Diary Annabel

256 14 0
                                    


"Manusia diciptakan untuk saling mencintai bukan? Tapi kenapa kau tak pernah berusaha me coba untuk mencintaiku? Setidaknya berpura-puralah untuk mencintaiku. Biarlah aku bahagia meskipun dalam dusta."

Jessica Clarista

~••••÷••••~

“Apa kau mengenalnya?”

“Ya, kami berteman.”

“Bisa ceritakan padaku bagaimana kronologis saat kamu menemukan jasad temanmu?"

“Malam itu......"

~••••÷••••~

El keluar dari ruang BK. Ruang dimana murid-murid bermasalah sering masuk kedalamnya.

Di luar ruangan, teman-teman El sudah menunggu. Davina, Rama, Yukki, dan Vania tentunya. Segudang pertanyaan menimpa El ketika ia baru saja menghirup udara segar setelah ia menjalani wawancara yang begitu membosankan.

“Ke taman belakang aja yuk bahasanya! Mungkin disana Jessica juga bakal muncul." ucap El sambil berlalu menuju taman. Semua sohib El langsung saling bertatap pandang. Kemudian tanpa menunggu lama mereka mengikuti El.

Sesampainya di taman, mereka duduk melingkar diatas rumput. Namun bukannya saling bercerita, mereka malah diam seribu bahasa. Seperti tak ada yang ingin dibahas. Terasa hampa memang. Mereka masih ingat bagaimana Jessica meributkan soal murid laki-laki dengan Annisa. Bagaimana Jessica menasihati semua temannya agar selalu merawat wajah mereka. Semua seperti baru saja terjadi dan berlalu begitu saja.

“Jadi bagaimana?” tanya Rama membuka percakapan.

“Kita harus mengungkap semuanya. Itu permintaan Jessica.”  jawab Yukki sambil

“Permintaan Jessica? Gimana lo bisa tahu?” tanya Vania bingung.

Yukki dan El saling menatap. Tak mungkin Yukki menjawab pertanyaan Vania bahwa dirinya adalah mahluk dari dunia lain. Tentu mereka tak akan percaya, kecuali El.

"Yukki? Kok lo diem?"

"Eh... Emmm... Anu...."

"Yukki punya indera keenam kaya gue Van! Jadi jangan heran kalo dia suka aneh sendiri hehehe, iya kan Ki?"

"Eeeh... Iya bener apa yang dibilang El, sixth sense. Gue punya indera ke enam." Yukki menghembuskan nafas lega. Untung saja El langsung peka dengan situasi.

Mereka merencanakan suatu hal untuk mengungkap kasus pembunuhan ini. El memberi arahan kepada teman - temannya tentang apa yang akan mereka lakukan.

"Oke nanti pulang sekolah kita kumpul lagi disini!" perintah El kepada semua temannya.

"Siap komandan!"

~••••••÷••••••~

  

BUKAN MANTAN BIASA [END] PROSES REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang