Wushhh...
Angin kencang yang membelai tubuh El serasa menusuk sampai ketulangnya,bahkan menelisik ke hatinya.Entah mengapa tiba-tiba hati El ngilu mengingat kejadian yang baru saja terjadi.
Belum sempat ku membagi kebahagiaanku...
Belum sempat ku membuat dia tersenyum...
Haruskah ku kehilangan 'tuk kesekian kali...
Tuhan kumohon jangan lakukan itu..
Sebab ku sayang dia...
Sebab ku kasihi dia..
Sebab ku tak rela..
Tak s'lalu bersama..
Ku rapuh tanpa dia..
Seperti kehilangan harap..
"Ettdah busyet, siapa yang nyanyi tengah malem gini woy?Mana lagunya bikin inget mantan kampret"
Setelah lagu selesai dilantunkan. Muncul suara isak tangis perempuan. Merinding. Itulah yabg dirasakan El untuk sekarang ini.
Namun rasa takut El masih terkalahkan dengan rasa penasarannya. Ia mendekat ke sumber suara berasal. Pelan tapi pasti El mengintip ke belakang pohon beringin itu. Kaki dan tangannya tiba-tiba bergetar hebat. Ia berusaha mengkontrol dirinya.
Sungguh dibuat terkejut bukan kepalang El ketika mengetahui ada sosok perempuan dibalik pohon itu.Dia langsung teringat tentang kisah kuntilanak yang senang meneror di bukit ini.
"Apa iya itu sosok kuntilanak yang sering digosipin warga? Ah gak mungkin deh, masa iya baru sekarang muncul. Kemarin-kemarin kemana aja? Sibuk ikut partai?"
Menyadari ada seseorang yang menghampirinya,perempuan itu langsung diam. Berhenti menangis.
"Emmm.. permisi mbak? Tante? Ukhty?"
Bukannya menjawab sapaan dari El, perempuan ini malah tertawa.Tawanya 11 12 dengan tawa kuntilanak, namun lebih keras. Tawanya sangat menggelegar. Seperti suara mak kost ketika sedang menarik tagihan bulanan
"Nih cewe ditanya malah ketawa, saudaranya maddog kali nih cewe. Mbak manusia kan?"
"Bukan," jawab gadis itu.
Bergetar ketakutan tubuh El.Namun lagi-lagi rasa penasarannya masih bisa mengalahkan rasa takutnya.Ia coba menanyakan siapa perempuan itu.
"Han..tu..?"
"Bisa jadi bisa jadi.."
"Wewe gombel?"
"Bukan."
"Kuntilanak?"
"Dikit lagi dikit lagi !"
"Oohh jangan-jangan mbaknya ini pelakor ya!"
Krik krik krik krik. Suasana tiba-tiba sunyi. Perempuan itu diam.Lalu tangisnya pecah. Tangisnya begitu kencang hingga membangunkan burung-burung yang sedang terlelap. Bisa dibayangkan bagaimana kengerian yang dialami El malam ini kan?
"Ehh mbak ko malah nangis sih?"
Tangisan perempuan itu semakin keras. Sebagai laki-laki yang gentle, El langsung cepat tanggap. Ya meski hatinya masih belum tertata dia coba menenangkan perempuan itu.
El mengeluarkan kata-kata maut yang ia katakan ketika Vania menangis.
"Mbak kok nangis lagi? Saya salah ngomong kah? Atau mbak ada masalah? Bisa ceritain ke saya.. nih mbak saya kasih tau, ga baik menangisi sesuatu secara berlebihan. Jangan buang tenaga mbak cuma buat nangisi seseorang, yang saya tau wanita itu mahluk yang kuat sebenarnya. Jadi jangan nangis lagi ya mba."
Kata kata El belum bisa menghentikan tangisan perempuan itu. Tak kehabisan akal, El berinisiatif mengambil buket bunga mawar dan cokelat yang disia-siakan Vania.
Ia berlari dalam hujan. Cukup deras memang hujan kala itu. Namun El tak pantang mundur. Dia paling tidak bisa melihat perempuan menangis.
El kembali ke perempuan itu dengan membawa buket bunga dan coklat. Ia menarik nafas dalam-dalam sebelum bicara padanya. Ia tak mau membuat perempuan ini menangis lebih keras lagi.
"Ekhm..mbak..?Mau bunga mawar ga?Kasian nih bunga disia-siain ama ceweku. Atau mau cokelat? Ambil aja nih bunga ama cokelat, hati aku juga gak kenapa kalo mau diambil mwehehe "
Sepertinya usaha El berhasil.Perempuan itu berhenti menangis.
"Gue Yukki..Yukki Onna." ucap gadis itu.
Setelah menjawab siapa sebenarnya dirinya, perempuan itu sekarang berbalik arah. Sekaran posisinya menghadap El. Bukannya takut, El malah terpesona dengan paras gadis itu. Wajah orientalnya, matanya yang indah, tatapan yang dingin namun sayang jika dilewatkan, dan rambut panjang yang tergerai ke belakang.
"Masnya lucu ya..."
El masih melongo.Terpana melihaat Yukki. Selang beberapa menit ia baru sadar.
"Ehh iya, kenapa mba? Saya lucu? Emang mba wkwk banyak kok yang bilang kalo saya lucu. Tapi saya heran kenapa saya bisa ngelucu padahal saya baru aja putus."
"Boleh saya minta tolong sesuatu?"
"Selama saya mampu, saya akan usahain semua buat mbak, yang penting jangan nangis lagi, kasian tuh eyelinernya luntur."
Sontak Yukki langsung berbalik arah dan mengambil cermin di sakunya. Kemudian ia melihat pantulan wajahnya. Apakah tata riasnya rusak, eyelinernya luntur seperti yang El bilang?
El hanya bisa menahan tawa melihat tingkah Yukki. Yang namanya wanita kalau dikritik tentang make up pasti sensitif.
Padahal bagi El penampilan bukan segalanya. Hati lebih utama. Namun juga bukan berarti kalian para kaum hawa tidak memperhatikan penampilan ya. Mimpinya dapet cowo ganteng, baik, dan perhatian tapi disuruh merawat diri saja susah. Semoga yang membaca paragraf ini tidak mengucap dalam batin, "Aku banget astaga!"•••••
Hai semua, terimakasih telah membaca cerita BmB
Jangan lupa ketik vote dan tuliskan komentar kalian di bawah ya ♥Penasaran siapa sih sebenernya Yukki?
See you on the next chapter~Salam
Papa bear

KAMU SEDANG MEMBACA
BUKAN MANTAN BIASA [END] PROSES REVISI
Teen Fiction"Semakin kuat usahaku untuk melupakanmu,semakin sulit hatiku untuk melepasmu" Inilah kisah El yang diputuskan pacarnya di hari anniversary mereka.Sakit hati,benci,dan tak terima adalah ungkapan El untuk hatinya ini.Tapi apalah daya,rasa cinta El leb...