Pengembalian Arwah

397 12 3
                                    

"Cukup sejarah saja yang perlu dikenang, masa lalu kita jangan."

Rianadi

««***»»

"Apakah El belum kembali Yukki?" Tanya Davina ketika ia dan Rama berhasil membawa tubuh Annisa ke dalam perpustakaan.

"Dia dalam bahaya sekarang! Dia kehabisan banyak darah saat menyelamatkan Annisa, kumohon bantu dia!" Ucap Yukki cemas.

"But, gimana caranya? Dia kan lagi di dunia lain," tanya Rama sambil membaringkan tubuh Annisa ke sofa.

Yukki memberitahukan kepada Rama dan Davina, bagaimana caranya mereka bisa menyelamatkan El. Mereka menyetujui apa yang dikatakan Yukki. Davina, Rama, dan Yukki saling bergandengan tangan membentuk lingkaran kecil.

Tidak sampai semenit mereka sudah berada di dimensi lain. Yukki memberitahu keberadaan El kepada Davina dan Rama. Ia juga memberi pesan agar mereka tak usah takut dengan mahluk-mahluk mengerikan yang akan mereka temui disana. Yukki meyakinkan kepada Rama dan Davina bahwa mereka pasti bisa menyelamatkan El dan Annisa

««***»»

"Buruan Ram! Lelet amat sih kaya siput lagi bunting!"

"Aelah sabar kali! Kaki gue pegel banget nih!"

Davina dan Rama mempercepat langkah kaki mereka. Sesekali mereka menengok ke belakang, memastikan apakah ada mahluk mengerikan yang mengejar mereka. Tentu jawabannya ada. Kini mereka sedang diburu oleh mahluk berbadan tinggi yang mengerikan. Kepalanya lepas dari tempat dimana semestinya kepala itu terpasang. Jangan heran kenapa mahluk ini masih bisa mengejar Davina dan Rama.
Meski kepalanya tak ada, namun dia memiliki banyak mata yang terpasang di sekujur badannya. Benar-benar mahluk yang sangat mengerikan.

"Aww...," rintih Rama yang terjatuh karena tali sepatunya yang lepas.

"Astaga nih bocah kurang kerjaan banget sumpah! Cepet bangun! Keburu tuh hantu nyamperin kita," Ucap Davina sambil berusaha menolong Rama untuk berdiri.

"Udah lo buruan ke atas aja dulu! Susul El sama Annisa, biar gue yang hadapin nih hantu sialan!" Kata Rama sambil melepaskan bantuan tangan yang Davina berikan.

"Etdah buset! Gue kagak salah denger?" Tanya Davina yang kemudian direspon dengan anggukan kepala Rama. Akhirnya, dengan sangat terpaksa Davina meninggalkan Rama. Sebenarnya ia tak tega, namun Rama bersikeras bersikeras memaksanya.

««***»»

Kini hantu itu hanya berjarak beberapa meter dari Rama. Tubuhnya menggeliat menakutkan seperti akan mengeluarkan sesuatu. Benar saja, perut dari mahluk ini sobek dan mengelurkan kepala. Benar-benar tempat yang tak lazim untuk sebuah kepala. Hantu itu mendekati Rama. Rama hanya bisa bergerak mundur menjauhi hantu ini

"Sekarang aku akan punya koleksi mata baru," kata hantu itu sambil memamerkan kuku tajam yang dia miliki. Di beberapa jarinya tertancap bola mata hasil curiannya.

"Cih! Jangan kepedean dulu kampret! Lo mau ambil mata gue? Sini kalo berani!" Ujar Rama menantang hantu itu. Merasa direndahkan hantu itu langsung menerkam Rama.

Ketika tubuh Rama hampir dicengkram oleh hantu itu, Rama mengeluarkan sesuatu di saku celananya, dan menyemprotkannya ke mata milik hantu itu.

"Nih makan semprotan parfum endorsan gue!" Kata Rama sambil menyemprotkan parfum endorsannya ke seluruh mata hantu itu. Sontak hantu itu langsung menjauh dari Rama. Semua mata yang dimilikinya merasa kesakitan terkena semprotan parfum milik Rama ini.

BUKAN MANTAN BIASA [END] PROSES REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang