Tentukan Pilihanmu

184 8 6
                                    

"Aku tau semua harapan untuk kembali padamu hanyalah sebuah tabu yang takkan terwujud. Tapi disitulah rasa cintaku diperkuat dengan semua ketidakpastian itu."

Rianadi

•••••

Hidup adalah pilihan. Tuhan yang menciptakan sekenariomu dan dirimu sendiri yang menjalaninya. Tenang, Sekenario Tuhan tak bersifat tak bisa diubah. Dia akan melihat bagaimana mahlukNya menghadapi sekenario kehidupan. Apakah langsung menyerah dengan keadaan? Atau terus bangkit dari segala keterpurukkan? Semua ada di genggaman tangan. Kamu harus berani mengambil keputusan dan tak bergantung pada takdir Tuhan.

•••••

"Vania pulang!" teriak seorang gadis sambil memasuki ruang tamu.

"Selamat datang Non, mari bibi bantu bawakan tas Nona." tawar wanita paruh baya dengan ramah.

"Eh bibi, gak usah bi, Vania bisa bawa sendiri kok. Lagian gak berat-berat amat." Vania menolak. "Oh iya bi, ayah mana? Kok gak kelihatan sih? Biasanya dia lagi asyik baca koran di teras depan." tanya Vania.

"Tuan ada di halaman belakang Non, lagi ngasih makan ikan."

"Eh tumbenan ayah mau ngasih makan ikan? Ya udah bi, makasih ya. Aku mau ke ayah dulu." ucap Vania sambil berlari meninggalkan wanita paruh baya yang ia panggil bibi.

Vania mengganti seragamnya yang sudah basah karena keringat. Sepertinya matahari sedang melepas rindunya dengan Bumi hari ini. Sampai-sampai ia melepas seluruh teriknya dari pagi hingga sore.

Vania mengenakan kaos oblong besar yang menutupi sampai lututnya. Ia juga menguncir rambutnya ke belakang dengan model konde kecil. Tampilan sempurna untuk siswi yang merasa stres dengan semua tugas sekolahnya.

"Ayaaahh!" Vania memeluk Brhams dari belakang.

"Duh, anak ayah satu-satunya ini sekarang suka ngagetin ayahnya ya? Untung ga jatuh ke kolam tadi ayah." ujar Brhams yang dikejutkan oleh Vania.

"Hehehe maaf yah, gak sengaja. Lagian tumbenan nih ayah ngasih makan ikan. Biasanya juga bibi yang ngasih makan ikan."

"Emang ga boleh nih kalo ayah yang ngasih makan?"

"Ya ga gitu sih yah."

"Ya udah sini duduk bareng ayah sambil ngasih makan ikan-ikannya."

Brhams dan Vania duduk di tepi kolam ikan yang cukup besar. Kolam itu dipenuhi dengan ikan koi bulan yang sangat cantik. Sebagian besar ikannya adalah ikan impor dari Tiongkok.

Vania mencelupkan kedua kakinya ke dalam kolam. Beberapa ikan memberi sambutan dengan mencium telapak kaki Vania. Gadis itu hanya bisa tertawa geli dengan tingkah ikan-ikan peliharaannya.

"Ayah jadi inget ibu dulu. Persis kaya kamu. Dulu ibu kamu suka sekali dengan ikan. Saat ibu mengandung kamu, ia minta ayah membelikannya lebih banyak ikan. Ibumu berharap, dia bisa bermain bersama Vania dan juga Ayah di kolam ini. Tapi sayang impiannya belum bisa terwujud."

BUKAN MANTAN BIASA [END] PROSES REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang