Sudah 2 minggu Anna, Maya dan peserta IAC berada di London. Dan sudah 2 minggu pula Anna dan Sean saling berhubungan, walaupun mereka tidak lagi bertemu namun Sean selalu menghubungi Anna. Anna sempat heran darimana Sean mendapatkan nomor ponselnya. Tapi ia tak ambil pusing tentang hal itu. Namun Mayalah yang mempertanyakan sikap Anna yang tak peduli tentang Sean.
"Kau yakin tak ingin melihat kehidupannya selama ini?" Pertanyaan itu selalu keluar dari mulut Maya.
"Aku akan melihatnya, namun bukan sekarang. Yang terpenting kita harus fokus, bukan? Supaya apa yang kita inginkan tercapai" jawab Anna tenang. Tak lama kemudian ponselnya berbunyi. Ia pun membuka pesan itu dan tersenyum kecil.
Good luck ya. Semoga menang, ingat jangan gugup ketika diatas panggung. Aku akan melihatmu dan menyemangatimu! -Sean-
Anna mengetik balasan pesan itu. Senyumannya tak hilang dari tadi. Maya yang melihatnya hanya bisa menatap haru, melihat Anna sudah tak sedingin 2 minggu ini. Dan ini semua berkat Sean.
Iya. Awas kalau aku tidak menemukanmu -Anna-
"Dari siapa, An?" Tanya Maya pura-pura tak tahu.
"Sean. Dia bilang kalau ia akan melihat kita tampil" jawab Anna dengan senyuman yang lebar sehingga lesung pipinya terlihat. Yap, hari ini perlombaan cabang tari akan dilaksanakan sekaligus acara penutupan IAC. Para hadirin sudah duduk di ball room dan disini juga sudah tersedia sebuah panggung untuk penampilan tari. Tak lama kemudian Anna dan Maya maju ke depan karena sudah dipanggil MC. Mereka menarikan tarian yang sama ketika di Bali namun ada sedikit perbedaan dari atribut yang mereka gunakan. Anna dan Maya kembali menggerakkan tubuh mereka dengan cepat namun anggun. Sekitar 6 menit berlalu dan mereka berdua pun berhenti menari dengan posisi yang anggun. Tepukan demi tepukan saling bersahutan. Anna juga melihat raut kebahagiaan dari wajah Maya. Ia mencari wajah Sean dan menemukannya di salah satu meja para undangan. Sean mengedipkan matanya, alhasil wajah Anna langsung memerah. Mereka berdua memberi hormat pada dewan juri sebelum turun dari panggung. Maya tak henti-henti tersenyum dan memegang jantungnya sendiri.
"Ya ampun, Anna. Rasanya aku ingin mati mendengar tepukan meriah tadi" Anna menggeleng dan menyentil pelan dahi Maya.
"Kau terlalu berlebihan. Sudahlah, semuanya sudah selesai. Tinggal mendengar pengumumannya" Maya mengangguk dan memeluk tubuh Anna dengan erat. Ia sangat bahagia karena belakangan ini Anna sudah sedikit berubah dari Anna yang dulu. Anna yang sekarang terlihat lebih bersinar dan bersahabat.
Terima kasih, Sean. Karena sudah menjadi 'matahari'nya Anna. Ucapnya dalam hati.
*****
Beberapa jam kemudian perlombaan cabang tari sudah selesai dan saatnya mendengat hasilnya. Tangan Maya berkeringat karena gugup dan Anna pun memegang tangan Maya dengan erat.
"Berdoalah, semoga kita bisa masuk 3 besar" ujarnya pelan. Maya mengangguk dan mempererat genggaman itu. Di dalam hati Anna tak henti-hentinya berdoa agar mereka bisa meraih 3 besar.
"And the first champion was won by 8th draw, from Indonesia!" Pekik MC. Semuanya bertepuk tangan. Maya langsung memekik dan memeluk Anna dengan erat. Anna membalas pelukan tersebut dan menggiring Maya yang masih syok untuk naik ke atas panggung. Sesampainya disana salah satu juri mengalungkan medali emas pada Anna dan Maya dan mengucapkan kata selamat pada mereka. Anna mengucapkan terima kasih sebelum mereka berforo bersama juara 2 dan 3. Setelah bersalaman mereka semua turun. Namun acara tak berhenti sampai disitu. Ternyata masih ada juara dengan nilai tertinggi diantara juara pertama.
KAMU SEDANG MEMBACA
What's wrong with me?
General FictionCerita #1 Broken home -Anggiana Georgiana Adrian a.k.a Aleen Cheveryl Azryl- "Perbedaanku membuat semua keluargaku menjauhiku. Hanya Mama dan kak Bryan yang berada di sisiku ketika mereka mengabaikanku. Mereka menjauhiku hanya karena aku berbeda. Sa...