Terungkap

252 11 0
                                    


"Satu-satunya kesalahan besar yang pernah aku lakukan di semesta ini adalah  terlalu mencintai dirimu yang begitu tabu untuk aku miliki."

Adhitama Elvan Fahreza

~••••••÷••••••~

"Selamat datang di Rumah Keluarga Fahreza." El membuka pintu rumahnya, mempersilahkan sesosok gadis untuk memasuki rumah bergaya Jepang itu.

"Terimakasih." Gadis itu membuka sepatu sekolah yang masih melindungi kedua kakinya. Meletakannya ke rak sepatu yang terpampang rapi di depan rumah. Matanya melirik ke beberapa sepatu yang hampir serupa yang sudah lebih dahulu berada disana.

"Mereka juga ada?" tanya gadis itu ragu.

"Tenanglah, kita semua ini ada buat ngebantu masalah lo bareng-bareng. Ingatkan kita masih tetep sahabat?" ucap El sambil menarik tangan gadis itu. Ia sedikit memaksanya masuk, karena gadis itu sedikit ragu-ragu ketika ia tahu sudah ada banyak teman yang menunggunya di dalam.

Gadis itu mengamati dengan seksama suasana Rumah milik Keluarga El yang unik baginya. Semua benar-benar berbau oriental. Keramik-keramik hias yang cantik terpajang rapi di dinding. Lantai yang kelihatannya terbuat dari kayu, semua hal yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Ia terpesona.

"Hey mereka udah nyampe!" Yukki melonjak dari sofa yang ia jadikan pelampiasan di saat sekolah menyiksanya dengan berbagai kegiatan.

Anak-anak lain yang sedang asyik menikmati brondong jagung sambil menonton tv langsung menoleh. Mereka melambaikan tangan dan memberikan senyuman manis mereka.

"Wah, gue kira Annabel ga bakalan dateng tadi." ucap Rama ketika ia melihat Annabel berjalan di belakang El.

"Yeee... Kalaupun dia tau lo ada disini, pasti dia bakal balik lagi dah ke rumahnya!" cetus Davina sambil meraih camilan yang berada dalam toples besar.

"Etttdahh, tuh mulut sekate-kate kalo nyeplos ye? Udah bawaannya pen gue olesin pake cabe rawit depan rumah!" Rama menerkam Davina lalu tangannya mencengkram pipi Davina yang sedikit gempal. Membuat Davinna menampakan ekspresi Duck Face yang terkesan lucu namun menjijikan.

Annabel tersenyum kecil melihat tingkah laku Rama dan Davina. Kemudian Yukki menarik tangan Annabel agar ia duduk bersama di ruang keluarga. El beranjak menuju tangga untuk mengganti pakaian. Ia membiarkan Yukki dan yang lain berinteraksi dengan Annabel agar suasana tak canggung. Mana mungkin mereka akan bekerjasama jika di antara mereka masih ada kata canggung.

~••••••÷•••••~

El turun dari tangga. Ia tersenyum ketika melihat Annabel sudah mulai bisa membaur dengan yang lain. Sejak kecil memang Annabel tak banyak memiliki teman karena kebanyakan anak seusianya dulu menganggap Annabel aneh. Untung saja kala itu ada El yang berusaha meraih tangannya. Hubungan mereka bisa dibilang baik dalam tanda kutip sebagai sahabat. Namun persahabatan mereka mulai merenggang ketika El dan Annabel berbeda kelas sejak SMA.

"Gimana? Kalian nemuin sesuatu di rekaman cctv itu? Ada yang aneh kaya Rama atau gimana gitu? " ucap El yang langsung disambut dengan lemparan bantal oleh Rama.

BUKAN MANTAN BIASA [END] PROSES REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang