(37) Laporan

300 52 11
                                        

Jari-jari Ars sibuk mengetuk-ngetuk meja sementara kerutan di keningnya kian rapat. Dia berada pada keadaan yang sangat dibencinya, yaitu memikirkan kemungkinan nama-nama rekannya yang mengkhianati korps kepolisian. The saddest thing about betrayal is that it never comes from your enemies. It comes from friends and loved ones. Tidak ada yang lebih menyakitkan daripada di tusuk dari belakang oleh teman sendiri. Ars teringat dengan kutipan yang pernah dibacanya. Terlebih saat menyadari bahwa kasus yang ditanganinya berhubungan erat dengan narkoba. Dahsyatnya pemasukan uang di bisnis narkoba pasti membuat rekannya itu tergiur hingga sanggup menggadaikan lencananya.

Seraya menghela napas, Ars bertanya lagi. "Serka Reza, mengapa Anda tidak menemukan serat kaos tangan itu saat pertama kali Tim Labkrim memeriksa mobil Timor merah itu."

Serka Reza menyeret kursi di dekatnya lalu duduk. "Percaya atau tidak, pelaku benar-benar berusaha membersihkan TKP luar dan dalam meskipun dugaan kami Timor merah itu adalah TKP kedua. Jangan Anda bayangkan kalau pada kemeja yang Anda bawa tadi bertaburan serat-serat. Pelaku juga sudah membersihkannya. Hanya saja pekerjaanya kurang bersih. Masih ada sedikit serat yang tertinggal. Ada tiga serat yang saya temukan pada kemeja itu. Yang pertama serat kemeja itu sendiri, yang kedua serat jok mobil dan yang ketiga serat kaos tangan."

Ars mengangguk-angguk. "Hmm, baiklah kalau begitu. Terima kasih atas kerja kerasnya, Serka Reza." Ars menepuk permukaan meja dua kali, tersenyum lalu melangkah keluar.

Sambil melangkah menuju Si Hiu, Ars masih memikirkan informasi yang diberikan oleh Serka Reza. Sejumlah nama berseliweran dalam benaknya. Dia merasa buruk karena harus mencurigai teman sendiri. Tapi hal-hal semacam itu memang tidak dapat dihindarkan. Meski vonis hukuman yang dijatuhkan untuk anggota korps kepolisian baik yang masih aktif maupun pensiun jika yang bersangkutan tersangkut kasus narkoba tidak main-main, masih ada saja oknum-oknum polisi yang sepertinya menguji nyali untuk tertangkap. Menurut data yang dibacanya yang direlease oleh Divisi Narkoba Negara, pengguna narkoba di Indonesia diperkirakan lima juta orang atau dua persen dari jumlah penduduk. Angka itu mungkin terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat yang punya delapan belas juta pemakai atau delapan belas persen dari total jumlah penduduk. Korps polisi semakin gencar membunyikan genderang perang melawan bahaya laten itu yang terus menyerang seluruh lapisan masyarakat tanpa memandang usia, jabatan, maupun jenis kelamin. Kini di balik kemudi, Ars menghela napas panjang karena menyadari latar belakang pengkhianatan rekannya adalah alasan ekonomi.

Dinyalakannya mesin mobil tapi sejenak kemudian dimatikannya lagi. Dia harus menyampaikan informasi yang baru saja diterimanya pada Kapten Montreal tapi dia merasa lebih baik menyampaikannya di luar DPM. Teringat perutnya yang masih hanya berisi pisang goreng, Ars segera memikirkan nama tempat makan yang sekiranya nyaman untuk dijadikan tempat mengobrol. Teringat aroma jahe dan merica yang bercampur kaldu ayam dan gurih kerupuknya yang selebar konde wanita dewasa, Ars pun tersenyum. Diambilnya ponselnya untuk menghubungi Kapten Montreal Canada.

"Capt, dimana?" 

"Di DPM. Akan mengerjakan laporan-laporan. Ada apa, Ars?"

"Saya ingin bertemu Anda, Capt. Di luar. Sekalian makan."

"Oh. Harus di luar ya?"

Ars tersenyum sungkan meski toh Kapten Montreal tidak dapat melihatnya. 

"Maaf, Capt, sepertinya iya."

"Oh, baiklah. Dimana?"

"Di Sop Ayam Pak Min ya, Capt?"

"Yang di Dinoyo atau di belakang SMP 5?"

"Belakang SMP 5, Capt," putus Ars, setelah sedetik kemudian memikirkan luasnya tempat makan itu. Meski harus sedikit memutar arah dari Labkrim yang terletak di daerah Soekarno Hatta, dia tidak merasa keberatan karena tempat Sop Ayam Pak Min yang di Dinoyo tidak seluas dengan yang ada di belakang SMP 5. Lagipula jaraknya juga lebih dekat dengan DPM, jadi dia berharap tidak terlalu merepotkan kaptennya. 

Ars: CYGNUS (Seri ke-3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang