21 - Fall In Love

224 22 1
                                    

Al dan Killa semakin dekat keduanya sama-sama memendam rasa yang sama. Al ragu menyatakan karena ia sempat mendengar bahwa Killa tidak suka berpacaran dengan umur yang lebih muda dan memang usia Al dibawah Killa 3 tahun. Tapi, menurut Al apa salahnya jika umurnya lebih muda dari Killa? Bukankah cinta itu tidak mengenal usia? Pikir Al sendiri.

Berbeda dengan Killa yang belum tau seperti apa perasaannya pada Al sekarang. Killa tau Al memang mendekatinya dan sangat perhatian padanya, hanya saja Killa ragu jika suatu hari nanti Al akan tau rahasia terbesar dalam hidupnya lalu menjauhinya seolah tak mengenalnya.

Belum lagi peraturan kampus yang memang aneh itu. Ya, senior dan junior tidak boleh dekat apalagi berpacaran. Tapi, tau sendiri sudah beberapa pasangan yang jadian walaupun mereka tau peraturan aneh itu dan sudah tau sanksi nya. Contohnya saja Asbi & Tania, lalu Icha & Pram dan Nay & Redha. Tiga pasangan yang Al tau selebihnya mungkin ada banyak lagi.

"Killa" panggil Al mengejar Killa yang berjalan sendirian di koridor lab

Killa menoleh dan memberhentikan langkahnya. "Hei" sapa Killa canggung

Al mengatur napasnya karena sehabis berlari tadi. "Udah selesai jam kuliah?" tanya Al

Killa mengangguk. "Udah sih" sahutnya

"Masih ada kegiatan lagi atau gimana?" tanya Al

"Emang kenapa ya?" tanya balik Killa

Al mengusap tengkuknya. "Gak papa sih, kalo free sih gue mau ajakin jalan" sahutnya canggung

"Gimana ya? Gue ada tugas sih" keluh Killa

"Yaudah gak papa... Lain kali aja kalo gitu" sahut Al paham dan akan pergi

Killa menahan tangan Al yang akan pergi. "Eit, boleh deh... Tapi  jangan sampe lewat jam 10 ya?" ucap Killa tersenyum

"Ok deh... Sekarang aja" ajak Al senang

Al dan Killa sama-sama menuju parkiran motor yang memang khusus para MABA. Al memang berencana membawa Killa ke suatu tempat.

🎒

Disinilah mereka berada. Ya, tepian sungai ditemani angin sepoi-sepoi sore dengan cuaca yang tidak juga terlalu panas.

"Ngapain kesini?" tanya Killa bingung

Al menatap lurus kedepannya. "Saat Mama aku meninggal... Itu pertama kalinya aku terpuruk bahkan gak sanggup untuk hidup... Lalu sahabat aku ngajakin aku kesini buat ngelepasin beban katanya" sahut Al

Killa menepuk-nepuk bahu Al memberi kekuatan. "Aku turut berduka" lirih Killa menoleh pada Al

"Aku juga mau kamu ngelepasin beban kamu disini... Meskipun kamu gak pernah mau cerita sama aku... Aku harap tempat ini bisa membantu kamu mengeluarkan semua beban kamu selama ini" sahut Al menoleh pada Killa

Killa setengah tertawa sambil menatap lurus kedepannya. "Ada hal yang gak bisa aku ceritain... Ini terlalu berat Al" sahut Killa

"Sekarang... Pejamkan mata kamu dan ungkapin lewat hati" instruksi Al

Killa mengangguk dan memejamkan matanya mengikuti instruksi Al.

Al berdiri dibelakang Killa sambil merentangkan kedua tangan Killa. "Kamu ngerasain angin yang berhembus kan?" tanya Al dan Killa hanya mengangguk. "Angin itu akan membawa beban kamu pergi sejauh mungkin dan saat kamu buka mata nanti... Kamu jauh lebih lega" sambung Al sambil mencium kepala Killa

Killa membuka matanya dan menoleh pada Al. "Kamu bener, ini benar-benar lega" ucapnya

Al tersenyum dan berjalan sekitar tiga langkah didepan Killa.

Love In Andromeda <Selesai>Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang