menunggu perkataan Jonathan. Ia menghela nafasnya sebelum melanjutkannya.
"Sean, jika kau tak bisa menemukan Aleen dalam waktu 1 bulan maka pertunangan kalian batal. Atau jika kami lebih dulu menemukannya maka kami berhak membatalkan pertunangan ini karena kau membuat salah satu anggota keluargaku terluka. Walaupun aku hanya ayah angkatnya namun aku berhak memutuskan kehidupannya selama ia menjadi anak angkatku" Sean terdiam mendengar kesepakatan yang dikatakan Jonathan. Ia tampak memikirkannya. Pilihan kali ini terasa sangat sulit baginya karena ini menyangkut hatinya. Ia merasa sangat bersalah pada Aleen namun ia tak siap jika dia akan kehilangan pemilik kunci hatinya. Tiba-tiba terbesit sebuah ide dari otaknya. Ia menjawab dengan lantang.
"Baiklah, Dad. Aku menerima kesepakatan itu. Akan kupastikan jika akulah yang akan menemukan Aleen-ku" setelah mengucapkan itu Sean keluar dari mansion Azryl dan menuju sebuah tempat.
"Aku akan menemukanmu, Sayang. Dan kali ini aku tak akan melepaskanmu apapun yang terjadi. Tuhan, bantulah aku" gumamnya.
*****
Beberapa saat kemudian akhirnya Sean sampai disebuah apartemen mewah. Ia pun menuju lantai 5. Banyak kaum hawa yang memandangnya penuh kagum, namun Sean mengacuhkannya. Karena dihatinya hanya ada Aleen Cheveryl Azryl seorang. Tak lama kemudian ia menuju sebuah pintu dan menekan beberapa digit nomor. Akhirnya pintu tersebut bisa dibuka dan Sean memasukinya dengan tergesa-gesa. Ia mendengar seseorang mengumpat.
"Shit! Sean, apa yang kau lakukan?! Kau tak tahu betapa aku sangat ingin tidur sekarang, hah?!" Bentak seseorang. Dengan tanpa rasa bersalah Sean duduk disofa dan menatap orang tadi dengan serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
What's wrong with me?
Ficção GeralCerita #1 Broken home -Anggiana Georgiana Adrian a.k.a Aleen Cheveryl Azryl- "Perbedaanku membuat semua keluargaku menjauhiku. Hanya Mama dan kak Bryan yang berada di sisiku ketika mereka mengabaikanku. Mereka menjauhiku hanya karena aku berbeda. Sa...