Memasuki hari ke dua puluh, Nay belum juga menunjukkan tanda-tanda kesadarannya yang ada semakin hari keadaannya semakin kritis saja membuat keluarga, sahabat serta teman-teman yang mengenal Nay bergantian intens menjenguk Nay walaupun ketika mereka mengajak bicara, Nay tak meresponnya.
Diantara yang lain Angga adalah orang yang paling setia menjaga Nay, berada terus disamping Nay menunggu sampai Nay membuka matanya kembali.
Angga tidak perduli jika ia kurang tidur, kurang makan atau kuliahnya terbelangkalai yang penting Angga ingin menjadi orang pertama yang Nay lihat jika Nay sudah bangun dari tidur panjangnya.
"Angga, kamu istirahat aja" tegur Anna
"Gak Mama Anna... Angga jagain Nay aja" tolak Angga menggeleng
"Jagain orang sakit kamu jangan sampai ikut sakit Angga... Sekarang kita gantian jaganya" bujuk Anna tersenyum
"Tapi, kayaknya Nay tau kalo Angga ngelepasin tangan Angga kayak 2 hari lalu. Nay kritis lagi" keluh Angga
Anna menghela napas mengingat 2 hari lalu saat putri sulungnya kritis membuat team dokter panik bukan main karena Nay mengalami henti jantung mendadak bertepatan saat Angga pergi sebentar saja.
"Angga disini aja Mama Anna... Mama Anna yang seharusnya istirahat" ucap Angga
"Yaudah Mama mau pulang ke apartement dulu... Kamu mau nitip sesuatu mungkin?" ucap Anna
Angga menggeleng. "Gak ada Mama Anna" sahutnya
"Titip Nay ya Nga. Kalo ada apa-apa langsung kasi tau Mama ya" pesan Anna tersenyum
"Iya Ma" sahut Angga
"Sayang, Mama pulang dulu ya... Nanti Mama kesini lagi... Cepat sembuh princess cantik Mama" pamit Anna tersenyum sambil mencium kepala Nay dan kemudian keluar dari kamar inap Nay
Angga tersenyum memandangi Nay tertidur sambil menggenggam tangan Nay. "Nay, kamu ingat masa kecil kita?" tanya Angga membelai pipi Nay. "Dan kamu mau tau kenapa aku bisa mencintai kamu sedemikian dalamnya seperti ini?" tanya Angga lagi sambil mengingat masa kecil mereka di Palangkaraya dulu
Flashback On Angga's :
Angga kecil bermain didepan rumahnya sendirian dan seorang gadis kecil berponi berdiri didepan pagar rumah Angga.
"Ngapain disitu?" ketus Angga kecil risih
"Mau ikut main boyeh?"
"Gak boleh... Mainan kita tuh beda aku main bola dan tamiya sedangkan kamu barbie... Aku gak mau disangka banci karena main barbie" ketus Angga kecil
"Tapi, itu kan tamiya dayi aku..."
"Dasar cadel! Kalo gak ikhlas gak usah kasi. Dasar anak kota sombong banget!" kesal Angga melempar tamiya yang telah diberikan Nay kecil padanya
"Aku bukannya gak ikhlas tapi, aku mau ikut main tamiya juga"
"Aku gak mau main sama anak perempuan! Main sama perempuan itu banci" ketus Angga kecil
Nay kecil menangis karena Angga berbicara kasar dan langsung berlari kearah rumahnya yang berbeda gang itu.
Angga hanya cuek saja dan kembali bermain mobil tamiya nya. Sebenarnya memang benar mobil tamiya itu pemberian Nay kemarin sebagai ucapan terima kasih Nay karena Angga mengantarkannya pulang kerumah nenek Nay itu setelah tersesat di taman bermain.
"Angga, itu Nay nya diajak main dong. Kasian kan dia gak ada temannya" tegur Anggi
"Ma, dia itu cadel... Mainnya juga barbie. Dia anak kota sombong. Angga gak mau main sama anak perempuan nanti dikira banci Ma" keluh Angga kecil
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Andromeda <Selesai>
RandomSeri kelima 'The Sixth' "Welcome love..." Blueblood : Kami yakin dan percaya ini cinta yang sesungguhnya Geng Blueblood menemukan cinta mereka masing-masing saat mereka menginjaki dunia mahasiswa. Kali ini bukan hanya Icha atau Nay yang menemukan c...