Permintaan Minnie

262 12 2
                                    

"Melupakanmu sepenuhnya ibarat berlari di bulan. Mustahil untuk dilakukan."

Adhitama Elvan Fahreza

«««***»»»

Minnie menundukan kepalanya. Mengeluarkan suara layaknya seorang gadis yang sedang menangis, namun tak mengeluarkan air mata. Kalau dia boleh meminta. Minnie ingin meminjam raga seseorang agar ia bisa menumpahkan semua kesakitannya lewat air mata.

"Aku turut berduka mendengar ceritamu Nona Minnie," ucap Vania prihatin .

"Panggil saja aku Minnie, jiwaku masih seumuran dengan kalian."

"Lalu apakah ada yang bisa kami bantu?" tawar El.

"Aku ingin sekali...."

««***»»


Mereka menyusuri jalan yang sangat padat kala pagi menyapa. Namun karena sekarang masih jam 1 pagi, tak ada kendaraan yang berlalu lalang disana.

El memasukan kedua tangannya ke saku celananya. Sesekali kakinya menendang kerikil kecil yang menghalangi langkahnya. Vania hanya bisa melipat kedua tangan di depan dada. Menahan suhu dingin yang sangat menusuk.

"Apa kalian tak apa-apa?" tanya Minnie prihatin melihat El dan Vania yang rela berjalan jauh hanya untuk mencari Hans. Sebelumya Minnie memang memohon kepada El dan Vania, agar mereka mau membantu mencari Hans.

Tentu saja El tak menolak. Begitu juga Vania.

Minnie menceritakan tempat yang sangat sering Hans kunjungi semasa ia masih hidup. Dan El yakin, ketika seseorang telah meninggal, arwahnya akan sering mengunjungi tempat yang biasa ia singgahi.

"Tenang saja Minnie, gue sama Vania bakal nyari Hans sampai ketemu deh! Iya kan Van?"

"Tentu!" jawab Vania sambil tersenyum manis.

Minnie sangat beruntung bisa bertemu El dan Vania. Sudah lama ia menunggu seseorang yang mau membantunya menemukan Hans. Tapi, tak ada seorang pun yang mau menemani Minnie. Mungkin karena wujud Minnie yang mengerikan ketika ia menampakan dirinya ke orang-orang.

«««***»»»

El berhenti di sebuah gedung militer tua yang kini dialih fungsi menjadi taman.

Minnie bilang, Hans sangat suka berlatih bersama teman-temannya di tempat militernya. Jadi El langsung berpikir untuk menuju tempat ini. Karena hanya taman ini, tempat bekas Bangunan Belanda terdekat.

"Lo yakin ada Hans di sini El?"

"Udah tenang aja, insting orang ganteng gak pernah salah Van!" ucap El sambil merapihkan rambutnya. Cih bergaya sok ganteng.

"Dasar kepedean! Muka kaya satpam komplek aja belagu!"

"Ehh... ehh... muka satpam gini juga mantan lo kali Van!" cetus El sambil melotot.

"Mungkin itu kesalahan terbesar yang pernah gue buat selama gue hidup El hahaha!"

Tawa pecah di antara mereka. Bahkan Minnie pun ikut tertawa melihat tingkah laku El dan Vania.

Mereka duduk di kursi taman. Mata mereka tetap terjaga, menelusuri setiap sudut taman. Berjaga-jaga jika ada seseorang yang mungkin adalah Hans.

BUKAN MANTAN BIASA [END] PROSES REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang