37 - Unpredictable Surprice

269 23 1
                                    

Selama tiga bulan ini Nay terus menunggu kedatangan Redha pacarnya yang katanya akan pulang saat liburan akhir tahun ini. Menjalin hubungan LDR memang sulit Nay jalani tapi itu harus.

Ditambah selama tiga bulan ini mereka tidak ada komunikasi sama sekali membuat Nay terkadang ragu sesekali juga khawatir pada keadaan Redha disana. Apakah baik-baik saja? Apakah perasaan Redha masih sama padanya? Ah, banyak sekali yang Nay pikirkan saat Redha jauh darinya dan satu lagi walaupun Redha jauh darinya Nay tetap menjaga hatinya hanya untuk Redha seorang.

Bagaimana pun saat para senior berusaha merayunya bahkan pernah beberapa kali ada senior yang menyatakan cinta pada Nay namun, Nay menolak dengan halus dan langsung menghindar saja dari senior itu.

Beberapa hari menjelang natal Nay masih terus menunggu bahkan Nay setiap malamnya selalu bermimpi Redha pulang dan menemuinya makanya Nay selalu menunggu dan menunggu.

Pernah beberapa kali juga Nay merasa Redha menelponnya padahal layar handphone nya saja tidak menyala membuat Nay jadi hampir gila karena kehilangan kabar dari Redha selama tiga bulanan ini.

Di senin pagi yang cerah alarm dari handphone Nay terus berbunyi membuat Nay bising sendiri namun, tetap saja ia harus bangun karena pagi ini ia ada kuliah pagi.

"Princess wake up waktunya kuliah... Princess wake up waktunya kuliah" bunyi alarm Nay

Nay mengucek matanya sambil mematikan alarmnya itu. "Bawel! Berisik banget sih pagi-pagi" omel Nay kesal sambil meletakkan handphone nya diatas nakas

"Princess jangan lupa mata kuliah hari ini Bahasa Jerman dan Pengantar Akutansi... Semangat princess" bunyi alarm Nay lainnya

Nay menutup keduanya telinga karena alarm yang diberikan Angga padanya ini benar-benar mengganggunya. "Errghhh! Iya bawel iya" kesal Nay langsung mengambil handuknya dan masuk ke kamar mandi

30 menit kemudian Nay sudah berpakaian kemeja putih rapi dan celana jeans panjang hitamnya.

Walaupun sebenarnya seorang MABA tidak boleh memakai celana jeans saat hari wajib seperti Senin dan Kamis, Nay tetap memakainya karena Nay bosan memakai rok hitamnya itu.

Nay membawa tas ranselnya keluar dan kamarnya dan duduk di kursi ruang makan.

"Pagi Ma, Pa" sapa Nay

"Pagi sayang" sapa Anna dan Iqbal

Nay meneguk dengan malas susu cokelatnya itu dan mengunyah roti cokelatnya.

Tiinnn tiinnn....
Suara klakson motor Dwi abang angkat Nay membuat Nay kesal sendiri jadinya karena mengganggu sarapannya saja.

"Sabar keleusss" teriak Nay

"Cepetan dek... Abang sekalian mau ke kampus nih... Ada bimbingan dosen" teriak Dwi

"Kemarin loe juga bimbingan hari ini bimbingan lagi... Emang berapa kali sih bimbingan itu?" kesal Nay sambil menggigit roti cokelatnya dan memakai tas ranselnya

"Sampe skripsi loe kelar ntar loe rasain deh kalo udah semester 7 bleeekk... Tepar tepar dah lu" kesal Dwi

"Pa, Ma... Nay pergi dulu daahh" pamit Nay menyalami Papa dan Mamanya

"Hati-hati sayang" pesan Anna

"Ok bos" sahut Nay sambil berlari menghampiri Dwi abang angkatnya itu

Zidane Dwi Pramana adalah abang angkat Nay dari Nay sejak bayi dulu itu karena orang tua Dwi dan Nay adalah sahabat dekat jadi karena orang tua Dwi tidak punya anak perempuan jadilah Nay anak angkat mereka juga.

Love In Andromeda <Selesai>Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang