"Tolong bawa aku ke bulan! Aku tak kuat menahan gravitasi mantan yang terus menahan diriku dalam semua kenangan."
Adhitama Elvan Fahreza
«««***»»»
Wanita itu turun dari atas pohon. Lebih tepatnya meluncur dengan sangat anggun.
Bukan pribumi, itulah batin El ketika ia melihat paras wanita itu. Hidungnya yang indah dipadu dengan bola mata biru yang menenangkan. Rambutnya menggantung sampai telinga. Gaun yang ia gunakan menunjukan bahwa ia adalah kaum bangsawan.
Wanita itu berdiri 15 meter di depan El. Sambil mengangkat kedua sisi roknya, wanita itu menunduk memberikan hormat kepada El.
El bingung dengan tingkah wanita itu. Ia hanya mengangguk sambil tersenyum. Sebenarnya El tak tahu bagaimana caranya membalas salam seperti ini.
«««***»»»
Suasana tenang tiba-tiba berubah menjadi mencekam. Hati El merasakan sesuatu yang tak baik akan terjadi.
"JANGAN MENARI DISINI!" teriak wanita itu secara tiba-tiba. Wajah manisnya berubah menjadi mengerikan. Wajah yang penuh darah dan kulit yang mengelupas. Mata birunya berubah menjadi mata dengan warna merah pekat.
Dengan cepat sosok itu terbang menuju ke arah El dan Vania. Sepertinya ia berusaha untuk menerkam Vania dari belakang.
Wanita itu menunjukan betapa tajamnya kuku yang terpasang pada jari jemarinya. Bersiap untuk mencengkram Vania dengan kukunya yang tajam.
El tak tinggal diam. Ia menarik Vania ke belakang. Sekarang posisi mereka berdua berubah. El berada di depan dan Vania memeluk El dari belakang. Vania masih memejamkan matanya. Ia takut melihat apa yang sedang terjadi.
Cengkraman yang tadinya ditujukan untuk Vania malah mendarat di leher El. El meringis kesakitan. Cengkraman wanita ini begitu kuat. Ditambah kuku panjang yang menghiasi setiap jarinya.
Wanita itu menatap tajam ke arah El. Ia tertawa begitu lepasnya. Seakan tak memiliki rasa bersalah kepada El. Mulutnya terbuka begitu lebar. Saking lebarnya sampai air liur keluar dari mulutnya. Wajahnya begitu memprihatinkan. Banyak sekali luka di wajahnya. Kulit wajahnya mengelupas menampakan daging segar di muka wanita itu.
El tak bisa berbicara. Tenggorokannya dicengkram sangat kuat oleh wanita ini. Ia hampir tak bisa bernafas. Satu-satunya kekuatan yang ia miliki adalah Vania. Ia bisa bertahan sejauh ini hanya untuk Vania.
««***»»
Darah segar mengalir keluar dari sela-sela jari wanita itu. Sepertinya kuku tajam yang ia miliki berhasil menembus leher El.
"Masih belum menyerah juga? Mengapa kau begitu bodoh wahai manusia? Kau korbankan dirimu hanya untuk melindungi orang lain? Dasar lemah!" ucap wanita itu dengan nada mengejek.
El berusaha melepaskan cengkraman hantu itu sambil berkata, "Si... siapa yang kau bilang bodoh? Apakah kau tak pernah merasakan cinta? Aku rela mati demi memastikan orang yang aku sayangi tetap hidup. Kau mana mungkin bisa mengerti tentang ini hantu mengenaskan!"
Wanita itu membulatkan matanya. Ia memasang ekspresi murka mendengar apa yang dikatakan El. Tangannya mencekik El lebih kuat. Bahkan sekarang posisi El sudah tak menapak tanah lagi. Wanita ini berhasil mengangkat tubuh El dengan satu tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUKAN MANTAN BIASA [END] PROSES REVISI
Fiksi Remaja"Semakin kuat usahaku untuk melupakanmu,semakin sulit hatiku untuk melepasmu" Inilah kisah El yang diputuskan pacarnya di hari anniversary mereka.Sakit hati,benci,dan tak terima adalah ungkapan El untuk hatinya ini.Tapi apalah daya,rasa cinta El leb...