Ruangan Kapten Ryo berukuran 5x5 meter. Sama dengan ruangan kapten-kapten lain di DPM. Tapi saat itu Ars merasa hawa di ruangan itu kian terasa gerah meski hanya ada lima orang di dalamnya. Ars yakin itu tidak disebabkan oleh lima hidung yang berebut udara, tapi karena putaran amarah yang membelit dua orang diantara mereka.
"Oke, saya yakin kamu masih ingat dengan pertanyaan Detektif Ars. Sekarang jawab pertanyaannya, Detektif Erlita," perintah Kapten Ryo. Dia berdiri dengan berkacak pinggang sementara Detektif Erlita duduk di sofa, bersebelahan dengan Detektif Hanif.
"Tidak, Capt. Bukan," Detektif Erlita menggeleng dengan mantap. "Benda-benda itu bukan milik saya."
Ars serta merta berdiri seraya mengambil ponselnya dari dalam tas. "Beberapa hari yang lalu saya ke tempat pemotongan unggas dan menemukan jejak ban mobil. Saya sempat memotretnya. Dan tadi saya cocokkan foto jejak ban mobil itu denģan ban mobil Anda. Apakah Anda bisa menjelaskan hal ini, Detektif Erlita? Apakah Anda pernah ke tempat pemotongan unggas itu dan memarkir mobil Anda di area belakang gudang? Kalau ya, apa yang membuat Anda melakukannya? Bukankah tempat parkir mobil di sana terletak di area depan, di dekat kantor?"
"Kemungkinan kesamaan pola antara mobil satu dengan mobil lainnya yang bertipe sama sangatlah besar, Ars. Mereka dibuat dalam satu pabrik. Kamu tidak bisa menyerangku dengan pertanyaan itu. Lagipula apa yang membuatmu mencurigaiku?"
"Oke, saya setuju dengan Anda tentang kesamaan pola jejak ban mobil. Itu berarti Anda menolak menjawab pertanyaan saya bahwa Anda pernah kesana dan memarkir mobil Anda di area belakang gudang?"
"Ya." Detektif Erlita mengangguk. Matanya berkilat-kilat seperti bilah pisau stainless steel baru.
Meski tidak rela menerima jawaban Detektif Erlita, Ars mengangguk. "Baiklah. Bagaimana dengan ini?" Ditunjukkannya foto bagian anting-anting kerlap-kerlip. "Labkrim menemukan bagian anting-anting ini di bawah jok mobil Timor merah. Rupanya bagian ini terlepas dari induknya. Dugaan kami itu terjadi saat pelaku pembunuhan memindahkan mayat Boy dari TKP satu ke TKP dua. Apakah Anda pernah tahu siapa polisi wanita berseragam atau polisi detektif yang pernah mengenakan kalung ini? Atau jangan-jangan kalung ini adalah milik Anda?" pancing Ars.
Alih-alih menjawab Detektif Erlita sontak berdiri dengan tangan terkepal, siap meninju Ars.
"Maaf, Kapten Montreal, perlakuan anak buah Anda benar-benar keterlaluan." Detektif Erlita menatap tajam Kapten Montreal. "Maaf juga, Capt," Detektif Erlita beralih ke Kapten Ryo. "Saat ini saya merasa harga diri saya terinjak-injak dan Anda sebagai atasan saya tidak melakukan apa pun untuk membela saya. Malah Anda ikut menyerang saya." Suara Detektif Erlita bergetar.
Ars dapat melihat air mata mengambang di pelupuk sejawatnya. Ada rasa iba di hatinya melihat hal itu tapi dia merasa semua hal yang tersembunyi dalam kasus ini harus segera diungkap. Sejak Serka Reza mengatakan adanya keterlibatan oknum polisi wanita dalam kasus ini, Ars memang memikirkan beberapa nama. Tapi setelah mengurutkan kejadian demi kejadian dari awal kasus ini bermula, nama Detektif Erlita berada di urutan paling atas. Bekerja di Divisi Narkoba membuat peluang untuk bermain dengan barang-barang haram bagi polisi yang tidak mempunyai dedikasi dan integritas sangatlah besar. Mereka rela menggadaikan keduanya demi buncahan aliran uang yang mengalir ke rekening mereka. Ars membaca kemungkinan Detektif Erlita terlibat dalam kasus Cygnus saat detektif itu meneleponnya dan menginformasikan kemungkinan keterlibatan Ralline dengan kasus pembunuhan karena telah ditemukan jas lab Ralline yang berlumuran darah. Tapi berdasarkan hasil penelusuran, aroma pewangi jas lab yang biasanya digunakan Ralline berbeda dengan aroma jas lab yang ditemukan tim Divisi Narkoba. Sejauh pengalamannya sebagai detektif Divisi Pembunuhan dan seseorang yang dikenal sangat mengandalkan hunch, Ars yakin dia tidak salah tuduh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ars: CYGNUS (Seri ke-3)
Mystery / ThrillerDokter Ralline Callista Mulya, dokter forensik DPM (Divisi Polisi Malang) sekaligus sahabat Detektif Ars Zhen, harus mendekam di sel tahanan DPM saat salah seekor K-9 mengendus Black Heart di meja kerjanya. Kasus itu segera ditangani oleh Detektif A...