25

938 54 2
                                    

Perasaan Aleen sungguh bercampur aduk pagi ini. Ia tak menyangka apa yang telah terjadi padanya.

-Flashback-

"Sayang, baik-baik kerjanya ya. Walaupun kamu bekerja di perusahaan calon mertua kamu, tapi kamu tak boleh bermalas-malasan atau memanfaatkan posisi calon suamimu atau mertuamu. Oke?" Nasehat Laura sebelum Aleen berangkat menuju M'Son Corp, salah satu perusahaan hukum milik keluarga Maddison.

"Baik, Mommy. Akan aku ingat. Aku berangkat dulu ya" pamit Aleen dan mengecup pipi sang Mommy. Laura tersenyum dan melambaikan tangannya.

*****

Sesampainya di kantor, Aleen melangkah dengan sedikit gugup. Apalagi ketika diperhatikan dengan berbagai tatapan dari para karyawan lainnya. Entah sudah beberapa kali ia menghela nafasnya. Tujuan pertamanya yaitu ruang HRD. Ia kembali menghembuskan nafasnya pelan sebelum mengetuk pintu dengan kualitas terbaik didepannya.

"Masuk!"

"Permisi, Sir. Saya Aleen Azryl yang direkomendasikan Mr. Maddison" pria seumuran dengan Jonathan itu menoleh dan tersenyum hangat.

"Oh, Miss Azryl! Silahkan duduk" Aleen duduk dengan canggung.

"Dengan nilai sempurna ini saya telah mempertimbangkan posisi yang sesuai dengan nilai itu" kata pria itu.

"Jadi, apa anda telah menentukan dibagian manakah saya bekerja?" Tanya Aleen penasaran. Dimanapun ia diletakkan ia akan menerimanya dengan senang hati, walaupun hanya menjadi karyawan biasa.

"Ya. Saya telah menentukannya, Miss. Anda akan bekerja sebagai sekretaris tuan muda" cukup lama Aleen terdiam mencerna ucapan pria di depannya.

"Saya? Menjadi sekretaris?" Pria itu tersenyum dan mengangguk.

"Bagaimana bisa?" Gumamnya tak percaya, namun masih bisa didengar oleh pria tadi.

"Karena andalah yang cocok dengan posisi itu, Miss. Dengan nilai sempurna itu seharusnya anda bisa langsung menjadi manager atau menjadi jaksa. Namun karena hanya sekretaris yang sedang kosong maka saya meletakkan anda di situ dulu" jelasnya. Aleen melongo beberapa detik sebelum tersenyum canggung.

"Ah, baiklah kalau begitu. Saya pamit dulu. Di lantai berapakah saya akan bekerja?"

"Di lantai 15, Miss. Anda bisa terlebih dahulu menemui boss baru anda" ucap pria itu sambik terkekeh geli. Dalam hati Aleen mendengus mendengar kata 'boss baru' yang notabene adalah tunangannya sendiri, Sean Maddison. Ia tersenyum hormat sebelum keluar dari ruang HRD itu.

*****

Aleen masuk ke dalam sebuah ruangan yang terletak di lantai 15. Ketika pintu terbuka ia melihat Sean yang tengah tersenyum puas -menyeringai- ke arahnya.

"Selamat pagi, Sayang" Aleen mendengus dan ingin sekali menjitak kepala tunangannya tersebut. Namun bagaimana pun ia sudah mulai bekerja dan pria di depannya adalah bossnya saat ini. Jadi mau tak mau ia harus sedikit hormat padanya.

"Selamat pagi, Sir" kekehan Sean terdengar dan mengisi kesunyian di ruangannya.

"Ayolah, Aleen sayang. Aku ini tunanganmu. Jangan bersikap formal seperti itu" helaan nafas keluar dari mulut Aleen dan ia duduk di seberang Sean yang tengah memandang intens ke arahnya.

What's wrong with me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang