Jatuh Hati?

628 35 12
                                    

"Kamu tau bedanya kamu sama monas? Monas itu ujungnya emas, kalau kamu ujungnya nyakitin."
....

Jangan lupa vote ya °3°

Hari ini adalah hari yang paling melelahkan bagi El. Mulai dari El yang kesiangan, dihukum bareng mantan, sampe berita putusnya jadi trending topik di sekolah. Apes banget sih lu El wkwk.

Tungtung tarara.... tarara tungtung tarara....

Akhirnya suara yang menjadi primadona seluruh siswa muncul. Ada yang aneh dengan bel sekolah El ? Mungkin kalau kalian seorang Bollywood Mania pasti tau. Khusunya Uttaran Lover. Jangan tanya kenapa bel ini digunakan di sekolah El.

Semua anak langsung beranjak dari kursi mereka. Ada beberapa anak yang memilih untuk tetap tinggal dikelas. Tugas kelompok alasannya. Padahal kenyataannya? Pacaran. Malangnya generasi masa depan bangsa, SMA saja sudah suka berdusta untuk kesenangan semata? Apalagi jika sudah jadi orang kuasa? Bisa habis harta nusantara karena sifat dustanya.

El memutuskan langsung pulang sore ini. Tidak ada acara nongkrong-nongkrong lagi. Bukan apa-apa, dia sedang dalam masa kanker. Kantong kering. Uang jajannya belum ditransfer orang tuanya. Mungkin mereka terlalu asik berbulan madu.

"Gua cabut duluan gengs!" Pamit El kepada Squad Sengkleknya

"Aelah buru-buru amat mentang-mentang udah putus. Pulangnya ga barengan lagi." Jawab Rama sambil membenarkan bulu matanya.

"Pengennya sih gitu, tapi masa iya balik bareng mantan."

El hanya tersenyum sambil melambaikan tangannya. Ia tak mau banyak bicara untuk hal ini. Yang ia mau sekarang adalah pulang. Entah kenapa sejak pelajaran akhir, otak El selalu memikirkan Yukki. Ia takut sesuatu terjadi padanya.

.
.
.
.
.
.

Akhirnya El sampai ke sebuah rumah bergaya Jepang yang arsitekturnya beda dari yang lain. Siapa lagi kalau bukan Rumah Keluarga Fahreza? Ia parkirkan motor vespa kesayangannya di garasi. Setelah itu, cepat-cepat El masuk ke rumah. Betapa terkejutnya ia melihat Yuki terkapar di lantai.

Dia, hantu yang menemaninya di malam kelam itu sekarang sedang berada di hadapannya. Terkapar. Menggunakan baju singlet milik El, memakai celana kolor miliknya juga. Jelas ukuran baju El terlalu besar untuk Yuki.
Ini membuat Yuki menampakan sedikit bagian sensitiv dirinya.

El menelan ludahnya melihat kondisi Yuki didepannya. Mereka hanya berdua di rumah El. Tak ada sipapun selain mereka. El memasang muka pengen. Untung imannya kuat, kalau tidak?

"Dih Yukki ngapa tidur disini segala sih, mana pake baju gue lagi. Jadi pada keliatan dah tu body mulusnya." Ucap El seraya memandangi Yukki.

El kemudian mengangkat Yukki. Ia kasihan, sepertinya Yukki kelelahan. Ia bawa Yukki ke sofa besar di ruang keluarga. Setelah itu, ia selimutkan selimut tebal ke tubuh Yukki.

"Terimakasih.." Ucap Yukki sambil memegang tangan El yang akan beranjak pergi.

"Untukmu, akan kulakukan segalanya." Jawab El sambil mengelus kepala Yukki.

Pipi Yukki memerah. Jantungnya berdegup lebih kencang. Terakhir ia merasakan seperti ini saat ia bertemu mantan kekasih yang menghianatinya.
.
.
.
.

Makan malam pun tiba. El dan Yukki duduk berdua di ruang makan. Sedikit canggung mereka rasakan. Terutama Yukki.

"Abis ini gue bakal ajak lu ke mall. Gue bakal beliin baju buat elu." Ucap El setelah ia menghabiskan makanan yang ada di piringnya.

"Tapi bukannya lu lagi kanker? Bokap nyokap lu kan belum transfer uang."

Sontak El langsung tersedak mendengar perkataan Yukki. Ia bingung kenapa Yukki bisa tau masalah keuangannya. Oiya dia lupa, Yukki bisa membaca pikiran.

"Tenang, gue masih ada simpenan tabungan kok. Cukuplah buat shopping sama makan."

"Kayaknya kehadiran gue nambah beban hidup lo aja ya El?"

El menatap tajam Yukki. Tangan El meraih tangan Yukki seraya berkata "Lu jangan pernah sekalipun berfikir kalau kedatangan lu ngeganggu gue. Gue yang harus terimakasih karena lu mau nemin gue disini."

Bulir-bulir air mata Yukki keluar setelah El mengatakan semua itu. Ia tak pernah mengira akan bertemu dengan El yang sangat baik padanya. Sebelumnya laki-laki yang mendekati Yukki hanya karna ingin melampiaskan nafsu mereka. Tapi tidak dengan El.

"Udah ah jangan baper gitu, gue bukan Dilan yang suka bikin baper wkwk."

"Dilan siapa?"

"Oiya lu mah kagak tau ya? Dilan itu emm.... cowo yang ngerebut milea dari gue mwehehehe."

Malam itu Sang Langit tidak ditemani oleh Sang Rembulan. Tapi tenang, kali ini El sudah bersama Yukki yang tak kalah terang dari rembulannya yang dulu. Tapi sayang hanya El yang dapat melihatnya.

"Wahh ini apaan El? Kerajaan? Kerajaan apa ini?" Yuki terkagum melihat mall yang ada di hadapannya.

"Kerajaan nenek lo salto. Ini mall, tempat lu bisa beli apa yang lu mau kecuali pacar." Jawab El untuk membenarkan apa yang dilihat Yukki.

El menarik Yukki yang masih terpaku kagum melihat bangunan megah didepannya. Mereka berjalan bersama memasuki mall. Tapi orang-orang pasti hanya melihat El seorang.

Yukki semakin terpana ketika mereka sudah masuk kedalam mall. El terkekeh ketika melihat ekspresi Yukki yang mlongo.

"Gue bakal bikin malem ini ga bakal lu lupain selamanya Ki."

"Gue juga punya kejutan buat lu El." Jawab Yukki sambil tersenyum misterius seraya memandang jendela mall yang terbuka. Ada seseorang yang dari tadi mengawasi mereka. Orang itu tak hanya melihat El saja. Tapi juga Yukki

•••••
Terimakasih sudah membaca cerita BmB
Next chapter bakalan seru loh
Jadi tetep setia ya bacanya ekekek

Jangan lupa vote dan komentar~

See you


BUKAN MANTAN BIASA [END] PROSES REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang