Everything have change

214 12 0
                                    

"Serpihan debu kenangan tertiup agin rindu yang merasa kehilangan. Terbang dan hilang dalam relungan jiwa yang tak ingin kehilangan."

-Rianadi

~••••••~

Setiap manusia pasti akan melewati satu titik dimana ia akan berubah. Namun di titik itu, manusia tak dituntut untuk harus mengubah dirinya. Semua tergantung pada diri mereka. Tetap menjadi diri sendiri atau menjadi seseorang yang baru.

Perubahan diri itu memiliki suatu alasan. Alasan yang membuat diri mereka melepas pribadi yang telah lama merangkul hidup mereka.

Beberapa orang berubah untuk melupakan kenangan yang kelam. Ada juga beberapa orang yang berubah karena sebuah pengkhianatan. Atau seseorang yang berubah untuk menggapai masa depan.

•••••


Semuanya berubah sejak hari itu. Hari dimana Vania meninggalkan kelas setelah mengucapkan kalimat yang sebenarnya tak ingin ia ucapkan.

El dan lainnya sudah berusaha untuk membuat suasana menjadi lebih baik. Namun sepertinya hasilnya nihil. Vania tetap saja menghindar. Bahkan kini ia semakin dingin kepada teman-temannya. Terutama kepada El. Vania saja sampai memohon kepada wali kelasnya untuk memindahkan tempat duduk yang awalnya berdekatan dengan El.

Semua telah berubah.

••••••

El berjalan di koridor sekolah. Sambil melangkah, ia asyik memilih beberapa lagu untuk memanjakan telinganya pagi ini. Ia tersenyum ketika menemui satu playlist baru di library musiknya. Ibu jarinya menyentuh ikon play yang tertera di layar handphonenya. El memasangkan earphone ke kedua telinganya.

Sesaat El berhenti untuk menikmati lagu yang ia pilih. Benar-benar Ariana Grande berhasil membuat El tersenyum pagi ini. Lagu terbarunya, thank u, next yang menceritakan tentang sindiran sekaligus ucapan terimakasih kepada para mantan, membuat El bernostalgia tentang mantannya. Siapa lagi kalau bukan Vania.

Baru saja El menikmati lagu yang ia putar, tiba-tiba seseorang menabrak El dari belakang. Bruukk! Gadis itu menabrak El dengan kencangnya. Handphone El melayang di udara dan....

"Lo tuh ya kalo jalan bisa pake ma..." omelan El berhenti ketika ia tahu siapa yang menabraknya. "Vania? Eh sori tadi gue berhenti di tengah jalan gini." terang El kikuk. El membantu memunguti lembaran-lembaran kertas milik Vania yang berserakan di lantai.

"Gue yang minta maaf El, gue yang nabrak lo juga. Eh handphonenya!" Vania menunjuk handphone El yang terjatuh dan pecah.

"Udah ga masalah, nanti gue benerin. Lagian lu ngapain sih buru-buru gini?" tanya El sambil menata kembali kertas yang telah ia pungut.

"Eh anu...  Itu gue mau ke ruang kesiswaan."  jawab Vania gelagapan.

"Eh bentar... Yang gue baca ini ga bener kan? Lu mau pindah?" tanya El yang terkejut ketika ia membaca salah satu kertas yang berserakan tadi.

BUKAN MANTAN BIASA [END] PROSES REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang