(32) Bertengkar

268 45 1
                                    


Detektif Pravianti akan keluar dari ruangan kantor tenpat pemotongan unggas ketika Ars masuk melalui pintu belakang.

"Detektif Pravianti, bagaimana hasilnya?"

Detektif Pravianti menoleh, mengangkat satu tangannya dan mengarahkan jempolnya, menunjuk ke pelataran parkir.

"Kita bicara di luar."

Ars mengikuti Detektif Pravianti yang melangkah menuju pelataran parkir.

"Aku sudah memeriksa data-data di komputer-komputer yang ada di sana. Semua data-data itu adalah tentang pengiriman barang ke restoran-restoran, data pembelian dan penjualan unggas serta data-data mengenai barang-barang inventaris. Boleh dikata kalau tidak ada sesuatu yang mencurigakan pada data-data yang aku lihat di komputer. Jadwal pengirimannya pun jelas. Kemana dan pukul berapa, semuanya tercatat. Pembeli terbanyak adalah Restoran Gading dan Restoran Lezat. Dua-duanya di Malang. Pengiriman dilakukan antara pukul delapan dan sembilan. Aku sudah mempunyai data kemana saja paket-paket ayam dan bebek itu dikirimkan."

"Oh, bagus." Ars mengangguk-angguk. "Coba kamu kirimkan data-data itu padaku, Prav."

"Oke, sebentar." Detektif Pravianti mengambil ponselnya dari dalam saku jaketnya untuk memenuhi permintaan Ars.

"Kalau tidak salah ada delapan pegawai di dalam tadi?" tanya Ars.

"Ya. Rata-rata mereka tinggal di dekat sini," jawab Detektif Pravianti sambal mengirimkan data-data yang diminta Ars.

"Berarti kemungkinan mereka ke kantor naik mobil kecil ya, Prav."

Detektif Pravianti mengangkat kepala lalu sesaat menyapukan pandangannya ke pelataran parkir.

"Tidak ada mobil juga disini," katanya. "Eh, data sudah kukirim lewat WA ya." Detektif Pravianti memasukkan ponselnya kembali ke jaket. "Apa kamu memikirkan tentang mobil minibus itu, Ars?" tanyanya kemudian.

"Saat kita masuk tadi, di dekat pintu gerbang itu, aku melihat jejak ban mobil yang tercetak di tanah. Aku juga melihat jejak ban mobil di area belakang. Tapi ada satu jejak ban yang menurutku berbeda." Ars mengeluarkan ponselnya dari dalam tas. "Lihatlah bentuk polanya. Berbeda, bukan?," Ars menunjukkan jejak ban mobil yang tadi difotonya menggunakan kamera ponselnya. "Yang satu berpola garis zig zag, sementara yang lain berpola garis lurus. Yang berpola zig zag di tanah dekat pos satpam itu tercetak sangat dalam di tanah. Asumsiku beban mobil berat sehingga berpengaruh pada tekanan ban ke tanah. Sedangkan pola garis lurus tidak tercetak begitu dalam ke tanah."

"Kalau yang berpola zig zag kemungkinan besar adalah jejak mobil box pengangkut ayam dan itik potong yang dikirim ke restoran-restoran," kata Detektif Pravianti.

"Aku juga berpikir demikian. Tapi jejak yang ini mobil apa, mobil siapa?" Ars memasukkan ponselnya kembali ke dalam tas. "Aku sudah bertanya pada si manajer tentang kemungkinan adanya mobil lain di kantor ini. Mungkin milik salah satu pegawai. Tapi manajer bilang dia tidak tahu apa ada pegawai yang datang kemari dengan naik mobil. Dia tidak terlalu memperhatikan katanya."

"Atau...dia menyembunyikan sesuatu?"

Ars menatap Detektif Pravianti. "You know, ada beberapa jawabannya yang mengundang kecurigaanku, Prav, tapi aku akan lebih senang mengumpulkan bukti-bukti lalu menyodorkan mereka ke hadapannya sehingga dia tidak mempunyai celah untuk berdalih."

Detektif Pravianti mengangguk-angguk. "Lalu menurutmu apa langkah kita selanjutnya?"

Ars diam sejenak sambil sesekali melempar pandangannya ke arah kantor dan pelataran parkir. "Sebentar," katanya lalu mengambil ponselnya lagi untuk membuat panggilan telepon. "Guh, apa kamu sudah mendapatkan informasi tentang jumlah usaha pemotongan unggas di Lawang?"

Ars: CYGNUS (Seri ke-3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang