Kuntilanak Tukang Gosip

204 13 0
                                    

"Saat aku mulai percaya kaulah yang kuanggap cinta, mengapa tiba-tiba kau sirna begitu saja?"

-Rianadi

••••

Menurut El apa yang Vania katakan kemarin adalah keputusan yang paling gila yang pernah Vania buat. Mungkin bukan kemauan Vania, atau mungkin saja itu kemauan Vania sendiri. Entahlah ini terlalu membingungkan.

Satu hal yang El tahu, Ayah Vania tak menyukai hubungan mereka akhir-akhir ini. Meskipun mereka sudah tak pacaran lagi. Namun entah mengapa Ayah Vania tetap tidak suka melihat anaknya masih dekat dengan El. Meski hanya sekedar ngobrol atau menyapa, Vania bilang ayahnya tak menyukai hal itu.

Sialan!

El berdiri di samping pohon asem belakang sekolahnya. Tangan kanannya menggenggam bungkusan makanan. Sesekali ia menggaruk leher dan tangan karena adanya mahluk - mahluk kecil penghisap darah yang mengelilinginya.

El menatap ke arah langit. Awan - awan besar saling bergerombol menutup cahaya Sang Surya. Gerombolan awan itu semakin lama semakin menghitam.

Sepertinya sebentar lagi akan turun hujan.

"Gimana sih, katanya mau ketemuan disini!" El mengomel sambil melihat ke arah kanan dan kiri.

Karena terlalu lama berdiri El dan menunggu tanpa ada kepastian, El duduk di bawah pohon tanpa beralaskan tikar. Ia menyenderkan tubuhnya ke batang pohon yang kokoh. Semilir angin saling menyapa daun - daun kala itu. Sayup-sayup mata El mulai menutup. Situasi saat ini sangat cocok untuk tidur.

Beberapa menit El terlelap di bawah pohon. Namun sepertinya ada yang mengganggu tidurnya. El merasakan ada benda semacam rambut yang menghelai wajahnya. Awalnya El mengabaikan gangguan itu. Namun lama kelamaan benda itu semakin menjadi. Selain menghelai wajah El, benda itu mengeluarkan bau yang tak sedap. Akhirnya El terbangun dari tidurnya dan menggerutu kesal ketika ia melihat ke arah atas pohon.

"Mba Kasih jangan ngagetin gitu dong!" gerutu El kepada sosok yang berada di atas pohon.

"Terus juga nih mba, kalo punya rambut panjang gitu dirawat dikit kek! Keramas gitu. Sumpah tengik deh baunya."

Perempuan yang berada di atas pohon hanya tertawa. Tawanya melengking nyaring. Untuk kebanyakan orang, tawanya membuat bulu kuduk mereka berdiri. Namun tidak dengan El. Ia sudah terbiasa mendengar tawa ini.

"Sesuai pesanan kan?" tanya perempuan yang El panggil dengan sebutan Mba Kasih.

"Sate 20 tusuk, setengah mateng, cabenya 10, dan ga pakai ketupat?" El  menunjukan bungkusan yang ia pegang ke Mba Kasih. Kemudian Mba Kasih melayang turun dari atas pohon.

Orang-orang sekitar sekolah menyebutnya Mba Kasih. Dia salah satu kuntilanak populer di daerah El. Mba Kasih adalah Ratu Gosip di kalangan para hantu. Semua hal yang terjadi di sekolah Mba Kasih ketahui. Setiap ada ibu-ibu komplek yang kumpul untuk bergosip, pasti disana ada Mba Kasih.

•••••

"Jadi Mba Kasih tau kalau Vania mau pindah?" tanya El sedikit terkejut ketika Mba Kasih sudah mengetahui lebih dulu kedatangan El.

"Mba Kasih Ratu Gosip jangan dianggap remeh. Semua gosip di sekolah, ga ada yang luput dari Mba Kasih." Kasih menyombongkan dirinya yang serba tahu.

Mba Kasih punya banyak anak buah. Mba Kunti yang satu ini menugaskan para anak buahnya untuk mengumpulkan informasi di berbagai penjuru. Setiap akhir pekan, para kuntilanak bawahan Mba Kasih berkumpul dan saling bertukar info. Tak ada maksud khusus mengapa Mba Kasih ingin tahu semua berita yang ada. Untuk hiburan, kata Mba Kasih.

"Terus alasannya Vania pindah apa Mba?"

"Coba tebak dulu,"

"Gara-gara aku?"

"Hihihihihihihi nah itu tau. Ngapain masih nanya ke mbak, dasar bocah!"

"Yee ngeselin ya! Aku ambil lagi nih satenya!"

"Barang yang sudah dikasih tidak dapat dikembalikan."

Lama - lama El kesal sendiri dengan Kunti yang satu ini. Kadang omongannya sepedas kenyataan bagi El. Untung saja El sabar menghadap Mba Kasih. Meski niatan untuk mencukur habis rambut Mba Kasih terus saja muncul di kepala El melihat Mba Kasih yang nyebelin setengah hidup.

"Tanya apa lagi?" ucap Mba Kasih di sela-sela ia menikmati sate yang El bawakan.

"Eh anuu... Kenapa Ayahnya Vania sebegitu bencinya sama El?"

"Tanya Vania sendiri."

"Lama - lama aku gundulin kepalamu loh mbak! El kesini kan nanya sama Mba Kasih, malah disuruh balik nanya ke Vania."

"Hihihihihihihi.... Mba Kasih udah tau jawabannya. Cuma Mbak Kasih ga tega aja ngomong ke kamunya langsung."

"Ga teganya karena?"

"Nanti juga tahu sendiri. Udah ya, Mba Kasih mau kumpul sama anak buah buat ngerumpi sore ini. Makasih satenya btw," ucap Kasih sambil melayang terbang.

Kalo saja El punya kesempatan tadi. Pasti ia akan menarik bajunya Mba Kasih sebelum ia melayang agar Mba Kunti yang satu ini tersandung bajunya sendiri.

"Oiya satu lagi El," ucap Mba Kasih yang tiba-tiba muncul di belakang El.

"Hmmm... apa lagi?"

"Dari tadi dialog kita pake aku kamu ya hihihihi.... Jangan-jangan El ada rasa sama Mbak," Kasih mengelus pipi dan mengusap rambut El.

"Dih mending jomblo seumur hidup El daripada pacaran sama Mba Kasih! Udah pergi gak?! El bawa paku nih!"

"Hihihihihihihi.....  Iyadeh iya," ucap Kasih sambil menghilang.

Memang dasar hantu jaman now banyak yang kelewatan, begitu batin El. Tapi setidaknya terjawab sudah pertanyaan El.

Benar dugaan El. Vania pindah karena dirinya. Tapi sebegitu mengganggukah El dalam kehidupan Vania. Sebegitu menjadi parasitkah El untuk Vania?

Sepertinya El harus menanyakannya langsung ke Vania. Bagaimanapun itu caranya.

•••••

Hallo BMB comeback dengan Mba Kasih kali ini? Gimana ada yang penasaran gimana mukanya Mba Kasih Sang Ratu Gosip  😂 ?

Ikutin terus ya cerita BMB ini

Jangan lupa untuk vote dan komen.

See you 🖐

BUKAN MANTAN BIASA [END] PROSES REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang